Achilles adalah Aristos Achaion, prajurit terhebat di seluruh Yunani. Gerakannya cepat, akurat, dan dia mampu membunuh musuh bahkan sebelum tarikan napas kedua mereka. Dialah yang menumpahkan darah pertamakali dalam perang Troya tanpa terluka, membuka perang dan merebut nyawa musuh-musuh mereka.
Achilles luar biasa hebat, dan nyaris disembah sebagai pembawa kemenangan absolut bagi seluruh pasukan.
Mungkin Patroclus juga layak diberi gelar yang setara dengan Aristos Achaion. Bukan Aristos Achaion di medan perang, namun Aristos Achaion di tenda medis.
Gerakannya cepat, akurat, dan dia mampu mengobati prajurit bahkan sebelum tarikan napas kedua mereka. Dialah yang menumpahkan darah pertamakali di atas meja operasi tanpa infeksi, menyelamatkan nyawa pangeran-pangeran dan prajurit-prajurit yang terluka.
Dia hebat. Mungkin tidak ada yang menyembahnya, namun tidak ada yang menyangkal bahwa Patroclus adalah dokter bedah yang luar biasa.
"Aku hanya belajar selama empat tahun pada Chiron," Patroclus mengklarifikasi setiap kali Machaon—kepala tenda medis—memuji. "Aku masih butuh banyak belajar."
Machaon hanya mengangkat bahu. Dia tahu Patroclus tidak suka dipuji. Dia memang kikuk, pemalu, dan memang lebih sering diejek daripada dipuji.
.
Di tenda medis, Patroclus biasa menghabiskan waktu luangnya mengorganisir obat-obatan tradisional di dalam botol-botol kaca. Tanpa label apa-apa, dia mampu menghafal nama dan fungsi semuanya.
Serbuk daun seribu untuk membekukan darah, getah popi dan willow untuk obat bius, bawang putih dan madu untuk mencegah infeksi, lilin lebah untuk membalut luka, alkohol hasil fermentasi untuk antiseptik, dan serbuk kapur untuk desinfektan.
Dialah yang menerapkan agar pisau operasi dan kain perban didesinfeksi sebelum dipakai, dan kulit pasien diberi antiseptik sebelum dirobek. Dia juga membusukkan beberapa roti gandum untuk pengobatan. Jamur penisilium pada roti busuk adalah antibiotik alami yang bisa menyelamatkan prajurit yang terlanjur terinfeksi.
Bahkan Patroclus meracik obat-obatannya sendiri, mulai dari obat batuk dari akar rumput wangi, hingga obat bius dengan dosis yang tepat—efektif untuk membuat mati rasa, namun tidak merusak otak dan menyebabkan kecanduan.
Beberapa botol obat dan pisau-pisau operasi dia ikatkan di sabuk, efisien untuk dipakai kapan saja.
Dia mulai melakukan itu sejak beberapa pasien mulai—secara spesifik—meminta agar mereka diobati oleh Patroclus saja.
Machaon adalah dokter senior yang hebat, namun Patroclus lebih banyak dicari. Ada sesuatu dari dirinya yang membuatnya lebih disukai para pasien. Mungkin efisiensinya, mungkin kecepatannya, mungkin pelayanannya.
Mungkin juga karena dia memang Aristos Achaion-nya pasukan medis.
Perang Troya sudah berlangsung nyaris lima tahun, dan prajurit yang terluka semakin banyak. Bahkan Machaon sendiri mengucap syukur kepada Dewa-Dewi karena mereka mengizinkan dokter secemerlang Patroclus untuk bergabung dengan pasukan medisnya.
.
Sore ini, seorang budak wanita datang dipapah dua temannya.
Dia mengenakan pakaian lusuh kedodoran, bekas pakaian prajurit laki-laki yang dimodifikasi seadanya. Tidak ada tanda-tanda luka luar atau tanda-tanda dia akan melahirkan. Namun budak wanita itu meringis kesakitan, bahkan tidak mampu berdiri.
"Masuklah," Patroclus membantu meraih tubuhnya, dan menaikkannya ke tempat tidur terdekat, "apa yang terjadi?"
Wanita itu tidak menjawab. Dia memalingkan wajah. Dua temannya terlihat ragu-ragu menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Patroclus X Achilles
FanfictionFanfiction dari Novel The Song of Achilles. 1 chapter 1 cerpen. Kisah cinta sang prajurit Yunani terkuat dan pangeran buangan yang menjadi petugas medis medan perang. 18+