Jadi, Achilles Punya Istri?

103 14 3
                                    


Hubungan Achilles dan Patroclus bukan lagi rahasia.

Prajurit dan para Raja sudah mengetahuinya. Patroclus menebak, banyak di antara mereka yang jijik dan tidak terima. Mereka hanya segan mengatakannya karena takut kepada Achilles.

Satu-satunya orang yang menerima hubungan mereka dengan hati benar-benar terbuka adalah Briseis. Budak wanita dari Anatolia yang diambil Achilles di awal perang Troya. Kini Briseis menjadi pelayan untuk pasukan Myrmidon.

Berbeda dengan budak-budak pasukan lain yang dibagi-bagikan bagai barang dan diperkosa tanpa ampun, budak-budak wanita di pasukan Myrmidon diperlakukan dengan baik. Mereka diayomi dan dinikahkan secara baik-baik dengan anggota pasukan yang mereka sukai.

Briseis adalah satu-satunya yang tidak menikah.

Dia pernah menyatakan cinta kepada Patroclus, tapi Patroclus menolaknya. Bukan penolakan verbal, namun sudah cukup menunjukkan bahwa Patroclus memang tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita.

Briseis tidak marah ataupun kecewa. Dia menerima penolakan itu, dan tetap bersikap biasa. Kini, Patroclus dan Briseis masih bersahabat dekat, bahkan nyaris seperti saudara. Mereka tidak lagi canggung untuk bersentuhan dan berbicara apa saja. Briseis masih merasa nyaman di sisi Patroclus, dan Patroclus juga terlihat merasakan hal yang sama.

.

Suatu sore, mereka duduk bersama di tebing pantai. Mereka baru saja mencari tumbuhan obat di hutan berdua. Setelah makan siang bersama, keduanya saling memandang dengan mata hangat. Saling menggenggam tangan dan bercanda.

"Katakan," kata Briseis suatu kali, "apakah kau memang tidak menyukai wanita?"

"Aku menyukaimu," Patroclus menjawab.

"Bukan, maksudku, apakah kau berhasrat kepada wanita?"

Patroclus melirik ke arah lain sebentar. Senyumnya menghilang. Dia terlihat sedang mengingat-ingat masa yang amat jauh.

"Aku pernah bercinta dengan wanita," jawabnya pelan.

Briseis membulatkan mata seketika. "Kau pernah bercinta dengan wanita?" dia kaget, "kapan?"

Ada sebuah sengatan di jantung Patroclus. Ya, dia memang pernah meniduri seorang wanita. Wanita yang menjadi mimpi buruknya. Wanita itu berwajah cantik, Patroclus masih ingat. Alisnya melengkung tegas, dan kulitnya sangat indah.

Patroclus sudah lupa kenikmatannya, tapi dia masih ingat rasa bersalah besar yang menyengat dadanya setelah mereka bergumul di kasur kelabu itu. Kasur kelabu di balik dinding kelabu di sebuah kerajaan yang juga kelabu.

Briseis terlihat menyimak, menunggu Patroclus untuk menceritakan lebih jauh. Namun, Patroclus tidak yakin dia ingin menceritakan yang ini. Sayangnya, Patroclus tidak tega melihat Briseis menunggunya.

"Oh, demi Dewa-Dewi," desahnya, "baiklah akan kuceritakan, tapi rahasiakan ini dari siapapun, ya?"

Briseis penasaran, "Apakah Tuan Achilles tahu kau pernah tidur dengan wanita itu?"

"Tidak. Achilles tidak tahu."

Briseis kaget. "Kau berselingkuh dari Tuan Achilles?"

Patroclus mendesah lagi. "Kami berdua berselingkuh dari Achilles."

Briseis tidak paham. Namun dari wajah Patroclus, dia tahu bahwa cerita ini bukan cerita yang menyenangkan. Sebuah cerita sedih. Sangat sedih.

.

Suara Patroclus bervolume kecil, nyaris dikalahkan ombak.

"Aku... aku bercinta dengan istri Achilles."

Diary Patroclus X AchillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang