lima (cowok aneh)

1 0 0
                                    


Cinta memang datang secara aneh dan tiba-tiba

Aku terbangun ketika suara dering ponsel ku terdengar begitu nyaring. Dengan mata yang masih terpejam aku mencoba meraba sekitar untuk mencari keberadaan ponsel ku itu.

Ketika aku menemukannya, Luka di siku ku belum kering ketika aku baru saja menggesekkan nya ke meja sofa, ya aku tertidur si sofa sejak siang tadi.

"Aww...shh! "

Aku meringis merasakan luka ku yang begitu perih, dengan kesadaran penuh aku kemudian duduk dan melihat siapa yang menelpon ku tadi.

1 Missed call from Bumi angaksa

Bumi? Ada apa laki-laki itu menelpon ku. Belum sempat aku menelpon balik, panggilan kembali masuk.

Halo?

Saya sudah di depan

Depan?  Maksudnya?

Kamu menyuruh saya kesini kan?

Astaga! Aku menepuk jidat, kenapa aku jadi linglung begini, padahal aku yang menyuruh nya kesini. Tapi aku kan baru bangun tidur, jadi wajar!

Lo bisa langsung masuk ga? Gue di depan pintu kok, kaki gue sakit buat jalan.

Tut!

Aku mendengus kasar ketika panggilan itu di matikan. Entah laki-laki itu akan menuruti perintah ku atau tidak.

Tapi kemudian pintu utama rumah ini di buka begitu saja oleh seseorang yang sudah di pastikan laki-laki yang baru saja mematikan panggilan ku.

Laki-laki itu berjalan ke arahku ketika aku menginstruksikan kepada nya untuk mendekat.

"Silahkan duduk, maaf karena kaki gue masih sakit buat jalan."

Wajah Bumi kemudian berubah menjadi sedikit bersalah, "Maafkan saya, bagaimana keadaan mu? "

Aku tau makna maaf itu, jadi aku hanya mengangguk saja. "Seperti yang lo lihat?"

"Ibu iraaaa!"

Aku kemudian sedikit berteriak untuk memanggil bu ira, Dia adalah asisten rumah tangga keluarga ku, bu ira ini sudah mengasuh ku sejak aku masih bayi.

"Buat minuman ya bu, buat tamu zavi." Ucapku setelah bu ira ada di hadapan ku.

Aku tidak bertanya dulu kepada bumi apa yang ingin laki-laki itu minum. Karena aku yakin bumi adalah tipe yang akan menjawab terserah, apa saja. Bukan sok tau tapi aku yakin sekali 1000 persen itu lah bumi.

"Oh iya, mama di mana ya Bi?"

"Ibu belum pulang non, coba non hubungi saja."

Aku hanya mengangguk, bu ira sudah pergi. Laki-laki yang duduk di hadapan ku itu hanya diam saja sembari menatapku dengan pandangan yang tidak bisa aku tebak. Entah apa yang sedang di pikiran nya.

"Sorry ya ganggu waktu lo, gue gatau kenapa mama gue nyuruh lo kesini." Ucapku memulai pembicaraan.

"Tidak apa-apa."

BUMI ANGKASA ARIESTYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang