tujuh (teman?)

3 0 0
                                    

Cinta di mulai dari perkenalan, kemudian jadi teman, dan akhirnya menaruh perasaan.
.
.

Entah kenapa kejadian hari ini berputar terus di kepala, bahkan sampai pelajaran hampir berakhir pun aku masih memikirkan nya.

Aku memikirkan yang terjadi kepada diriku sebenarnya. Entah apa yang terjadi, perasaan ku jadi aneh setiap kali berinteraksi dengan laki-laki itu.

Padahal jika di pikir-pikir aku memiliki banyak teman laki-laki, dan aku juga sudah sering berinteraksi dengan mereka, tapi entah kenapa rasanya biasa saja.

Tanpa ingin memikirkan nya lagi, aku kembali fokus kepada tugas tambahan yang  diberikan oleh bu sena. Ya tentu saja akibat terlambat mengikuti kelasnya.

Aku Menggerutu frustasi ketika melihat soal itu, materi ini sungguh tidak aku fahami. Bu sena benar-benar tahu cara menghukum diriku dengan cara seperti ini.

"Ish, pake rumus apaan sih."

Aku mencoba menuliskan beberapa rumus yang aku tau pada kertas coretan, tapi hasilnya nihil, semua rumus itu tidak berguna.

Aku mencolek aquila di depanku, gadis itu sedang asik membuat trend TikTok.

Saat ini keadaan kelas memang sedikit ramai. Pelajaran terakhir seharusnya di isi oleh Bu Wati, tapi di karenakan beliau sedang ada keperluan, jadinya kelas kosong.

Dan aku berniat mengerjakan tugas dari Bu sena sekarang. Jika dikerjakan pulang sekolah, aku yakin tidak sempat mengerjakannya.

Aquila menoleh, menaikkan kedua alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

"Plis bantuin gue, ini gimana sih cara ngerjainnya?"

Aquila terlihat menatapku heran, aku balas tatapan herannya itu dengan geplakan di punggung lebarnya itu.

"Gue nanya bego, bukan minta di liatin kaya gitu."

"Lo waras nanya begituan sama gue Hah? Nilai Matematika gue aja remed tuh."

Aquila menyerahkan kertas ujian matematikanya kepadaku, di atas nya terdapat angka 10 yang di tulis menggunakan tinta merah.

"Yaudah sih, lagian lo tumbenan amat rajin ngerjain tuh tugas, biasanya juga lo kasih ke si abdi."

Abdi adalah laki-laki pintar dan culun di kelas ku, aku terkadang memanfatkan kepintarannya itu untuk membantuku mengerjakan tugas. Tidak semata-mata aku suruh sebenarnya. Aku biasanya membayar untuk setiap tugas yang ia kerjakan.

Ya mau bagaimana lagi? Aku tidak pandai dalam pelajaran. Ya lagian dari pada Abdi menyimpan kepintarannya itu untuk dirinya sendiri, lebih baik untuk menghasilkan uang kan?

Tapi sepertinya hari ini aku tidak ingin merepotkan laki-laki itu, walapun aku tau jika aku memintanya tanpa bayaran pun Abdi akan langsung menurut. aku tidak tega dengan keadaan laki-laki itu yang sedang sakit.

Aku mengerang frustasi, jika saja hari ini Amora tidak absen, sudah sedari tadi tugas ini selesai.

Amora hari ini tidak bisa hadir di karenakan menemani ibunya yang sedang sakit, mengetahuinya aku tidak jadi kesal.

BUMI ANGKASA ARIESTYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang