00.

3 0 0
                                    

Prolog.

Aku Zaviera Aluna. Aku masih seorang gadis remaja, ah dulu maksudnya. Dulu saat diriku masih SMA. Sama seperti remaja umumnya, hidupku juga tidak jauh-jauh tentang masalah keluarga, sahabat dan tentu saja cinta.

Tahun ini aku genap 24 tahun. Hidup ku juga sederhana, aku hanya seorang gadis yang tanpa di sengaja di sukai banyak laki-laki.

Tapi di benci kaum hawa. Haha

Tuhan itu adil. Setiap kelebihan pasti ada kekurangan.

Aku tidak menanggap diriku sempurna.  Sejatinya aku hanya remaja yang masih banyak kekurangan-kekurangan.

Tapi kelebihan di fisik ku kadang membuat orang lain menganggap diriku Maruk. Keharmonisan keluarga ku kadang membuat orang lain iri. Lingkungan dan sekitar ku bisa di bilang sempurna dan itu juga yang menjadi tolak ukur mereka memandangku.

Aku tidak pernah meminta di lahirkan seperti ini, aku tidak pernah meminta memiliki orang tua yang luar biasa. Aku hanya tanpa sengaja di lahirkan dengan sedikit sempurna.

Sampai aku bertemu dengan dia. Sosok laki-laki hebat yang mampu mengajariku beribu luka, yang mampu mengajariku tentang kehidupan yang sebenarnya.

Dia. Laki-laki yang bisa di bilang jauh dari tipe ku, jauh dari semua laki-laki yang pernah dekat dengan ku. Dan bisa di bilang kehidupan kami berbeda 180°.

Aku dengan segala kepopuleran hingga semua warga sekolah tau siapa diriku. Dan dia hanya laki-laki biasa yang dia hidup atau tidak pun orang-orang tidak peduli.

Laki-laki kutu buku yang selalu nangkring di perpustakaan, tak banyak bicara, dan melakukan sesuatu selalu dengan otak. buku dan soal adalah makanan sehari-harinya. Dengan kacamata minus yang selalu nangkring di hidungnya itu menambahkan kesan kutu buku melekat dalam dirinya.

Sangat berbanding terbalik dengan diriku. Aku si hiperaktif, sedikit pecicilan, receh, dan malas tentunya. Jangankan membaca buku, melihat rumus saja sudah membuat kepalaku pusing.

Tapi satu hal yang paling aku benci darinya.

ia selalu menganggap hidup ini selalu tentang pencapaian. Dia bilang kamu tidak akan pernah berhasil ketika kamu stuck di satu tempat saja, dan pencapaian yang kamu dapat harus lebih dari sebelumnya, atau kamu akan selalu di sebut gagal'

Aku sempat termenung mendengar kalimat tersebut, sedikit merasa tersindir. sampai akhirnya aku tau arti di balik itu semua, sampai akhirnya aku sadar bagaimana Kalimat itu bisa dengan mulus terucap dari bibirnya, ya sekarang akhirnya aku tau.

Aku sempat kagum dengan dirinya, dengan cara dirinya menutupi luka itu. Luka yang bahkan dirinya sendiri tak tau harus dengan apa menyembuhkannya, selain dengan membiarkan hingga hilang dengan sendirinya, hilang terbawa waktu.

Aku kira dirinya hanya remaja biasa seperti ku, tapi ternyata aku salah, salah besar dalam menilai nya. Aku kira kehidupan yang dia alami sama saja seperti diriku, tapi nyatanya hidupnya jauh dari itu semua.

Tapi ada yang unik darinya.

Dia si laki-laki penyuka lollipop.

Aneh bukan? Di zaman sekarang masih ada laki-laki yang menyukai makanan perempuan tersebut, awalnya aku juga merasa aneh dengan kesukaan nya itu.

Tapi katanya lollipop adalah pemberian terakhir bunda, sebelum dia pergi, pergi jauh ketempat yang tidak bisa aku kunjungi Sekarang. Tapi secepatnya aku akan menyusulnya.

Aku akhirnya mengerti, bahwa hal yang kita anggap kecil ternyata begitu besar bagi sebagian orang.

.
.
.

Note:

Ini baru prolog, jadi nanti kisah ini akan di ceritakan oleh zaviera Aluna si tokoh utama kita. Semua dalam cerita ini adalah flashback kisah zaviera dan bumi saat masih SMA.  Nanti flashback akan berhenti ketika epilog.

Selamat membaca!!

Semoga suka:)






BUMI ANGKASA ARIESTYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang