Sudah sebulan Jaekyung keluar dari rumah sakit dan selama sebulan juga ia tidak melihat batang hidung Dooshik pulang ke apartemen bahkan hanya ada Seunghoo dan beberapa teman Dooshik lain nya yang datang hanya untuk mengambil baju atau barang pria itu, apa sekecewa itu Dooshik tidak ingin bertemu dengan nya? Apa dia benar-benar membenci bayi di kandungan nya.Jaekyung sedang membereskan beberapa baju dan barang nya ke kotak dan ke koper sendirian, besok adalah hari dimana ia harus mendatangi acara konfrensi pres untuk lengser atau pengsiun nya dia jadi atlet. Jaekyung sudah memikirkan ini matang - matang untuk meninggalkan dunia nya demi dunia yang baru bersama anak nya walaupun dia berharap Dooshik di sini menemani nya. Jaekyung terdiam memikirkan itu semua.
"Mau kemana?"
Tubuh Jaekyung menegang saat suara yang mungkin sebulan ini ia rindukan, yang selalu Jaekyung pikirkan tiap malam saat perut nya terasa nyeri atau saat dia mengalami ngidam orang hamil kebanyakan. Jaekyung berbalik perlahan, tanpa sadar bibir nya membentuk senyuman tipis.
"Kau.. Pulang."
Dooshik yang bertanya lebih dulu itu menatap wajah Jaekyung datar dan itu membuat hati Jaekyung sedikit nyeri di dada. Dooshik berjalan masuk lalu membuka jas kerja nya dan juga dasi yang melilit leher nya yang tampak sesak setelah itu ia menatap Jaekyung lagi yang tengah menatap nya.
"Dooshik aku..."
"Kalau kau meminta untuk bonding aku tak bisa melakukan nya. " Ucapan yang begitu datar itu memotong ucapan Jaekyung.
Suara itu terdengar bukan Dooshik sekali, Dooshik yang ia kenal selalu bersuara dengan godaan dan juga kata-kata konyol yang selalu ia keluarkan, tapi sekarang terlihat pria di hadapan nya ini bukan seperti yang ia kenal. Dooshik berjalan mendekat ke Jaekyung lalu mencengkram bahu Jaekyung dengan kuat membuat Jaekyung meringis kesakitan.
"Kau pikir, kau ingin membawa pergi anakku yang ada di perutmu itu hm?" Dooshik menatap Jaekyung tajam.
"T.. Tidak bukan begitu."
"LALU APA?!"
Jaekyung terkejut dengan bentakan Dooshik, ia menatao Dooshik takut melihat kedua mata itu tampak memerah menatap nyan tajam tetapi Jaekyung bisa melihat warna hitam di bawah mata Dooshik, apa Dooshik tidak cukup tidur? Jaekyung menunduk tak berani menatap wajah Dooshik lagi, untuk pertama kali nya ia takut dengan hanya bentakan seseorang.
"Katakan padaku Joo Jaekyung, apa kau memang tak suka dengan bayi itu sampai kau mau membunuh nya saat pertandingan." Ucapan Dooshik semakin menekan dan cengkraman semakin kuat.
"T.. Tidak shhh sakit, lepaskan dulu.." Ringisan Jaekyung memohon untuk melepaskan cengkraman itu.
Jaekyung meremat tangan nya kuat, ia harus kuat menghadapi Dooshik, air matanya kembali akan mengalir di pelupuk matanya, sialan dia telah jatuh ke dalam hati Dooshik. Jaekyung menatap wajah Dooshik lagi lalu menangkup pipi Dooshik dengan lembut.
"Maafkan aku, maaf. Jika aku tak melakukan itu, aku tak bisa bersama mu dan anak ini terus." Ujar Jaekyung, Dooshik menunduk dan ia kembali melanjutkan perkataan nya.
"Aku menyuruh mu menunggu ku, karena aku mau berhenti dari semua nya, aku hanya ingin dengan anak ini dan juga dirimu. Aku..."
Jaekyung terkejut saat sebuah air mata jatuh ke tangan nya lalu setelah nya Dooshik tampak mencium tangan Jaekyung dengan lembut dan itu berhasil membuat Jaekyung tak bisa menahan tangisan nya juga, dia ikut menangis memeluk tubuh Dooshik membawa kepala itu ke bahu nya.
"Anak kita baik-baik saja hiks, dia kuat. Maafkan aku jika aku ceroboh hiks... Tapi hanya itu satu-satu nya cara." Ujar Jaekyung sambil menangis.
Mereka berdua menangis bersama, Dooshik memeluk pinggang Jaekyung erat menenggelamkan wajah nya di ceruk leher itu. Ketakutan, kemarahan, kekesalan, dan kebahagian yang dia tampung jadi satu akhir nya lepas seketika, menangis dengan begitu keras di pelukan seseorang selain almarhuma ibunya. Setelah menghabiskan setengah jam saling menangis dan sekarang mereka berdua pindah di kasur dengan Dooshik merebahkan kepala nya di paha Jaekyung memeluk perut itu sambil terus mencium nya sedangkan Jaekyung mengelus lembut kepala itu.
"Dooshik." Panggil Jaekyung dan Dooshik hanya menjawab dengan dengungan.
"Besok aku ada konfresi pres untuk memberitahu kalau aku akan mundur dari dunia atlet setelah itu aku akan pindah ke rumah ibuku."
Dooshik mendongak menatap Jaekyung lalu bangun duduk berhadapan dengan Jaekyung.
"Aku juga ingin memberitahu." Ucap Dooshik, Jaekyung mengangguk siap mendengarkan sesuatu.
"Aku akan ke Jepang." Jaekyung agak terkejut mendengar nya tapi dia membiarkan Dooshik melanjutkan nya.
"Aku tak tahu kapan akan kembali, tetapi aku janji aku akan mengerjakan semua nya dengan cepat dan akan kembali sebelum persalinan anak kita." Dooshik memegang kedua tangan Jaekyung dengan lembut.
"Setelah itu, biarkan aku menjadi Ayah yang mapan untuk anak kita dan menjadi alpha mu seutuhnya." Setelah mengatakan itu Jaekyung tersenyum mengelus pipi Dooshik lembut.
"Aku menunggu mu, bukan hanya aku. Tetapi, anak kita juga." Dooshik tersenyum mendengar ucapan Jaekyung lalu memeluk omega nya itu dengan erat.
"Besok aku akan menemani mu ke konfrensi dan mengantar mu ke bandara. Kapan dan dimana?" Tanya Dooshik, Jaekyung membalas peluk Dooshik.
"Eum lusa ke Daegu." Jawab Jaekyung lalu setelah itu mereka melepaskan pelukan nya.
"Baiklah, intinya jangan pernah kita lost kontak oke?" Ujar Dooshik dan Jaekyung mengangguk
Mereka berdua pun tersenyum dan ini pertama kalinya untuk Jaekyung tersenyum begitu lembut dan penuh kebahagiaan, sudah tidak merasa takut tentang kejam nya dunia, sudah tak merasa takut bagaiamana dia hidup, karena dia tahu kalau Dooshik akan terus di sisi nya dan akan terus berada dalam hidup nya. Ntahlah, Jaekyung sangat yakin dengan semua itu, ia yakin Dooshik tidak akan pernah meninggalkan nya.
Mereka saling berpandang dengan perasaan sama yang begitu hangat hingga rembulan menyaksikan ketulusan hati yang saling mengingat salam sebuah belah bibir yang saling menari bersamaan.
~~~
"AKU MINTA MAAF!"
Jaekyung bersimpuh di depan banyak kamera dan pasangan mata di depan nya, dia berhasil menjelaskan semuanya hingga dirinya mengaku kalau dia omega dan akan segera menikah dengan seorang alpha bahkan Dooshik pun ikut bersimpuh di sebalah nya membuat Jaekyung terkejut tapi setelah nya tersenyum yang membuat orang-orang disana tampak sangat tertegun melihat senyuman yang begitu hangat dari Jaekyung yang terkenal dingin dan berhati kejam itu.
Setelah menyelesaikan konfresi pres, Dooshik sedang memenangkan Jaekyung yang masih menangis, gemas sekali di tatapan Dooshik. Dooshik memeluk Jaekyung erat mencium kepala itu dengan lembut.
"Kau hebat! Aku sangat bangga padamu." Dooshik menggoyang-goyangkan tubuh mereka berdua kanan kiri.
"Diam! Hiks.." Jaekyung melepaskan pelukan Dooshik lalu mengusap air matanya.
"Terima kasih ya Jaekyung. Yah lumayan tidak rela melengserkan mu begini, tapi jika kau ingin menjadi atlet lagi tempat ini akan selalu terbuka, hahaha." Ucap ketua, Jaekyung mengangguk sambil mengucapkan terimakasih.
"Hiks Hyung..." Potato juga sedari tadi menangis, Jaekyung menyuruh nya mendekat lalu ia merangkul tubuh potato.
"Kau harus bisa menggantikan aku! Oke?" Ujar Jaekyung memberikan Potato semangat yang dimana membuat tangisan potato semakin kuat.
"HUAAAA!! HYUNG."
Semua orang tertawa disana, tak lama Dooshik dan Jaekyung kembali ke apartemen untuk mengemasi barang yang belum tertata rapi untuk Jaekyung pulang ke Daegu sekalian Dooshik ingin bertemu dengan keluarga Jaekyung untuk meminta restu, astaga Dooshik tak sabar melepas masa lajang nya. Eh? Bukankah sekarang memang dia sudah melepasnya? Ah tak peduli, yang jelas Jaekyung terus menjadi milik nya.
Bersambung...
Vote & komen
Abaikan typo
KAMU SEDANG MEMBACA
fear of weakness (omegavers)
Randomkang dooshik seorang alpha dominan dia di ajak teman-teman nya untuk menonton sebuah pertandingan MMA Sparing yang katanya ada pegulat terkenal yang menang 2 tahun berturut-turut 'joo jaekyung' yang di juluki "si setan alpha" Hingga satu rahasia dar...