Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku hanya ingin hidup tenang tanpa kebisingan"
"Rencananya aku dan ibu ingin pindah ke Bandung" Lanjutnya
"Kenapa tiba-tiba sekali" Tanyaku
"Mama sudah lelah dengan sikap papa yang selalu semena-mena, maka memutuskan untuk pindah karna tidak ingin melihat papa dengan istri barunya"
"Apapun itu aku berharap semoga kalian semua bisa menemukan suasana baru disana dan melupakan kenangan pahit disini"
"Cyza aku pasti sangat merindukan mu, oh ya besok pesawat yang kami naiki adalah pesawat ACT airlines 206 "
Keesokan harinya
"Padahal baru kemarin malam kita menghabiskan waktu bersama dan sekarang kamu malah pergi" Ucap cyza
"Jangan memasang wajah sedih seperti itu dong, kita kan bisa vidio call nanti" Sahut jonea lalu memeluk cyza
Entah kenapa tiba-tiba perasaan cyza tidak enak tentang jonea, tetapi ia tepis mungkin hanya perasaan nya saja.
Lalu mereka pamit, karna pesawat yang mereka naiki akan segera lepas landas. Mereka semua berpelukan.
"Jujur sesaat sebelum masuk ke dalam pesawat usai melakukan pengecekan tiket, data diri dan menuju gerbang keberangkatan perasaan ku begitu takut" Gumam jonea lalu melirik ke arah ibu dan adiknya .
Pesawat yang kami tumpangi mulai masuk awan gelap, jarak pandang cuma beberapa meter. Kaca pesawat mulai basah oleh butiran air. Namun tiba-tiba petir menyampar, yang membuat mesin pesawat mengalami kebakaran karna kerusakan teknis.
Aku dan ibu saling berpelukan, sedangkan adikku mulai menangis karna takut. Hal yang membuat ku kuat adalah bahwa aku telah menyerah kan diri pada Tuhan sebelum memutuskan untuk mengikuti interview ini.
"Apapun yang terjadi itulah kehendak Tuhan" Ujar ibu tiba-tiba
