"Jeo, aku akan mulai bekerja. Kau duduk disini saja ya?"Felix sebenarnya masih ragu meninggalkan si rubah sendirian, tapi melihat wajah Jeongin yang tersenyum lebar itu hanya membuatnya menghela nafas.
"Fighting Hyung!"
Setelah memberikan satu anggukan Felix masuk ke ruang staff mengambil celemek nya juga alat kebersihan yang lain.
"Bocah hati-hati."
"Nee.."
Cafe di buka tepat saat makan siang, jadi wajar saja saat ini keadaannya begitu ramai jadi dengan sigap Felix membersihkan meja yang sekiranya sudah di tinggalkan pelanggan. Agar yang lain bisa duduk dengan tenang.
Walaupun pekerjaan nya hanya membersihkan meja-meja yg kotor, Felix senang karena bisa berjalan kesana dan kemari tidak seperti bagian staff cafe yang lain. Yang hanya diam di dalam ruangan terkecuali waitress tentu saja.
"Sebentar Nyonya, saya bersihkan dulu." Ucapnya sopan sebelum wanita itu duduk.
Setelah itu ia menuju meja yang lain.
Jeongin yang melihat kesibukan Felix menatap kasihan, karena belum bisa membantu Hyung manis nya itu.
Ting
Lonceng di atas pintu berbunyi, Hyunjin masuk kedalam cafe. Matanya tentu saja langsung menemukan sang adik yang duduk sendiri di tempatnya kemarin.
"Kau datang sendiri?"
"KAMCHAGI.."
"Yakk Hyunjin Hyung, aissh jantung ku sakit sekali."
Jeongin memegang dadanya dramatis, tapi untuk keterkejutan nya ia tidak berbohong.
Hyunjin tertawa puas, setelah mengusak kasar surai hitam itu. Ia berjalan menuju kasir, di cafe ini pelanggan lebih dulu memesan dan membayar jadi setelah mereka selesai tinggal meninggalkan cafe.
"Americano, tiramisu cake. Matcha juga macaron."
"Sebentar, eum totalnya $40 Tuan."
Hyunjin berikan kartu nya, hanya menunggu 5 menit untuk mengambil makanan nya. Hyunjin berjalan ke arah yang di tempati adiknya.
"Wahh Hyung, kau sangat peka ternyata."
Jeongin segera mengambil Matcha di atas nampan yang bahkan belum mencapai meja, membuat Hyunjin berdecak.
"Jika kau hanya duduk tanpa membeli apapun, sebaiknya keluar. Ada banyak orang yang ingin duduk dan menikmati makanan nya."
"Huuh, sok bijak sekali." Ucap Jeongin mulai menikmati minuman matcha nya.
Lagi, rasanya Hyunjin tidak bisa jika tidak menyentil gemas adiknya.
Keduanya saling mengobrol, Felix yang melihat Jeongin tengah bercengkrama dengan oranglain tersenyum senang. Padahal Jeongin bukan anak kecil, tapi ia takut pria itu kesepian jika di tinggalkan sendiri.
Syukurlah dia baik-baik saja.
Setelah memastikan nya, Felix kembali bekerja. Ia mendorong troly berisi sampah juga beberapa piring bekas kue.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Felix menyeka keringat di dahinya.
"Fey jam kerja mu sudah selesai, pulanglah!"
"Tapi, Heejin tidak masuk hari ini. Aku bisa melembur Hyung."
"Tidak, cepat bersiap pulang."
Felix yang baru saja akan kembali ke depan terhenti kala kerah bajunya di tarik, persis seperti anak kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave (HiF Season II)
Fanfictionorang bilang, jika ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi pria dengan surai hitam itu menyangkalnya. Hwang Hyunjin berusaha sekeras mungkin untuk menghindari perpisahan nya dengan pria manis dengan surai pirang yang hampir sebahu. Lee Felix.