Tubuh itu penuh keringat, Felix hanya bisa merintih kala perutnya terasa sakit. Seok-Jin tak henti memberikan suntikan di tangan kanan nya, "ini vitamin Felix." Ucapnya.
"Tolong, aku bisa mati. Ini menyakitkan." Felix meracau, tubuhnya mati rasa. Tapi perut nya seperti di gerus.
Dokter itu hanya menggelengkan kepalanya, "kau harus dalam kondisi subur, seperti wanita pada umumnya."
Sudah 3 hari berlalu, Felix hanya di beri nutrisi dari cairan infus. Tubuhnya benar-benar tak di biarkan mencerna makanan.
Mata Seok-Jin berbinar senang melihat perut Felix yang terus bergerak, seperti ada sesuatu yang meliuk-liuk di dalam sana.
"Ku pastikan sekali menjamah mu, Nam Joo akan langsung menjadi ayah. Kkkk.."
Felix menggeleng, ia tak menginginkan nya.
Hyunjin, tolong. Tolong aku.
Seok-Jin meraih cairan sperma nya yang di simpan di dalam botol kecil. Menunduk untuk memasukkan nya ke dalam anal Felix, "kita coba dengan milikku."
Felix kembali kehilangan kesadarannya, rasa sakit yang mendera tubuhnya benar-benar tak bisa ia tahan.
Seok-Jin mendongak kala tak mendengar lagi suara Felix, ia berjalan menutup kaca lab nya.
"Ayo cicipi sedikit tubuh mu." Ucapnya dengan wajah mesum.
Seok-Jin naik ke atas brankar, biarkan miliknya keluar dari dalam celana. Rasanya sudah lama sekali tak melakukan sex semenjak ia bekerja di bawah pimpinan Camora.
"Hhhn.."
"Sebenarnya kau cantik, hanya saja. Aku masih suka wanita, ngh."
Seok-Jin menggerakkan pinggulnya dengan pelan, bibirnya tersenyum kecil kala melihat tubuh Felix terhentak karena gerakannya.
"Nhh, heungh.."
Felix tersentak, matanya bergetar terkejut. Seok-Jin yang masih bergerak di atas tubuhnya tersenyum. "Menikmati nya, manis?"
Felix menggeleng, "t-tidak, lepaskan! Hiks.."
Felix menggigit bibirnya, tubuhnya gemetar. Tak biarkan desahan lolos dari bibirnya.
"Hha.. tak usah malu, kau bisa mendesah."
"Ahh.. disini hangat sekali." Racau Seok-Jin.
Suara kecipak kulit memenuhi ruangan, Felix menangis. Buat Seok-Jin semakin bersemangat mengejar pelepasan nya.
"Hha.. terima benih ku, ANGH!"
Felix mengeraskan rahangnya, kala rasakan gelombang pelepasan nya juga tiba. Tubuhya melengkung indah, naik dari atas brankar yang ia tempati.
Tatap mata Felix begitu kosong, kehangatan itu membuat nya jijik. Perutnya terasa penuh.
Seok-Jin segera melepaskan miliknya, wajah nya berseri. "Aku harus meracik obat agar janinnya cepat berkembang." Ucap Seok-Jin sembari meninggalkan Felix begitu saja.
"Kotor sekali, hahaha."
"Kenapa, kkk.."
Felix terkekeh, menangis meraung di dalam ruangan itu sendiri. Meluapkan semua emosinya yang selama ini ia tahan sekuat tenaga.
Mengutuk hidup nya yang begitu menyedihkan.
.
.Rino menatap Hyunjin yang masih sibuk dengan laptop nya, beberapa bawahan nya pun ikut mencari jejak Felix.
Cctv yang tertangkap hanya sampai Felix turun dari stasiun, setelah nya tak ada lagi yang terlihat.
"Hyun, kau harus istirahat." Ucapnya memegang bahu sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave (HiF Season II)
Fanfictionorang bilang, jika ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi pria dengan surai hitam itu menyangkalnya. Hwang Hyunjin berusaha sekeras mungkin untuk menghindari perpisahan nya dengan pria manis dengan surai pirang yang hampir sebahu. Lee Felix.