Bagian tujuh

103 20 0
                                    

Jeongin menatap bingung sang Kakak kedua nya yang masih berada di rumah, padahal setahu nya Hyunjin itu gila kerja. Ia baru saja keluar dari kamar, niat nya ingin bersantai.

"Hyung kau tidak bekerja?" Ucap Jeongin bingung.

Hyunjin yang sedang memakan waffle mengendikkan bahu acuh sembari mengangkat kaos nya.

Sang adik meringis kala melihat perut itu di lilit kasa, "eww.. Kau masih melakukannya Hyung? Yang benar saja."

"Lagipula menyenangkan menembak orang sampai mati, piuw." Ucap Hyunjin sembari mempraktekkan kan dengan jari tangan, matanya menutup sebelah seolah tengah membidik Jeongin.

"Huh, psikopat."

Keduanya melihat kearah tangga kala Rino turun, pria itu sudah berpakaian rapih. "Kalian senggang?"

"Aku kelas malam, Rino Hyung."

"Aku cuti."

Rino menggelengkan kepalanya, sepertinya hanya dia yang selalu sibuk setiap hari.

Baru saja akan kembali melangkah Rino mengurungkan niatnya. "Jeo, teman sebangku mu waktu itu. Siapa namanya?"

Jeongin menelan habis cemilan di mulutnya, "ada apa Hyung?"

"Mm, Yongbok Choi. Tapi aku suka memanggil nya Felix, katanya itu nama kecilnya."

Rino hanya mengangguk sekilas lalu kembali berjalan, "aku pulang terlambat, kalian bisa makan malam lebih dulu."

Hyunjin tersenyum kecil mendengar nya, entah kenapa kini otaknya sedang menyusun rencana menyenangkan.

"Hyung, hentikan wajah mesum mu! Seram sekali, tersenyum aneh seperti orang gila." Ucap Jeongin.

Hyunjin terkekeh kecil, lalu bangkit. "Ahh seperti nya aku sibuk. Kau di rumah saja sampai kelas nanti."

"Yak, aku mau main Hyung!"

Terlambat, Hyunjin sudah menarik jaketnya yang terlampir di sofa.

Jeongin hanya merenggut, ia membuka ponsel.

To: Felixie Hyung💞
Hyung kau sibuk?

10 menit berlalu, tak mendapatkan balasan Jeongin melempar ponselnya ke sofa. "Pasti sibuk, Felix Hyung kan harus bekerja."

.

.

.

Hyunjin mengendarai motornya memecah jalanan, ia masih ingat dengan jelas flat kecil itu.

Sengaja memarkirkan motornya agak jauh dari sana, takut jika ada yang menyadari.

Membobol pintu besi itu tak membutuhkan banyak effort bagi Hyunjin yang notabene nya seorang sniper juga hacker, apalagi pintu itu hanya di kunci biasa. Cukup dengan jepit rambut kecil, maka akan terbuka dengan leluasa.

Hyunjin memasuki flat kosong itu, aroma vanilla manis dari parfum Felix menyapa hidup mancung nya.

"Hhhaa.. aromanya manis sekali." Ucap Hyunjin senang, ia berkeliling melihat setiap sudut rumah itu.

Ada figura kecil di kamar yang kemarin ia tiduri, seorang wanita paruh baya yang di apit 2 anak kecil. Yang satu berambut hitam pekat dengan mata tajam, dan yang satu tentu sudah Hyunjin kenali.

"Kenapa dia hidup sendiri?"

Tak ingin berfikir, Hyunjin kembali menyimpan foto itu.

Ia merebahkan dirinya di kasur Felix, memeluk bantal itu erat sembari menghirup rakus aromanya. Hyunjin memejamkan matanya.

Leave (HiF Season II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang