Enchanted

19 3 0
                                    

(Disclaimer, in this part 70% will in Bahasa, and 30% will in English)

Your eyes whispered, "Have we met?"

'Cross the room your silhouette

Starts to make its way to me

The playful conversation starts

Counter all your quick remarks

Like passing notes in secrecy

Hahaha, something funny to me, can i share with you all my readers?

I don't know if you are interested or not, because this is something new memory for me, after i lost my memory :)

No, no, no, i don't get amnesia, but i decided to remove my memory, with drug and hypnotherapy. Yes, i was sick in 2021, and decided to get health and stay way from all, ya maybe next time, i will sharing to you. Love you readers.

Just like the lyrics, start were begin in here

Bytania, perpustakaan, hubungannya apa?

Well, saya menemukan tempat untuk bisa menjadi diri sendiri. Nyaman? Tentram? Tentu. Apa yang aku cari disana? Tapi kita tidak akan membahas itu.

Cerita kita takkan seperti di layar-layar kaca

Sebuah potongan lirik lagu yang bisa menggambarkan bagaimana sebenarnya hidup yang ada di kehidupan nyata bukan? Banyak orang berpikiran bahwa, apa yang terlihat di layar kaca adalah hal yang sebenarnya, tapi tidak kan? 

(well i recommend you guys to listen to the music, judulnya "Bercinta Lewat Kaca" because this song really fit on me)

Sama seperti perpustakaan, mungkin orang-orang tidak akan tertarik untuk mendatanginya, tapi tidak denganku. I love to stay there, but ketika aku merasa nyaman dengan suasananya, karena kenyamanan akan membuat kita berdiam diri tanpa harus mengingat waktu bukan?

Perpustakaan yang seperti apa? Apakah yang penuh dengan pendingin ruangan? Apakah yang penuh dengan buku? Atau apakah perpustakaan yang penuh dengan lawan jenis? I don't think so. For me, kenyamanan berawal dari rasa tidak suka. 

Hahaha, why? Aku tau yang kalian pikirkan

"Apa hubungannya? Kaitannya dimana? Tidak ada hubungannya"

Pertama kali, aku juga berpikiran seperti itu. Tapi tidak setiap saat akan sama seperti itu. First time, aku berpikiran bahwa perpustakaan itu tidak akan nyaman aku singgahi, tapi setelah aku masuk dan 'berbicara', aku mulai nyaman dan mencari tahu.

Dari luar, terlihat rapi sekali, tenang, modern, wangi, dan indah di mata orang-orang. Setelah aku masuk, pintu pertama masih rapi sekali, tertata rapi sekali, banyak history yang ingin aku gali lebih dalam. Keesokannya, masih sama, tapi tidak dengan hari berikutnya ketika aku membuka pintu kedua.  Dinding retak mulai terlihat, ketika tidak sengaja aku membuka pintu tersebut. Awalnya pintu itu dikunci, tapi aku tidak sengaja menemukan kuncinya tersembunyi di salah satu lorong di pintu pertama.

Di dalam pintu kedua, banyak sekali lampu tidak hidup, dinding retak yang seperti sehabis di tambal, buku-buku usang, rak patah, meja dan kursi berdebu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di dalam pintu kedua, banyak sekali lampu tidak hidup, dinding retak yang seperti sehabis di tambal, buku-buku usang, rak patah, meja dan kursi berdebu. Keinginan ku untuk membersihkan seketika memuncak, perlahan-lahan aku ambil sapu lidi dan aku bersihkan salah satu sisi ke sisi lainnya, tapi banyak hal tak terduga yang aku temui, salah satunya radio usang yang masih berfungsi dan sebuah pintu usang lagi yang gagangnya sudah usang, dengan adanya karat.

Perlahan, aku berjalan ke radio itu dan aku hidupkan, ternyata ada lagu indah yang tersembunyi di dalamnya. Seolah-olah aku sudah pernah mendengar lagunya, aku bertahan dan mulai nyaman memegang radio itu.

 Seolah-olah aku sudah pernah mendengar lagunya, aku bertahan dan mulai nyaman memegang radio itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Your eyes whispered, "Have we met?"

Ketika aku mendengar lagunya, aku coba untuk bernyanyi terlebih dahulu, mengikuti alunannya, sampai di titik aku tidak bisa mencapai nadanya, karena hari sudah malam. Aku simpan kembali radio itu, dan aku tutup pintunya. Besoknya aku pun kembali, dan bercerita kepada 3 sahabatku, aku menemukan sebuah tempat yang nyaman buatku, dan ditemani sebuah radio usang yang lagunya seperti aku kenali (seperti dejavu).

 Besoknya aku pun kembali, dan bercerita kepada 3 sahabatku, aku menemukan sebuah tempat yang nyaman buatku, dan ditemani sebuah radio usang yang lagunya seperti aku kenali (seperti dejavu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kembali, aku memutuskan untuk mendengarkan radio itu kembali dan mencoba membuka pintu ketiga. Tapi seperti awalnya, gagangnya rusak, aku pun hanya bisa membuka sedikit, tanpa bisa aku buka lebih dalam. Begitu saja, aku stuck disana. 

Sampai saat aku berusaha masuk kembali, 2 orang memaksaku berhenti, mereka adalah keluargaku yang melarangku, karena takut pintu itu semakin rusak. Ternyata mereka tahu, bahwa perpustakaan ini adalah tempat yang ingin aku singgahi seumur hidupku.

And it was enchanting to meet you

All I can say is, I was enchanted to meet you

Perpustakaan ini, membuatku ingin tinggal tapi ada yang menghalangiku. Tapi aku ingin belajar dan mempelajarinya lagi dan lagi. Aku nyaman disini.

This night is sparkling, don't you let it go

I'm wonderstruck, blushing all the way home

I'll spend forever wondering if you knew

I was enchanted to meet you

Ku ingat hari-hari setelah bertemu perpustakaan itu, aku selalu tersenyum di sela-sela sedihku. Hari-hariku mulai terasa tenang, mulai terasa damai kembali, mulai terasa berwarna kembali. Seperti yang ada di liriknya, I was enchanted to meet you. 

Tapi, disisi lain.

The lingering question kept me up

2 AM, who do you love?

I wonder 'til I'm wide awake

And now I'm pacing back and forth

Pikiran lain mulai muncul dan membuatku lumayan gelisah, aku bertanya-tanya kenapa pintu itu tidak bisa dibuka? Apakah banyak yang rusak disana, atau apakah ada lubang besar disana? Apakah ada barang berharga? Tidak tau, aku kacau.

Dan aku pun mulai berpikir, ketika 2 orang melarangku untuk lanjut, tapi disisi lain, ada orang yang mulai mendukungku, iya mereka sahabatku. Tidak semua, tapi ada. Sakit rasanya, ketika aku harus menjauh dan meninggalkan perpustakaan dan isinya. Karena aku sudah memilih dan ingin terus tinggal disana. Tapi can i?

Intuition?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang