Disappointed

16 2 0
                                    

Disclaimer ‼️
Cerita ini akan ditulis menggunakan bahasa Indonesia
Selamat membaca

***

"Sedikit waktu yang kau miliki,
Luangkan lah untukku,
Harap secepatnya datangi aku
S'kali ini ku mohon padamu
Ada yang ingin ku sampaikan
Sempatkanlah"

Langit mulai cerah, burung-burung kecil bersautan, cuaca dingin dan sejuk menjadi pegangan hidup di pagi hari, membuat terbangun di dinginnya pagi hari.

Pernahkah kamu merasa ketika bahwa kamu sudah siap menjalani hari, tapi selalu ada ketakutan di langkah pertamamu untuk menginjakkan kaki keluar. Takut ketika keluar, akan ada sejuta luka yang akan siap menerjang, meski itu hanya ketakutan sementara.

Pertanyaannya sekarang adalah
Pernahkan ada seseorang yang mengatakan bahwa, sesuatu yang kamu (diri kita) kagumi, itu ternyata mengatakan kepada seseorang ini bahwa kamu tidak berharga dimatanya/tidak dilihat olehnya/bahkan dia sudah mengetahui bahwa aku tidak menginginkan dikagumi/mengagumi sesuatu. Pernahkah?

Kalo aku pernah...

flashback on

Kin POV

"Ga mungkin ada orang yang suka sama cewek kayak lo, terlalu ekspresif, terlalu lebay, over, cantik engga juga, hitem lagi"

"Dih, jelek banget, menor banget tuh makeup lu, belajar makeup buat apa sih, mau jadi cabe?"

"Sok-sokan banget lu, orang tua lu pasti malu ngelahirin anak kayak lu, udah hitem jelek, beda banget sama orang tua lu, anak pungut ya jangan-jangan"

"Lu baik sih emang, tapi nyebelin, jadi ya dia deket sama lu cuma buat manfaatin lu aja, bukan karena dia... Blablabla"

Terbangun dari mimpi buruk dan lamunan yang selama ini menghantui, bukan salah satu hal yang baru. Setiap tahunnya, selalu hal yang sama terjadi dan terjadi lagi.

"Kin, jangan bengong lagi ya"
Kata seorang teman yang selalu menemani dan mendengarkan keluh kesah ku selama ini. "Dilawan ya, jangan diikuti alurnya" lanjutnya.

Mendengar semua orang, sesuatu hal yang disebut pekerjaan paling melelahkan. Menjadi orang yang terlihat baik-baik saja, menebarkan senyum dan sapa, bercengkrama dengan orang-orang, ini benar sangat melelahkan.

Apabila menjadi seseorang dengan kepribadian ambivert, meskipun terlihat ekstrovert, namun kenyataannya tidak.

Sebenarnya, aku ini pantas tidak untuk mendapatkan cinta dan dicintai?
Kenapa selalu setiap aku menyukai seseorang, aku selalu gagal dan bahkan membuat diriku kecewa akan diriku sendiri.

Notes ini selalu saja melewati beranda ku, setiap kapanpun aku mulai menyukai orang bahkan hanya dekat sebagai teman saja, notes ini selalu lewat.

flashback off

Saat ini, pikiran itu selalu saja muncul, sampai waktu bertemu dengannya, orang yang selalu ku tuliskan disini.

Sudah banyak yang bertanya, ini tentang apa, siapa dia, apakah kamu menyukainya?

Jawabannya, hanya ada satu jawaban, dan dia sendiri yang harus merasakannya.

Meskipun nanti ini terjawab, apakah yakin bahwa dia tidak akan mengecewakan? Apakah dia tidak akan menyakitimu? Apakah kamu akan egois kali ini?

Dan,

Bagaimana jika nanti, ternyata dia juga meninggalkan mu juga nantinya?

Takut.

Takut sekali.

***

Selasa, 23 April 2024, 18.35 WITA

Banyak orang mengatakan "buatlah kesibukan, maka semua ketakutanmu, semua kesedihanmu, dan semua hal yang membuatmu gelisah, akan hilang dengan sendirinya"

Tapi kenyataannya? Apakah benar akan hilang? Atau hanya sekedar bersembunyi di suatu titik yang hanya bisa diketahui oleh kita sendiri, dan jika dalam keadaan sepi, maka yang kita sembunyikan akan muncul kepermukaan kembali? Kurasa iya.

Karena aku pernah mengalaminya...

Malam ini di sebuah ruangan tempat menunggu pasien, tampak tenang tanpa ada kegaduhan dari orang di sekitarku. Hanya terdengar suara dari loud speaker memanggil bantuan untuk membantu merawat pasien terdengar memanggil-manggil. Ditengah panggilan itu, bersama dengan teman-teman yang bergabung bersama menunggu, mulailah terdengar percakapan.

Membicarakan diriku...

Bersama dengan dia...

Mereka mengatakan bahwa dia mengatakan kepada mereka bahwa aku mengganggunya, bahwa dia merasa terganggu akan kehadiranku. Padahal kami hanya berteman...

'Dia menyukaimu, tapi dia tidak mau denganmu, menurutku dia hanya gengsi, tapi gesturenya seperti dia terganggu akan hadirnya dirimu'

Apa maksudnya? Awalnya aku meyakinkan diriku bahwa mereka hanya ingin menjatuhkanku, tentu bergelut dengan batin dan logika sangatlah tidak mudah.

'kami berdua memang dekat, tentu karna kami pernah satu kelompok bersama, aku, dia dan tentunya perempuan itu juga pernah dekat, kami sekelompok dekat dengannya, jangan cemburu yaa, kami tidak bermaksud membuatmu cemburu'

Aku tidak cemburu. Mungkin sedikit, karena aku tidak bisa bersama disebelahnya, tapi itu tidak mengganguku pada awalnya. Sampai aku mengetahui, salah satu citcat dari mereka pada malam itu...

Pada awalnya, mereka mengatakan dirinya aneh, tidak cocok denganku, berbagai hal mereka coba yakinkan bahwa dia bukan orang yang baik untuk ku. Tapi logika dan batinku menolak itu semua. Aku lebih mengetahui dirinya lebih baik ketimbang mereka semua.

Aku, yang selalu berusaha mendukungnya, meski dia tidak tau. Yang setiap malam aku kirimkan doa, selain aku kirimkan doa untukku dan keluargaku...

"Dia mengatakan bahwa dirimu itu sudah mengetahui bahwa kalian tidak cocok untuk bersama, bahkan tidak ingin memiliki komitmen bersamamu, jangankan berkomitmen, sepertinya dia untuk dekat denganmu saja dia tidak mau"

Malam itu, tenang dan sepinya ruangan itu, berubah menjadi malam yang penuh pembicaraan tentangku dan dia. Mulai hari itu, aku merasa kecewa kepada diriku sendiri, kepadanya yang sebenarnya tidak ada apa apapun denganku.

***
Hari ini, 29 April 2024

Aku kecewa, karena aku tidak bisa menolong diriku sendiri melawan omongan mereka. Kecewa karena aku tidak bisa fokus kepada kepercayaan diriku sendiri. Aku kecewa padanya, ketika aku mendengar apa yang mereka sampaikan...

Padahal aku tau, bahwa itu tidak benar...

Sahabatku,
Bahkan orang tuaku, membela dia, bahwa dia tidak salah, tentu aku percaya mereka sebagai orang terdekatku. Aku merasa bersalah kepadanya.

Aku bertahan, demi diriku sendiri yang sudah berjanji untuk selalu menemani dia, meski dia tidak mengetahuinya, karena ini keputusanku.

Tapi aku kecewa, kenapa aku tidak bisa menepati itu untuk tidak mempercayai orang lain selain dia. Hanya pada saat itu.

1 hari, tapi merasa bersalah berhari-hari.

Bahkan hari ini, aku mendengarkan pembicaraan yang sama. Aku tidak mengetahui kenapa mereka seperti itu kepadaku. Bahkan sahabatku, merasakan hal yang sama setiap kami bersama.

Kami bersahabat, dan sahabatku selalu menyemangati ku bahwa aku dan dia pasti bisa melalui ini.

Walaupun kedekatan kami sebagai sahabat, sepertinya dianggap berlebihan oleh dia, hahaha

Meski begitu, aku tetap memilih dia, dan sahabatku selalu mendukungku... Kedua sahabatku, mereka selalu menyemangati ku, mengingatkan ku bahwa aku juga sama  berharganya dengan orang lain.

To be continue

Intuition?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang