Udara Segar (Buku Motivasi)

35. Pesan dari Kakak

Jadi Kakak itu enggak pernah semudah yang dibayangkan...

Apalagi jika itu adalah kakak perempuan dan dia adalah anak pertama. Bebannya itu, udah kayak bawa gunung keliling benua di punggungnya.

"Cih alay"

Shttt, jangan sampai ada yang ngomong begitu. Bayangkan aja kamu ada di posisi dia, yang harus selalu sabar menghadapi watak adik yang suka ngambekan, suka mancing emosi, juga suka sembarangan dan jarang merasa bersalah atau egois dan keras kepala.

Padahal adik yang salah, adik yang ngambek, tapi dia harus tahan perasaannya. Kakak hanya marah sesaat, untuk melampiaskan kekesalannya, tapi justru malah dia yang mendapatkan imbas bertubi-tubinya. Jika dia tidak marah, dia hanya akan bisa menekan perasaannya dan menangis tanpa suara di kamarnya saat semua orang tertidur.

Adik yang salah, orang tua yang kesal ikut memarahi kakaknya. Haa... Ini yang sering terjadi.

Padahal, jika orang tua kita mau bersikap bijaksana... Cukup marahi adik yang bersalah saja agar dia merasa jera. Orang tua kadang tidak pernah paham, dengan memarahi anaknya yang tidak bersalah, justru membuat anak yang bersalah merasa aman karena saat dia bersalah dia tidak sendirian ketika dimarahi. Sedangkan anak yang tak bersalah namun tetap dimarahi, membuat dia menjadi kesal dan sewaktu-waktu dia bisa menjadi bom waktu yang dibuat oleh orang tuanya sendiri.

Untuk kamu para kakak perempuan disana...
Aku kirim peluk jauh dan hangat yaa.

Teguhkan hatimu, kuatkan dirimu dan jaga selalu mentalmu dalam kondisi yang stabil.
Memang keadaan mu sangat tidak mudah. Tapi aku yakin kamu mampu dan bisa bertahan.

Sedikit lagi yaa..
Dan saat kamu sudah menjadi orang tua, jangan sampai apa yang kamu rasakan saat menjadi seorang anak, kamu turunkan kepada anak-anak mu. Putuskan rantai itu di dirimu, dan semoga... Cita-cita mu untuk memiliki keluarga yang saling mendukung, mencintai dan damai akan terwujud suatu hari nanti.

Sending hug for you...