Bos Tao Mendominasi Dunia Horor

Bab 29

Bos Tao Mendominasi Dunia Horor - Bab 29

Perkataan Wen Yi membuat wajah para pemain lain menjadi gelap, terutama ketiga pemain wanita, yang menatap Qing Li dengan kebencian di mata mereka.

Kedatangannya membuat salah satu pemain wanita tidak dapat menemukan pasangan, sehingga menyebabkan kegagalan misi.

Ucapan Wen Yi dengan mudah memicu permusuhan terhadap Qing Li.

Melihat ketegangan yang ada, bibir pria itu menegang dan membentuk seringai kecil.

Nomor 66, Huang Lina dengan wajah polosnya merasa canggung. Dia menyadari Wen Yi sangat tertarik pada Qing Li, yang membuatnya merasa terancam.

“Wen Yi, jika kamu memilihku, aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan,” katanya dengan malu-malu, menyandarkan tubuh lembutnya ke arah Wen Yi dan dengan lembut mengusapnya.

Di ruang siaran langsung yang menegangkan, pihak yang lemah berusaha untuk melekatkan diri mereka pada pihak yang kuat, dan banyak yang rela menawarkan diri.

Laki-laki tampan melekatkan diri pada wanita, dan perempuan tampan pada laki-laki, bahkan keterikatan sesama jenis bukanlah hal yang aneh.

Tindakan Huang Lina bukannya tidak pantas; semuanya dilakukan untuk bertahan hidup.

"Benar-benar?" Wen Yi menundukkan kepalanya, jari-jarinya yang ramping mengangkat dagu wanita itu, matanya yang seperti rubah dipenuhi dengan kasih sayang yang dalam, membuat seseorang ingin tenggelam di dalamnya.

Pipi Huang Lina memerah, dan dia tanpa sadar memikirkan kata-kata berdarah di dinding, berkata, “Untukmu, aku bersedia menawarkan segalanya, bahkan hidupku.”

“Gadis baik,” Wen Yi membelai bibirnya.

[Tidak mungkin, apakah gadis desa kita tidak memiliki laki-laki yang menginginkannya?]

[Haha, apakah orang-orang ini mengira gadis desa kita akan mati tanpa mereka? Dia bisa sendirian mengatasi ruang bawah tanah game.]

[Laki-laki hanya memperlambat kecepatan gadis desa kita dalam menggunakan kapak.]

[Nomor 14 ini, Wen Yi, menjijikkan, jelas-jelas mencoba membuat perpecahan antara gadis desa kita dan pemain wanita lainnya, ugh, brengsek.]

Penonton di ruang siaran langsung mengumpat dan mengumpat.

“Qing Li, apakah ada yang ingin kamu katakan?”

Wen Yi tidak langsung menanggapi Huang Lina. Pandangannya tertuju pada Qing Li, menunggu jawabannya.

“Saya hanya punya satu pertanyaan.”

Qing Li menguap, gaun tidur tipisnya sedikit terbuka di bagian leher, memperlihatkan lehernya yang ramping dan indah serta pesona malas alami di wajahnya yang tidak dirapikan.