Apabila ada kesamaan nama, tokoh, latar, dan scene itu semua murni ketidaksengajaan, bukan karena plagiat. Plis jadilah pembaca yang baik dan bijak. *
*
*
JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA INI🐣
°•°•°•°•°•°
"Aku cinta sama kamu, kamu mau kan jadi istri aku?"
Deg
Potek sudah hati seorang wanita yg melihat kejadian itu, bagaimana tidak? Jika laki-laki yang selama ini ia cintai malah melamar wanita lain? Apakah dirinya kurang pantas untuknya? Sampai laki-laki itu malah memilih sahabatnya daripada dirinya?.
"Maaf, tapi aku ngak bisa"
"Kenapa"
Kamu tau kan kalau sahabat aku itu cinta sama kamu?, Aku ngak mau buat persahabatan aku hancur hanya karena ini"
"Tapi kamu cinta juga kan sama aku?"
"Iya aku cinta sama kamu tapi aku rela korbankan perasaan aku agar persahabatan kita tidak hancur"
"Kamu ngapain pedulikan dia? Bahkan kamu lebih pentingkan persahabatan kamu daripada perasaan mu sendiri Fiya"
"Enggak aku tetap tidak mau! Aku menghargai perasaan sahabat aku. Jadi cukup kalau memang kamu cinta sama aku lebih baik kita sama-sama menghilangkan perasaan itu dan jika memang kita jodoh sejauh manapun pasti akan bertemu"
"Kalau itu keputusan kamu, aku akan berusaha membalas cinta sahabat kamu itu"
Seperti batu meteor yang menghantam hati mungilnya setelah mendengar ucapan dia. Apakah semudah itu dia bisa melupakannya?jika memang iya kalau begitu tidak ada yg bisa di harapkan lagi di antara mereka selain cuman persahabatan
Wanita yg tengah memperhatikan mereka berduapun merasa kecewa dengan laki-laki itu, kenapa tidak? Karena laki-laki itu mencintai sahabatnya sendiri, sedangkan dirinyalah yang berjuang mengapa seperti ini? Hubungan mereka sungguh rumit.
"Bagus kalau begitu belajar lah mencintai sahabat ku dan jangan dekati aku lagi"
"Oke,"
Tak lama kemudian wanita itu menghampiri mereka berdua dan langsung menampar keduanya secara bergantian, bagaimana tidak? Emosinya sudah memuncak tidak bisa di tahan
Plak
Plak
Mereka berdua terlonjak kaget, saat melihat siapa yang telah menampar mereka. Dan betapa terkejutnya saat melihat siapa sosok yang menampar mereka itu adalah Liya.
"Aku kecewa sama kamu kak"
"Hiks...hiks....hiks.... Kakak tau kan aku sayang sama kakak tapi kenapa kak? Kenapa?"
"Ini tidak seperti yang kamu lihat!"
"Tidak seperti yang aku lihat? Terus apa maksud kakak ha? Kakak melamar sahabat aku sendiri kak hiks...hiks...hiks...."
"Maafkan aku ya"
"Semudah itu kamu bilang maaf setelah kamu merebut apa yang aku sayang?"
"STOP LIYA, FIYA GAK SALAH!!"
"Bahkan kamu bentak aku kak dan kamu juga bela dia"
"Emangnya kenapa kalau aku membela dia? Fiya gadis yang aku sayang dan kamu siapa telah bersikap seperti itu?"
"Oke kak, kalau memang kakak tidak sayang sama aku, aku akan berusaha tidak cinta lagi sama kamu kak"
"Liya kamu jangan hapus rasa itu, kak Adam akan berusaha buat cinta sama kamu Liya jadi aku mohon bertahan yah?, Biar aku yang mundur"
"Kalau memang kamu ngak percaya sama aku kamu nanya aja sama kak Adam"
Liya menoleh kearah adam sorot matanya tidak henti-hentinya mengeluarkan buliran bening air mata, benar tadi memang Liya mendengarkan mereka tapi liya tidak mendengar soal adam yang akan berusaha mencintainya.
"Kak, apa benar yang di katakan fiya?"
Adam tetap diam rasanya Adam enggan menjawabnya namun dengan rasa bersalahnya kepada Liya diapun mengangguk.
Entah apa yang di rasakan Liya apakah itu senang?. Liya menoleh ke arah fiya, Liya tidak melihat pergerakan apapun dari fiya.
"Kamu puas sekarang dengan ini?"
"Maksud kakak?"
"Ah sudahlah lupakan saja"
"Jika memang Kakak mau berusaha mencintai ku apakah Kakak mau membuktikannya?"
Adam menaikkan satu alisnya merasa aneh dengan apa yang di katakan Liya, membuktikan? Dia harus membuktikan apa? Perasaan dia sudah membuktikannya dengan dia tadi mengangguk.
"Membuktikan apa?"
"Kakak lamar aku hari ini dengan fiya yang menjadi saksinya"
Fiya terlonjak kaget dengan ucapan liya entah mengapa hatinya sungguh sakit mendengar itu dia tidak bisa menahan air matanya lagi.
"KAMU UDAH GILA LIYA?..?!!"
"Kenapa? Kakak takut menyakiti hati fiya?. Itu berarti kakak tidak sungguh-sungguh kakak cuman mau menjadikanku pelampiasan"
Adam sudah di Liputi emosi setelah mendengar ucapan liya di benak bertanya bagaimana Liya bisa mengetahui kalau dia akan menjadikan Liya sebagai pelampiasan?
"Arghhhhhhhh, sial. Oke fine aku akan melamar kamu"
"Oke"
Sebelum Adam mengatakannya dia menatap sendu fiya.
Sedangkan Fiya yang di tatap tidak menghiraukannya dia tidak mau membuat keadaan semakin panas.
"Kak Adam!?"
"Aliyana ninggrita mau kah kamu menjadi istri sekaligus pendamping hidup ku?"
Fiya tidak bisa berkata-kata lagi dia hanya bisa melihat hal itu. Walaupun hatinya sakit tapi dia tidak bisa ngapa-ngapain lagi.
"Iya kak aku mau"
Hening beberapa saat namun fiya bersuara yg membuat Adam dan Liya melihat ke arahnya.
"Aku mau pulang dulu, kalian pulang bareng?"
"Enggak kita pulang masing-masing" sahut Adam
"Tapi kak, aku boleh nebeng ngak?"
"Aku kesini sama fiya jadi aku harus antar fiya sampai rumah"
"Enggak usah kak aku udah suruh supir ayah aku kesini buat jemput aku" Jawab fiya dengan senyum manisnya yang memperlihatkan ginsul nya.
"Kak Adam boleh ya?"
Adam menarik nafas panjang kemudian mengangguk karena apa yang bisa dia perbuat sekarang selain mengantar pulang Liya.
"Itu supir aku udah datang kalau begitu aku pamit assalamualaikum"
"Walaikumsalam hati-hati ya fiya" jawab adam
Dan pada akhirnya Fiya lebih memilih mengikhlaskan laki-laki yang ia cintai dalam diam selama ini. Walaupun ia tidak melakukan sesuatu atau dari kata-kata yang ia katakan yang bersangkutan dengan perasaannya kepada laki-laki itu. namun percaya atau tidaknya, Seorang Shafiya putri Syahira mencintai Adam Pradita dalam diam
*
*
*
°•°•°•°•°•°•°
HAI GAYS, GIMANA PROLOG NYA?
SEMOGA KALIAN BISA MENEMANI CERITA INI DARI PROLOG SAMPAI EPILOG YA GAYS YA
KAMU SEDANG MEMBACA
TASBIH PEMBAWA JODOH
De Todo"Tapi bolehkah aku memintanya ya Rabb? Bahkan saat diri Ku sendiri tahu bahwa aku masih jauh dari kata pantas untuk dirinya" {Muhammad Arsyaka alfarizqi} "Jangan menikah karena jatuh cinta tapi menikahlah Karena kam...