{16 TPJ}

175 12 0
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA INI SEPERTI BIASA 🐣

"engkau membenci seseorang hanya karena diduga telah terjerumus suatu perbuatan dosa, sedang engkau tidak membenci dirimu sendiri padahal engkau tau dirimu bertaburan dosa."

- coretanharianku

*

*

*

••°°••°°••°°••°°••

Keesokan harinya

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Abang" panggil gadis yang berpakaian syariah

"Walaikumsalam, masuk saja. Pintunya tidak di kunci"

Zani masuk ke dalam kamar abangnya itu. Saat masuk hal pertama yang ia lihat adalah Abang nya yang sedang bercermin sambil memakai kopiah.

"Abang tidak ke sekolah? Abang mau ngajar santri-santriwati dulu?" Tanya Zani

"Iya, kamu berangkat nya di antar Abi atau sopirnya umi ya"

"Yaudah deh, kalau gitu Zani turun dulu" kata Zani

"Zani, sebenarnya kamu ngapain ke sini?" Tanya Gus Arsya

"Oh iya lupa, Afwan bang. Sebenarnya umi nyuruh Zani buat manggil Abang ke bawah" ucap Zani sambil cengengesan sendiri

"Iya, entar Abang nyusul"

"Assalamualaikum gussssssssssss"

"Walaikumsalam"

Saat kepergian Zani. Gus Arsya tidak sengaja melihat tasbih yang ada di atas mejanya, dia jadi teringat kembali dengan Fiya. Perempuan yang sudah memikat hatinya saat pandangan pertama.

"Tunggu saya Untuk datang kerumahmu mengembalikan tasbih ini sekaligus mengkitbah Kamu" gumam Gus Arsya sambil menatap tasbih itu.

Gus Arsya langsung turun ke meja makan untuk sarapan.

"Kamu mau ngajar di pesantren Arsya?" Tanya Abi Khalid

"Iya bi, Arsya mungkin mau resign dari pekerjaan Arsya di sekolah itu"

"Loh? Kenapa?" Tanya umi Hanum

"Nanti siapa yang akan menjaga dan mengawasi Zani di sana kalau kamu mau resign"

"Gak papa kan umi kalau Arsya ngajar di pesantren saja?"

"Kamu tidak usah resign nduk, nanti habis sarapan kamu langsung jemput Abil di bandara ya" ucap Abi Khalid

"Abil sahabat Arsya kan bi? Abil udah lulus di Cairo?"

"Na'am nduk kemarin nak Abil mengabari Abi, katanya mau pulang hari ini"

"Nah, jadi kamu tidak usah resign ya?" Tanya umi Hanum

"Na'am umi, Zani sudah berangkat?"

"Sudah, di antar sama sopir umi"

MUHAMMAD RADEN ABILLAH. laki-laki yang tampan dan sering di panggil Abil ini di kenal dengan sebutan ustadz dingin. Ustadz Abil adalah sahabat Gus Arsya saat di pesantren.

Abil juga sudah di anggap seperti anak oleh umi Hanum. Karena orang tua Abil sudah meninggal saat Abil masih usia 10 tahun, jadi selama ini Abil tinggal di pesantren.

"Kalau gitu Arsya pamit jemput Abil dulu ya umi, bi, assalamualaikum"

"Walaikumsalam" jawab keduanya serempak

TASBIH PEMBAWA JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang