[7] perasaan yang menggelitik

990 128 4
                                    

Berpikir sejenak, Kim Dokja tersenyum puas lalu melipat beberapa kertas yang ia tulis dan memasukkannya kedalam bajunya yang masih cukup kotor.
"Baiklah, sudah diputuskan, aku akan membuat novel menyedihkan ini menjadi novel romantis yang indah," seru Kim Dokja semangat.











Kim Dokja berdiri dari kasur, setelah merenggangkan otot tubuhnya ia melangkahkan kaki jenjangnya yang indah menuju keluar ruangan. Ketika berada di depan pintu kayu yang lumayan usang itu menyiapkan mental dan menarik nafas dalam dan perlahan menghembuskannya. Ketika ia cukup tenang, Kim Dokja menarik kenop pintu kayu itu dan berjalan keluar.

"Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali, ya kan? " gumam Kim Dokja sebelum benar-benar menghilang dibalik pintu.








Menengok ke kiri kanan, Kim Dokja mencari sekelompok orang yang ia ketahui disekitar ruangan itu. Tapi nihil, hanya lorong kosong yang berada disekitar penglihatannya. Kembali melanjutkan perjalanannya, Kim Dokja berakhir di ruang makan yang kini di tempati dua orang yang ia kenali. Belum sempat ia melangkahkan kakinya. Terdengarlah suara bergemuruh dari dalam.

"Saya mohon Joonghyuk-ssi, saya benar-benar tidak ingin kembali." Suara Yoo Sangah yang dingin kembali terdengar.

"Walaupun begitu, ini adalah perintah kaisar dan itu tidak bisa dibantah."

Kim Dokja memutuskan untuk tetap diam di luar pintu sambil terus menguping. Dirinya merasakan kejadian ini sungguh diluar ekspektasinya, pertemuan yang seharusnya tidak pernah terjadi kini terjadi.

Yoo Joonghyuk yang seharusnya bersedih akan kematian sang adik Yoo Mia dan Yoo Sangah yang sejak awal tidak pernah diketahui keberadaannya. Kini saling bertatapan dan mendiskusikan sesuatu, membuat Kim Dokja mengkerutkan dahinya kesal.

Kim Dokja mendekat perlahan ke arah pintu, mencoba mendengarkan lebih jelas percakapan keduanya tetapi belum sempat mendekat, pintu tiba-tiba terbuka. Memperlihatkan Yoo Joonghyuk yang berdiri disana sambil membuka pintu dengan tatapan sama dinginnya ketika mereka masih berada di kamar Yoo Sangah.

"Apakah ini adalah sikap yang sopan dari pewaris Underworld?" Tanya Yoo Joonghyuk dengan intonasi dingin, membuat Kim Dokja menelan ludahnya gugup. Kim Dokja tersenyum lembut lalu berkata sambil sedikit memberi hormat.

"Tolong maafkan saya, saya tidak bermaksud untuk menguping tapi saya baru saja ingin mengetuk dan masuk," ucap Kim Dokja dengan sopan sebelum menundukkan kepalanya lagi ketika matanya bertemu dengan tatapan mata Yoo Sangah.

Yoo Joonghyuk diam dan berbalik kearah Yoo Sangah sambil berkata. "Apapun yang kau katakan, Yang Mulia kaisar mau bertemu denganmu dan hal itu sudah final," ucap Yoo Joonghyuk tegas lalu berbalik lagi dan melewati Kim Dokja sambil berdecak kesal saat melirik ke arahnya.

Membuat Kim Dokja yang jelas menyadari hal itu menatap kesal serta bingung ke arah Yoo Joonghyuk yang telah keluar dari ruangan. Setelah mengumpat dalam hati, Kim Dokja menoleh pada Yoo Sangah yang terlihat menahan tangisannya membuat Kim Dokja kembali mengumpat dalam hati tentang seberapa dinginnya Yoo Joonghyuk.

Setelah beberapa saat akhirnya Kim Dokja menghela nafas dan berjalan ke arah Yoo Sangah dan menepuk pundaknya pelan mencoba mendapatkan perhatiannya sedikit. Yoo Sangah sedikit terkejut lantas menoleh ke arah Kim Dokja yang tersenyum lembut padanya.

'Aku sungguh tidak bisa tahan melihat Yoo Sangah menjadi sesedih ini,' ucap lirih Kim Dokja dalam hatinya. Lalu tanpa disadarinya ia mengelus kepala Yoo Sangah dengan pelan, membuat Kim Dokja tersentak dan tersadar dari lamunannya diikuti Yoo Sangah yang terkejut mematung.

BRAK!

Tiba-tiba pintu terbuka kasar.

"Oppa!! Kami kemba- loh,? Unnie?" Ucap Yoo Mia. Saat masuk dan mendapati Kim Dokja dan Yoo Sangah yang saling membelakangi satu sama lain, bahkan kini wajah Kim Dokja sangat merah.

[BL] Our different worlds become one [omniscient reader's viewpoint]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang