"Pangeran?"
Suara lembut Shin Yoosung membuat Kim Dokja tersadar dari lamunannya. Sang pangeran menoleh ke ujung pintu masuk dengan senyuman kecil.
Dengan gelengan kepala, Kim Dokja tersenyum kearah Shin Yoosung dan dibalas anggukan oleh Shin Yoosung. Gadis kecil akhirnya meninggalkan Kim Dokja didalam perpustakaan pribadinya. Merasa hanya dirinya sendirian, wajahnya kembali datar dan menatap fokus pada buku yang kini ia baca.
'Tata krama seorang bangsawan yang anggun'
Judul buku yang sejak tadi Kim Dokja baca membuatnya berdiam diri didalam perpustakaannya berjam-jam, dengan senyuman pahit itu Kim Dokja menghela nafas panjang dan lelah. Dengan pasrah ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil terus mengeluh.
"Apa aku harus memperagakan seluruh tata krama itu? Bukankah itu untuk bangsawan wanita? Dan kenapa tidak ada tata krama untuk pria?!" Keluhnya, mengacak-acak rambutnya frustasi.
Belum selesai dengan beban pikirannya, Kim Dokja kembali melamun menatap keluar jendela yang 'gelap' malam hari tanpa akhir. Kim Dokja hanya memandang langit malam itu beberapa saat sebelum kembali menghela nafas, sambil memikirkan kembali tentang dua Minggu yang lalu.
"Maaf..."
"Maafkan aku..."
Suara Kim Dokja bergema, suara lembut yang terdengar begitu kelelahan. Membuat Kim Dokja sedikit membelalakkan matanya. Bukan dia, itu bukan dia.
Kim Dokja merasakannya, perasaan rindu yang begitu asing, perasaan yang menggelitik hatinya, perasaan yang seolah-olah diinginkannya. Membuat Kim Dokja tegang di antara pelukan Hades dan Persephone. Tanpa disadarinya, matanya berlinang air mata, membuat Kim Dokja memperlihatkan ekspresi bingung.
Dengan keadaan Kim Dokja yang kebingungan namun begitu menyedihkan, Hades memeluknya erat dengan Persephone yang menghapus air mata yang kini mengalir tanpa kendali.
'Apa ini perasaan Kim Dokja yang asli? Tapi kenapa.. tidak.. ini bukan perasaannya!' Kim Dokja semakin bingung dengan air matanya yang terus mengalir seperti anak kecil.
Ingatan aneh menusuk kepalanya, ingatan yang tidak pernah ia ketahui, ingatan yang ia-
"AKU BENCI KALIAN!"
"KALIAN HANYA ORANG TUA ANGKATKU!! KALIAN TIDAK BERHAK MEMBERIKU NASEHAT!!!"
"LEBIH BAIK AKU MATI DIBANDINGKAN HIDUP DENGAN ◼️◼️◼️◼️ SEPERTI KALIAN!!!"
"◼️◼️◼️◼️◼️◼️◼️!!!"
Perasaan benci, kesal, marah, perasaan yang menyelimuti pikirannya. Itu jelas sangat berbeda dengan apa yang kini dia rasakan. Kim Dokja masih terdiam, kepalanya sangat sakit. Ada sesuatu yang tidak benar.
"Kenapa kau meminta maaf...?"
Suara lembut Persephone menyadarkan Kim Dokja dari lamunannya. Dengan tangan yang lembut dan hangat kembali menyelimuti pipinya.
"Kau tidak salah, kami yang ceroboh... Seharusnya kami menemanimu waktu itu."
Tatapan lembut itu benar-benar membuat Kim Dokja merasakan sakit di dadanya. Perasaan rindu yang menghantamnya membuatnya terisak. Persephone hanya tersenyum lembut dan kembali menghapus air mata putranya itu.
Hades yang menyaksikannya hanya tersenyum tipis, menciptakan suasana yang hangat di dalam kastil yang dingin.
Beberapa saat setelah Kim Dokja akhirnya tenang, dengan keadaan yang terlihat lebih lemah ia hanya bisa terkekeh canggung serta malu di saat Hades menepuk pundaknya lembut dan Persephone yang terkekeh melihat wajah putranya yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Our different worlds become one [omniscient reader's viewpoint]
RomanceKim Dokja merupakan character yang berperan sebagai antagonis sialnya aku masuk ke tubuh orang tersebut. Sebuah karakter yang seharusnya TIDAK muncul di novel straight romantis dan fantasi, yang paling menyebalkan lagi dia terus mengganggu sang to...