Waktu berjalan dengan begitu cepat, saking cepatnya seolah-olah waktu mengalir dengan deras layaknya air terjun.
Keakraban antara ke-tiga orang tersebut kian membaik, Lee Gilyoung yang membuat candaan dan Mia membalas tak mau kalah dari Lee Gilyoung, sedangkan Shin Yoosung hanya bisa menghela nafas.
Kim Dokja hanya memperhatikan di dekat sel penjara dan kembali memperhatikan kondisi luar sel yang tampak begitu sepi.
"Sangat tertutup, aku jadi tak tau sudah berapa lama sejak kita diculik,"
"Ughhh, sungguh nasibku sangat sial, awal masuk ke dunia ini saja langsung di eksekusi bahkan diculik setelah bangun dari kematian."
Kim Dokja termenung memandang ke sel penjara itu, terlihat sangat kokoh. Ia mengetuk pelan selnya.
"Apa ini yang namanya sihir? Barusan saat masuk kesini sel ini tak ada, atau aku saja yang tidak memperhatikan?" gumam Kim Dokja.
Saat Kim Dokja mencoba memukul kuat sel penjara itu sekali, tetapi tindakannya itu dilihat oleh Mia, dan sesegera mungkin dihentikan oleh teriakan Mia.
"UNNIE JANGAN!" teriak Mia menghentikan Kim Dokja dari aksi memukulnya.
Kim Dokja terkejut dan refleks menghentikan tangannya dan sedikit meloncat mundur, Kim Dokja menoleh ke arah Mia.
"Sel penjaranya itu terbuat dari sihir! Itu tak akan berbahaya jika disentuh tapi akan bereaksi jika ada yang memukulnya, seolah-olah ingin menghancurkannya," Mia menjelaskan.
"...begitu ya... Terimakasih telah memperingatkanku, Mia." Kim Dokja tersenyum manis ke arah Mia.
"Hmm.. iya tidak masalah," Mia menjawab sambil tersenyum membalas senyuman Kim Dokja.
"Kau tau dari mana jika itu sihir? Apa sebelum kami datang kesini kau sudah mencobanya?" tanya Lee Gilyoung.
Mia menoleh ke arah Lee Gilyoung dan menggeleng, "Oppa-ku yang memberitahuku."
"Oppa-mu?" Serempak Shin Yoosung dan Lee Gilyoung.
Yoo Mia mengangguk, "Beberapa hari yang lalu oppa-ku sempat mengatakan bahwa beberapa hari yang akan datang, aku akan diculik dan mati karena mencoba menghancurkan sel penjara itu."
Shin Yoosung dan Lee Gilyoung tercengang, "A-apa oppa-mu seorang penerawang?" Tanya Lee Gilyoung.
"Bukan, oppa-ku hanya manusia biasa dengan ketampanan dan bakat bertarung yang luar biasa!" Mia menegaskan perkataannya dengan gaya yang sombong.
Membuat Lee Gilyoung memandangi Mia dengan tatapan geli dan tak percaya, sedangkan Shin Yoosung menatap Mia dengan tatapan berbinar.
Kim Dokja terkejut, dan Mia melanjutkan, "Aku awalnya tak begitu percaya, tapi karena perkataan oppa-ku yang mengatakan bahwa aku akan di culik itu benar," ia mengangguk kecil, "Karena itu aku sedikit tenang, mengingat kalau oppa-ku tahu kalau misalnya aku akan diculik dan dia pasti akan menyelamatkanku." Ujarnya, ia tersenyum.
"Hah? Bukankah lebih baik jika oppa-mu mencegah penculikanmu dari pada menyelamatkanmu disini?" Tanya Lee Gilyoung bingung.
Shin Yoosung sedikit tersentak dan melirik ke arah Mia, ekspresinya terlihat agak murung.
"Aku juga berpikir begitu.. tapi oppa-ku bersikeras bahwa kali ini pasti akan berbeda," suara Mia kian menjadi pelan di akhir ucapannya.
"Hah? Di novel tidak dijelaskan kalau misalnya Yoo Joonghyuk mampu menyelamatkannya, tapi yang paling penting apa maksud dari kata 'kali ini pasti berhasil?" Batin Kim Dokja seraya mengerutkan keningnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Our different worlds become one [omniscient reader's viewpoint]
RomansaKim Dokja merupakan character yang berperan sebagai antagonis sialnya aku masuk ke tubuh orang tersebut. Sebuah karakter yang seharusnya TIDAK muncul di novel straight romantis dan fantasi, yang paling menyebalkan lagi dia terus mengganggu sang to...