"Lepas!!"
Rengekan gadis itu dan bangkit dari paha Emuel setelah beberapa detik otaknya mulai bekerja dengan normal.
Kedua telapak tangan kekar Emuel meremas bongkahan pantat Rose yang padat, ekspresi Emuel tak pernah terhenti dari rasa kepuasan.
"Tidurlah, besok aku punya kejutan untukmu." Kata Emuel dan pergi meninggalkan Rose di kamar barunya, lebih tepatnya tahanan.
Sedangkan gadis itu masih tak percaya, bahwa ternyata pria bernama Emuel adalah pria psikopat. Rasanya Rose sudah benar-benar terlalu jauh sampai disini.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
Tyler sedang meminta uang tagihan bulanan di daerah Boston bersama Raymond dan Vince. Mereka mengelilingi satu persatu bar disana, seperti biasa, tak ada yang menolak, karena pilihannya hanyalah dua. Membayar atau di hancurkan.
"Pintar, seperti ini cara membayar tagihan yang tepat." Kata Raymond menepuk pundak pria tua kaya raya pemilik bar bernama Yisu orangnya sedikit kental dengan wajah china.
"Tyler, kabarnya gadis yang menjadi korban pemerkosaan itu telah bunuh diri." Ucap Yisu pelan pada mereka bertiga.
"Apa? Bunuh diri?" Ucap ketiga sahabat itu serentak.
Yisu berjalan menuju meja bartender dan mengambil beberapa kertas koran tentang berita gadis bunuh diri.
"Ini, aku sudah melihat semuanya."
Pria paruh baya itu memberikan berita koran nya, mereka bertiga memang membaca dan melihat, namun karena efek cahaya yang kurang terang, penglihatan mereka hanya fokus pada gambar saja.
Tyler hanya diam, di kepalanya penuh dengan rasa bersalah, sedangkan Ray dan Vince saling bertatapan mendengar berita yang sama sekali tak ia dengar.
"Aku akan mencari identitas korban beserta keluarganya, tenanglah, aku akan menemukan keluarganya dan meminta maaf." Perjelas Tyler dan tak lupa ber-terima kasih pada Yisu karena informasi tersebut.
Drt.. drt....
"Ada apa?"
Suara Tyler mengangkat panggilan suara dari Emuel.
"Jangan begitu, aku ingin mengajakmu pesta minum malam ini, kau boleh mengajak kedua teman mu yang tak berguna itu, tenanglah, ini bukan pertengkaran, mari bersenang-senang."
"Dimana? Aku juga ingin membunuhmu."
"Apartemen Pearl nomor 445, aku tunggu malam ini."
Sambungan telepon pun berhenti, Tyler masih tak merasakan keanehan disini.
"Siapa Er?" Tanya Raymond yang melihat ekspresi Tyler tak biasa.
Tyler mengajak kedua sahabatnya untuk keluar dari bar. "Emuel mengajak kita pesta minuman di Apartemen Pearl nomer 445, kita harus datang dan membawa pistol untuk berjaga-jaga." Bisik Tyler.
Di sisi lain.
Apartemen Pearl.
Emuel sudah bersama Matteo dan Jackson di nomor kamar 447, yang artinya mereka akan bersebelahan dengan nomor 445,446,447.
Matteo menggeleng tak percaya mendengar rencana Emuel, bahkan rencana yang hampir tak dilakukan oleh siapapun.
"Kau yakin melakukan ini El? Dia gadis baik, kau jangan terlalu menyiksa nya." Ucap Matteo dengan ekspresi bergidik mengerikan.
Jackson menyodorkan segelas air mineral dan menenangkan Emuel. "Aku tahu tentang dendam-mu bahwa adikmu di perkosa, tapi kuharap kau memikirkan ini sekali lagi."
Rasa amarah dan dendam buta sudah lekat di dalam amarah Emuel, dan tidak ada seorangpun yang bisa merubah itu.
Flashback.
Beberapa jam yang lalu, Emuel memesan sebuah tiga kamar di Apartemen Pearl untuk saling berdekatan dan paling atas, Emuel sudah membayar mahal untuk meminta melepas ruangan kedap suara yang hanya untuk tiga kamar tersebut, dan Emuel juga meminta bahwa antara tiga ruangan itu diberi ruangan agar saling terdeteksi suara satu sama lain.
Awalnya pemilik Apartemen Pearl tidak menyetujui itu, namun demi hasrat Emuel, pria itu berani membayar mahal 20x lipat dari harga penanganan dan resiko, dan tiga kamar itu tentu sudah di perkirakan matang oleh Emuel.
Flashback end
"Aku tidak akan berhenti Matteo, aku telah mempersiapkan semuanya dengan sempurna malam ini, kau hanya cukup mendengarkan saja. Dendam adikku harus di bayar dengan kesengsaraan nya." Ucap Emuel pergi dan memasuki kamar 446, Matteo dan Jackson hanya diam dan saling bertatapan.
Kamar 446.
Terikat, terbungkam di atas ranjang, itulah kondisi Rose saat ini dikamar 446.
Emuel mendekati gadis itu dan membuka lakban di mulutnya. "Aku tak perduli bagaimana nasibmu malam ini Rose, yang jelas hanya satu permintaan ku, tetaplah hidup." Bisik Emuel memasang kembali lakban di mulutnya dengan sedikit rasa tak tega dan mencium kening Rose.
Lalu pria itu berjalan memasuki kamar nomor 445 dan terlihat sudah banyak berbagai minuman alkohol disana, heroin, kokain dan beberapa obat penenang yang pasti di sukai oleh sekelompok pria-pria itu.
Sepertinya Emuel sudah memprediksi semua waktu dengan tepat, selang beberapa menit ketiga tamu undangan itu datang dan memasuki kamar 445.
Emuel seolah raja di tengah hutan, pria itu bahkan tak takut jika Tyler membawa senjata tajam atau semacamnya.
"Kita bertemu lagi.. Tyler, Raymond, Vince." Ucap Emuel mengangkat segelas cairan keemasan dan tersenyum.
Tyler terus menatap manik mata Emuel, Tyler melihat tak ada aba-aba untuk pembunuhan malam ini, begitupun Raymond dan Vince melihat sekeliling kamar tak ada tanda-tanda mencurigakan.
"Katakan saja apa maksud undangan ini?" Tanya Tyler menatap seisi meja sudah penuh dengan hidangan lezat.
Emuel tersenyum selagi cairan dalam gelas itu masih tersisa. "Apalagi jika bukan pesta? Bukankah kita harus menikmati hidup, sebelum antara aku atau kalian yang akan celaka lebih dulu."
"Ayo minum."
Ajak Emuel yang mencicipi seluruh hidangan di meja, menandakan bahwa minuman itu aman tidak beracun.
Ketiga teman itu saling bertatapan dan yakin bahwa tak ada apa-apa disana, mereka pun mulai meminum secara bergilir.
"Kalian tak membawa pacar?" Tanya Emuel meneguk kembali cairan keemasan nya.
"Hanya orang gila saat membawa kekasihnya bersama dengan sekumpulan pria." Balas Tyler menghisap beberapa serbuk putih.
"Aku membawa seorang teman wanita di kamar sebelah, huuuu... Aku akan menidurinya malam ini, dia sangat cantik.... Sangat cantikkk...." Ujar Emuel menatap ketiga pria itu dan tersenyum bak iblis.
"Ternyata pria bajingan seperti mu juga mendapatkan wanita." Ejek Raymond menuang kembali minuman alkoholnya.
"Aku tak bisa menyangka, pasti gadis itu bermimpi buruk setiap harinya." Sindir Vince tersenyum mengejek.
Hanya tertawa, Emuel hanya melengkungkan sudut bibirnya saat melihat ekspresi Tyler begitu menatap tajam, Emuel tak bisa membayangkan jika gadis kecil itu adalah adiknya, pasti Emuel akan dibunuh detik itu juga.
Waktu berlalu beberapa menit, Tyler dan temannya memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil duduk di sofa panjang, sedangkan Emuel berpamitan pergi di kamar sebelah.
"Baiklah aku akan bercinta dengan gadisku, kalian bisa memanggilku jika perlu bantuan." Emuel berdiri memasuki pintu samping kamar 445 yang langsung menuju kamar 446, bukan menuju pintu luar, karena di dalam apartemen itu sudah tersedia pintu dalam.
______________________________________
TBC
Vote
VoteIG: Hes_Ree
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Behavior
Romantiek21+❗"Aku bisa membuatmu terkenal, tapi aku akan menyetubuhimu kapan pun aku mau." Emuel Desmon Hanya kegelapan dan malam yang menyelimuti hati Emuel, setelah kematian sang adik yang bunuh diri akibat diperkosa dan kehilangan cinta sejatinya. Setelah...