3.Tak diduga

172 17 0
                                    

(Author Pov)

(Name) sedang berbincang dan sesekali tertawa dengan Bunda yang bermarga 'Itoshi' itu. yap itu adalah bunda dari Itoshi Brother.

Awalnya (Name) tidak jadi mencuci vest milik Rin karena kemauan bunda Itoshi. Beliau bilang bahwa dia saja yang akan mencucinya nanti dan hanya menyuruh (Name) duduk dan memakan kue dan minuman yang beliau sajikan di meja dekat sofa.

Dan berakhir lah (Name) dan bunda Itoshi yang sedang berbincang dan saling tertawa kecil sekarang.

Sesekali Rin melirik kearah dua perempuan itu lalu melanjutkan bermain dengan ponselnya. Punggungnya ia sandarkan di sandaran sofa.

Rin merasa ga sopan sebenrnya, Karena dirinya duduk di sofa sementara (Name) dan bunda nya duduk di karpet dekat sofa. Tapi Rin langsung tidak memperdulikan nya karena itu kemauan bunda dan (Name) sendiri.

"Oh iya (Name)-chan, kamu sudah punya pacar? "  tanya bunda Itoshi mendadak. Sementara itu, (Name) tersedak kue buatan bunda Itoshi yang sedang ia makan.

"Ehh?? gomen (Name)-chan, apa pertanyaan ku sensitif untukmu? "  tanya bunda Itoshi lalu memberikan segelas air putih kearah (Name), tentunya (Name) langsung menerimanya dan meminum nya.

Setelah selesai, dia menaruh gelas itu di meja dekat sofa. "Eh? engga kok tan, aku hanya kaget saja dengan pertanyaan tante yang tiba-tiba"  ucap (Name) sambil tersenyum tipis kearah Bunda Rin.

"Ohh, gitu ya? "  (Name) mengangguk pelan.

"Em, aku sih belum punya pacar tan. Emangnya kenapa? "  kini (Name) yang bertanya. Dirinya bingung sekaligus penasaran tentang pertanyaan tiba-tiba dari bunda Itoshi.

(Name) bingung karena jarang-jarang orangtua temannya menanyakan itu. Hanya bunda Itoshi lah yang menanyakan hal itu ke (Name).

Ia juga kepo tentang bunda Itoshi yang menanyakan tentang hal itu. Apakah dia akan merestui jika (Name) berpacaran dengan anaknya?

"Wah benarkah? kalau begitu Rin ada kesempatan buat jadi pacar kamu (Name)-chan"  ucap bunda Itoshi sambil tersenyum lebar.

Dan ternyata benar. Bagaimana dengan ekspresi (Name) sekarang? tentunya pipinya merona tipis mendengar hal itu.

Sementara itu, Rin membulatkan matanya kaget kearah bunda nya.

"Hah? apa maksud bunda? "  ucap Rin tetap dingin walaupun wajahnya menampilkan ekspresi terkejut.

"Hee.. kenapa? bunda setuju kamu sama (Name)-chan"  ucap bunda Itoshi sambil tertawa kecil.

(Name) hanya menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang kini memerah padam. Bunda Itoshi yang melihat itu semakin tertawa karena gemas melihat itu.

"Aku ke kamar mandi"  ucap Rin lalu berjalan kearah kamar mandi dekat dapur.

(Name) mendongakkan kepalanya untuk menatap kearah Bunda Itoshi.  "Em.. Tante ha-hanya bercanda kan? "  ucap (Name) ragu.

Bunda Itoshi yang tadinya menatap Rin pergi ke kamar mandi kini menatap kearah manik (e/c) milik (Name). Bunda Itoshi tersenyum lalu menggeleng pelan.

"Engga (Name)-chan, tante serius tentang itu."  ucap bunda Itoshi sambil memegang bahu (Name).

"Eh.. tapi apa alasannya? "  ucap (Name).

Sebenarnya (Name) senang mendengar pernyataan bunda Itoshi barusan. Hanya saja dirinya tidak ingin kegeeran akan hal itu.

"Hm.. simpel saja kok"  ucap bunda Itoshi sambil melepaskan tangannya dari bahu (Name).

"Itu karena tante sering merhatiin Rin pas lagi bareng kamu. Tante selalu perhatiin matanya, matanya selalu lembut kalau natep mata kamu"  ucap bunda Itoshi sambil tersenyum lembut.

(Name) sedikit terkejut saat mendengar pernyataan itu. Sungguh dirinya tidak menyadari akan hal itu. Apalagi Rin terkenal akan cuek dan dingin disekolah.

"Hee.. beneran? aku tidak tau"  gumam (Name) pelan. Bunda Itoshi mengangguk sambil tersenyum lebar. Akhirnya mereka berdua pun lanjut membicarakan hal-hal yang random.

Sementara itu...






















Rin terdiam dan hanya menyandarkan punggungnya di pintu kamar mandi sambil berdiri. Dia menguping pembicaraan bundanya dan (Name) dari awal dia masuk kamar mandi.

Rin menutup setengah wajahnya dengan tangan kiri untuk menutupi wajahnya yang semula merona tipis menjadi memerah padam.

"Sial.. aku tidak bisa.. "  gumamnya pelan.

Dirinya akhirnya segera menuju wastafel di kamar mandi itu. Ia membuka keran itu dan langsung membasuh wajahnya dengan cepat.

Byur
Byur
Byur

Setelah itu, Rin pun langsung mematikan keran itu lalu menatap kearah cermin didepannya. Kedua tanganya ia tumpu diantara wastafel itu.

"Hm.. harus berapa lama? "  tanya dirinya pada diri sendiri dengan bergumam pelan.

















***

Makin gaje cuy :<

Surat Cinta Dariku Untukmu [Rin Itoshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang