CHAPTER 7

606 62 8
                                    

Setelah kejadian sore hari itu. Besoknya Jennie mendatangi sekolahan Lisa. Mengancam pihak sekolahan jika ada orang yang membully ataupun membicarakan perihal Lisa maka akan dituntut melalui jalur hukum. Dan Jennie tidak main main perkataan nya.

Tentang lima orang yang ingin melecehkan Lisa kemarin, Jennie sudah menjebloskan nya ke dalam penjara. Jennie tidak akan memberikan keringanan hukum kepada lima orang itu.

Sudah dua hari Lisa tidak berangkat ke sekolah. Alasan nya sudah cukup jelas. Lisa trauma dengan kejadian kemarin. Walaupun tidak berangkat sekolah, malam nya Lisa tetap pergi bekerja.

Sedangkan di sisi lain, Jennie juga tidak berangkat kerja. Keluarga nya tidak mempermasalahkan hal itu. Lagipula jika Jennie tidak bekerja, hal itu tidak akan mengurangi harta kekayaan keluarga nya.

Keluarga Jennie tau bahwa alasan Jennie tidak berangkat kerja adalah karena bersama Lisa.  Meski belum pernah bertemu langsung dengan Lisa, keluarga Jennie yakin bahwa Lisa adalah gadis yang baik. Dan mereka semua turut prihatin dengan kejadian yang baru saja menimpa Lisa.

Jennie POV

Keadaan Lisa semakin hari semakin membaik. Aku selalu menemani dan menghibur Lisa. Bahkan aku bersikap semakin protektif terhadap nya, seperti memperhatikan hal hal kecil yang sekiranya tidak membahayakan nya. Entah mengapa aku bersikap seperti itu, aku pikir memang seperti itulah sikap yang harus dimiliki seorang kakak.

Dan beberapa hari ini pula Lisa berada di apartemen ku. Aku menyuruhnya untuk tinggal sementara di apartemen ku.

Saat ini, aku sedang berada di dapur. Ingin membuat sarapan pagi, aku berencana akan membuat pancake dengan topping strawberry.

Aku mulai berkutat dengan peralatan dapur. Tangan lentik ku dengan lihai membalik pancake yang sedang aku panggang diatas teflon.

“kamjagiya!” pekik ku. Tubuhku tersentak kaget saat merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangku.

Seseorang yang berada di belakang tubuh ku terkekeh pelan. Dia semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Hidung mancung nya mengendus-endus leher ku membuat bulu kudukku meremang.

Kepala ku menggeliat kegelian “Enghh hentikan! Itu sangat menggelikan Lisa” ucap ku.

Seolah tidak mendengarkan ucapan ku. Lisa masih terus mengendus-endus leher dalam ku. Bahkan kini tangannya bergerak nakal menelusup ke dalam baju ku. Mengusap pelan perut ku.

Awalnya aku memang canggung dengan perlakuan Lisa yang seperti ini tapi lama kelamaan aku sudah terbiasa. Ini membuat ku nyaman, aku suka. Tapi aku pikir memang seperti inilah kedekatan antara seorang kakak dengan adik perempuan nya.

“Tubuhmu sangat wangi unnie” Gumam Lisa. Suara nya serak khas bangun tidur.

“Aku belum mandi! Bagaimana bisa kau berkata bahwa aku wangi?” tanya ku. Tertawa kecil.

“Aniyya! Tubuh unnie memang selalu wangi. Aku menyukai nya” jawab Lisa.

Aku hanya menggelengkan gelengkan kepala ku, terkekeh pelan. Kembali melanjutkan aktivitas masak ku dengan Lisa yang masih berada di belakang ku.

“Unnie sedang membuat apa?”

“Pancake dengan topping strawberry. Apa kau menyukai nya?” Tanya ku.

“Aku menyukai semua masakan unnie!”

“Benarkah?” tanya ku. Berpura pura tidak percaya.

“Untuk apa aku berbohong?” ucap Lisa lugas.

“Haha. Baiklah aku percaya” ucap ku. Seketika perasaan hangat menghampiri diri ku.

SOMEONE TO STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang