Matahari kini telah mengintip malu-malu dengan cahayanya yang mulai menerangi belahan dunia. Jennie melenguh pelan, kala sinar matahari pagi mulai menerobos masuk melalui celah celah jendela apartemen nya.
Kedua mata Jennie perlahan mulai terbuka, tangan kiri nya menghalau sinar matahari yang membuatnya silau. Jennie menoleh ke samping, di sebelah nya ada Lisa yang tengah tertidur pulas dengan tangan gadis itu yang melingkar di perutnya.
Jam berapa ini? Pikir Jennie. Mata kucingnya melirik ke arah dinding, jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Huftt… sudah berapa lama ia tertidur? Biasanya paling lambat ia akan bangun tidak lebih dari jam delapan pagi.
Dengan perlahan, Jennie mencoba menyingkirkan tangan Lisa dari perutnya. Jennie duduk, memijat pelipisnya yang berdenyut. Pasti ini karena semalam ia terlalu banyak minum!
Setelah agak mendingan, Jennie terdiam. Tunggu, bukankah semalam ia menggunakan dress warna hitam? Lalu mengapa sekarang ia malah menggunakan piyama warna merah muda? Apa mungkin Lisa yang menggantikan pakaiannya?
Pertanyaan itu terus menghantui pikiran nya. Menggelengkan kepala nya, mengusir pikiran buruk yang bersarang di kepala nya. Jika memang Lisa yang menggantikan pakaiannya hal itu tidak menjadi masalah, lagipula Lisa sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Jennie beranjak dari ranjang dan berjalan perlahan menuju pintu, tak lupa ia juga membawa ponselnya. Tujuannya saat ini adalah ke kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi, Jennie berjalan ke dapur. Duduk di meja pantry, Jennie menuang air ke dalam gelas kaca lalu meneguk nya.
Drtttt Drtttt Drtttt
Senyum terpatri di wajah cantiknya ketika mengangkat panggilan telepon dari sang ibu. “Annyeong eomma”
“Annyeong. Bagaimana kabar mu? Kapan anak eomma yang cantik ini akan pulang ke rumah?”
“Aku baik baik saja eomma, bagaimana kabar eomma?”
“Aku sedikit tidak baik baik saja, akhir akhir ini aku merindukan putri ku yang cantik”
Jennie tertawa ringan mendengar jawaban dari eomma nya. “Nanti aku akan pulang ke rumah bersama Lisa”
“Ah! bagaimana kabar Lisa? Apakah dia sudah baik baik saja? Kapan kalian akan kemari?”
“Dia sudah baik baik saja, keadaannya sudah membaik. Eomma akan bertemu dengannya nanti siang, aku akan mengajak nya main ke rumah”
“Eomma akan menunggu kalian datang! Eomma tidak sabar bertemu dengan Lisa”
“Jadi eomma hanya ingin bertemu dengan Lisa?” Ucap Jennie. Memanyunkan bibirnya berlagak sedih.
“Aigoo, bukan seperti itu! Eomma hanya tidak sabar ingin bertemu dengan Lisa. Sudah beberapa kali kau bilang akan membawa Lisa bertemu dengan eomma tapi sampai sekarang tidak terjadi”
Jennie terkikik geli “Mianhae. Aku bukannya mengingkari janji ku sendiri tapi memang Lisa sibuk dengan urusan sekolahnya di tambah malamnya dia juga harus bekerja”
“Baiklah, eomma paham”
“Eh” Tubuh Jennie tersentak saat merasakan sebuah tangan panjang melingkar di perutnya.
“Ada apa Jennie?”
“A-aniyya. A-aku hanya terkejut melihat kedatangan Lisa yang tiba tiba” Jawab Jennie gugup. Tangan kanan Jennie meremas pelan tangan Lisa di saat rasa geli menerpa lehernya.
“Lisa belum berangkat ke sekolah?”
“Aku juga tidak tau,sepertinya besok” Ucap Jennie, sedikit ragu dengan ucapannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE TO STAY
Fiction généraleLalisa Manoban, gadis cantik berusia 18 tahun tengah menghadapi kerasnya kehidupan. Pasalnya Lisa harus bekerja part time di tengah aktivitas sekolah nya untuk menghidupi dirinya sendiri karena sudah tidak mempunyai siapapun di hidup nya. Lisa beke...