09

4 2 0
                                    

"KAMU YANG DIMANA?! AKU DITINGGAL!"

'Hah?!'

Suara dari seberang terdengar mendekat dan San muncul dari depan pintu supermarket.

"Kamu kemana?!" Assa menahan dirinya untuk tidak berteriak lagi. Lalu segera mematikan sambungan mereka.

"Aku pikir belanjanya udah selesai. Tiga puluh menit lagi soalnya jadwal masuk kantor." San kelewat santai.

Apa pria itu lupa jika Assa bahkan belum mandi?!

"Sialan San! Aku harus pulang sekarang!" Assa panik sendiri. Ingin merutuki kebodohan San tapi dia juga ikut terlibat disini.

Jadi mereka buru-buru membayar dan langsung pulang.

Sesampainya di apartemen Assa, pria arang itu ingin menerobos masuk. Tapi Assa menahannya lebih dulu.

"Mau ngapain?!"

"Ya mau masuk." jawab San enteng.

"Ga boleh! Kamu pergi aja ke kantor duluan!" Assa protes sambil mendorong-dorong tubuh San. Tapi tubuh berotot itu bahkan tidak bergerak seinci pun.

"Aku mau letakin barang belanjaan ini ke kulkas, kak Assa mana sempat. Setelah itu aku pergi." San menyahut.

"Beneran cuma letakin barang lalu pergi?" Assa ingin memastikan.

San menggangguk sebagai jawaban.

Assa membuka pintu apartemen nya kemudian masuk. San mengekor dibelakang dengan tas belanjaan yang penuh. Mereka tidak pakai plastik omong-omong, harus less waste, less plastic, bawa kantong belanjaan sendiri.

"Aku akan bersiap, setelah kamu selesai langsung keluar aja dan pintunya akan terkunci otomatis." Assa berjalan ke kamarnya dan meninggalkan San di dapur.

Pria itu acuh tak acuh. Siapa bilang dia akan berangkat tanpa Assa? Itu hanya akal-akalannya saja.

Setelah memasukkan semua bahan makanan kering ke lemari kabinet dapur dan sisanya ke lemasi es. San mengambil beberapa roti dan mengoleskan mentega. Pria itu memanggang roti untuk membuat sandwich dan roti isi coklat.

Setelah memotong tomat, timun dan selada San membuat dua telur ceplok yang masing-masing dia letakkan diatas roti yang sudah dia panggang lalu menutup dengan roti lagi.

San mengaduk sayuran yang sudah dipotongnya dengan mayones, kemudian meletakkannya diatas lapisan roti kedua dan menutup dengan roti terakhir. Sisa roti yang masih ada dia olesi dengan selai coklat.

Assa muncul di dapur saat San tengah memotong diagonal sandwich yang dibuatnya lalu memasukkan ke dalam kotak bekal.

"Kamu belum pergi?!" Assa tampak sangat terkejut.

"Mana bisa aku pergi kalau perutku lapar." San sudah menutup kotak bekalnya―ralat―kotak bekal Assa. Dia mendorong piring berisi roti lain yang sudah diolesi selai coklat.

"Sarapan sebelum berangkat." Pria itu membawa piring kotor ke wastafel dan membiarkan itu terendam disana.

Assa masih terlalu terkejut menemukan San masih di dapurnya dan MEMASAK!

"Kamu bilang akan pergi setelah meletakkan barang?!" Assa masih belum move on pada perkara awal. Gadis itu bergegas memakai sepatu.

"Iya awalnya gitu." San mendekat sambil membawa sepotong roti coklat "Ini sebagai permintaan maaf." Menyodorkan roti coklat itu ke depan bibir Assa.

"Aku suapin."

"HAH?!PERGI SANA AKU BISA SENDIRI!" Assa kaget saat San tiba-tiba muncul di belakangnya, tanpa sadar mendorong tangan San yang tengah memegang roti hingga roti itu terpental ke lantai.

INNSÆI (The Sea Within)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang