4

4K 363 45
                                    


_

Punggung Lewis sudah dikompres, Andrew dengan wajah ogah-ogahan membantunya, tapi satu hal yang tidak dapat diterima otak Andrew

kan gini, pas Andrew kompres punggung si cowo lemah itu, dia kaga sengaja sentuh kulitnya, sumpah lembut bat, kayak pantat bayii teksturnya, serius tidak boong dia

Jadi dengan ketidak sengajaan itu Andrew jadi lengket pegang-pegang kulit Lewis, membuat Lewis sendiri di buat risih

"saya mau pulang" renggut Lewis mencoba melepas genggaman tangan Andrew yang mengelus tangannya

Andrew mengernyit "pulang kemana?" tanyanya tak fokus, fokusnya sudah teralih pada kulit Lewis sedari awal. lembut kenyal macam marshmallow

Lewis mendengus "kamu bisa ngga jangan pegang-pegang saya" protes Lewis kesal, ia ingin sekali menyentak tangan ni orang, tapi sekarang jika Lewis gerak dikit bagian bawahnya serasa di iris-iris sama pisoo, rasanya sungguh sakit

"di-"

"kalian berdua ngapain?" suara itu berasal dari arah pintu, berhasil memotong perkataan Andrew yang ingin membalas perkataan Lewis

Andrew merenggut bersamaan dengan Lewis yang terpaku pada wajah seorang pemuda yang sekarang berjalan mendekat ke arah mereka berdua

ini...

sang pemeran utama dalam novel, ketua osis serta ketua perkumpulan pemuda yang Lewis lupa nama perkumpulannya, nama pemuda itu Gestara Reyhan Agarish

Lewis tak ingin munafik, tapi jika kalian diposisi Lewis, pasti satu kata yang akan keluar dari fikiran kalian, pemuda itu sungguh sempurna

sang pemeran utama bukan hanya sebagai gelar abal-abal bagi Gestara, sosok paling sempurna yang pernah Lewis lihat, sosok yang jika ada didunia nyata kemungkinan akan menjadi perebutan diseluruh dunia

Lewis, yang notabene nya seorang lelaki tulen saja sampai terpesona

"keluar mata lu ntar" celetuk Andrew menyadarkan lamunan Lewis

Lewis menoleh, berkedip merasakan pipinya mulai memanas, membuat Andrew yang duduk didepannya ingin menjerit

"anjir pipi lu jadi pink cok, lucu amat anjai" ujar Andrew keras, ia ingin menyentuh pipi Lewis tapi sang empu dengan cepat memalingkan wajahnya

Gestara yang sedari tadi terdiam disamping keduanya maju sedikit, tak peduli dengan kelakuan keduanya, ia melirik tangan Andrew yang masih memegang tangan Lewis, membuat Andrew yang fokus pada Lewis menoleh, aura bosnya yang mengarah padanya sungguh sangat terasa

Andrew menyengir "lembut pisan bos kulitnya" jelasnya lalu secara perlahan menjauhkan tangannya dari Lewis. sedangkan Lewis, ia dengan cepat menarik tangannya, membuat Andrew merasa geli melihatnya

Gestara mengernyit, ia menyentuh kulit bagian rahang Lewis, membuat Lewis terkejut, ia ingin menepisnya tapi lebih cepat tangan Gestara mencengkram kedua pipinya lalu mengarahkan wajahnya ke depan tatapan pemuda itu

"uh" ??

Lewis berkedip, ia menatap kedua mata Gestara yang terasa dalam "ekhem bos, bener kan lembut bat" ujar Andrew, ia terkejut dengan respon Gestara tapi dengan cepat menguasai diri

"kulitnya empuk" komentar Gestara lalu menekan-nekan pipi Lewis yang ada dicengkeram tangannya

Lewis tersedak, ia menyentuh tangan Gestara lalu menariknya "lwepas" ujarnya protes tapi dengan cepat berhenti karena tindakan lanjutan Gestara

"bos" Teriak Andrew kaget, tepat di depannya sang bos menyatukan bibirnya pada bibir Lewis, tidak maksudnya Gestara sedang menggigit bibir bawah Lewis, membuat Lewis sendiri meringis sakit

"umm swakit"

Gestara melepaskan gigitannya, tapi diantara bibirnya darah mulai mengalir sedikit, tapi dalam sekejap hilang karena ia langsung menjilatinya
"manis" komentarnya menyeringai

Andrew syok, ia dengan slay menutup mulutnya dengan tangan lebarnya "ya ampun gue abis liat paan" racaunya dramatis

_

Sekitar jam 8 malam Lewis sudah berada didepan rumahnya, rumah Lewis tidak terlalu besar tapi cukup luas, disana tempat yang paling besar cuma satu yaitu garasi dengan banyaknya kendaraan yang bisa diyakini harganya ratusan juta

"Langsung istirahat" ujar Gestara setelah melihat Lewis keluar dari dalam mobilnya

Lewis mengangguk dengan menatap Gestara, ia sedikit ragu tapi tetap berkata dengan suara yang sedikit pelan "terimakasih"

Gestara tersenyum mendengarnya lalu mengangguk, tapi sebelum itu ia mengode agar Lewis mendekat yang langsung dituruti oleh sang empu, tapi setelah Lewis sampai dihadapan Gestara, tanpa diduga Gestara mengeluarkan kepalanya dari mobilnya lalu mencium bibir Lewis

"Kiss night" Ujarnya dengan senyuman manis, lalu setelahnya tanpa kata menjalankan mobilnya menjauh dari rumah Lewis

"Ekhem" suara derheman terdengar menyadarkan lamunan Lewis karena kelakuan Gestara, ia dengan cepat berbalik dan menatap pemuda yang berdiri tegak menatap tajam Lewis

Terlihat senyum miring dari pemuda itu "Baru pulang dari ngelontenya" Ujarnya dengan nada yang amat meremehkan

Hati Lewis sedikit berdenyut "Kamu ngapain disini?" Tanyanya dengan nada yang sedikit pelan, rasa takut di hati Lewis sedikit memenuhi otaknya sekarang

Laksa, pemuda yang berdiri didepan Lewis itu sedikit menggigit lidahnya dari dalam, lalu berkata "Ngapain? Menunggu orang yang tiba-tiba hilang" Ujar Laksa dengan nada yang terdengar menyeramkan

Lewis sedikit menyusut mendengar nada yang sedikit menyeramkan dari temannya itu, bahkan tanpa sadar ia mundur dua langkah dari tempatnya, lalu tak lama Lewis bergegas berlari menuju ke rumahnya, membuat Laksa yang melihat gerak-geriknya dari awal dengan cepat memegang lengan Lewis erat untuk menahannya

"Mau kemana?" Tanya Laksa dengan nada perlahan

"Laks" Panggil Lewis dengan suara sedikit bergetar, sumpah demi apapun Laksa saat ini terlihat menyeramkan

"Apa?" Tanya Laksa dengan nada keras

Lewis menyusut mendengar nada itu, ia dengan gemetar ingin melepaskan diri "Lepas Laks, saya ingin masuk kedalam" Ujarnya memberanikan diri

Laksa terkekeh mendengarnya, tapi tak urung melepas genggaman tangannya dari lengan Lewis lalu berkata "Gue ada tantangan" Ujar Laksa sebelum Lewis melangkah pergi yang berhasil membuat tubuh Lewis semakin menegang

"5 menit lu berhasil menyembunyikan diri lu berhasil bebas dari hukuman" Lanjutnya dengan nada memperingati

Lewis terbelalak mendengar perkataan Laksa, bahkan ia menoleh untuk menatap wajah Laksa yang terlihat menyeramkan sekarang

Senyum licik sedikit terlihat dibibir Laksa "Apa yang lu tunggu?" Tanyanya tak sabar

"Mau gue perkosa disini?" Tanya nya lagi dengan meremehkan dan itu berhasil membuat Lewis bergerak cepat masuk ke dalam rumah, langkahnya yang seperti buru-buru membawanya ke arah ruang khusus keluarga dan sembunyi dibelakang gorden besar disana

Jantung Lewis berdetak dengan sangat kencang, rasa takut dan ngeri dengan ingatan kejadian tadi pagi memenuhi otaknya. Laksa, Laksa, orang itu memiliki aura yang mengerikan

Dan mengapa pula Lewis bisa berurusan dengan orang seperti itu

Tapi tak lama jantung Lewis yang memang berdetak kencang semakin lebih kencang, terasa aura menegangkan berasal dari suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya

Terdengar decakan kesal dari Laksa dan susul ucapan yang melegakan untuk Lewis "disini juga kaga ada" Ujar Laksa, lalu setelahnya melangkah keluar dengan langkah cukup cepat

_

I am with all your prohibitions [BL Harem] ongoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang