Bagian Lima.

179 18 3
                                    

Pagi ini seperti biasa, Jeongin bersiap untuk pergi ke kampus. Menuruni tangga dengan langkah cepat karena hari ini jam masuk kuliah nya pagi.

"Hyung aku pergi."

Rino yang sedang meminum kopi nya menoleh, "sarapan dulu Jeongin!"

Terlambat, si rubah sudah tiba di pintu masuk.

"AKU SARAPAN DI KAMPUS."

Mobil itu memecah jalanan yang hening, Jeongin tersenyum kecil. Tangannya merogoh ponsel di dalam tas, mengetik pesan untuk Felix.

Felixie Hyung💕

Hyung aku akan menjemput di halte, kita pergi bersama!

"Belum ada balasan? Huft."

Lama menunggu balasan, Jeongin menancap gas mobil menuju halte biasa Felix suka menaiki bus.

"Hyung aku harus pergi ke kampus."

Tangan yang menghalanginya itu di hentak kasar, Felix tetap berjalan ke arah halte.

"Felix kau harus ikut aku pulang ke Gwangju!"

"Aku tidak mau!"

Pria itu mengepal, tangannya menarik bahu kecil itu hingga berbalik.

Plak

Pipi bertabur bintang itu seketika memerah, Felix meringis sembari memegangi nya.

"Hyung, tak bisakah kau berhenti?" Lirihnya.

Pria itu berdecih, "tidak ada gunanya berkuliah, Felix. "

Jeongin menyipitkan matanya, merasa kenal dengan siapa yang tengah bertengkar di samping jalan ia segera menepikan mobil.

"Yak, menjauh dari Felix Hyung!"

Jeongin segera menarik tubuh Felix hingga berada di belakangnya, menatap tajam pria yang baru saja ia lihat menampar wajah Felix.

San menatap dengan alis yang terangkat, "apa yang kau lakukan? Menyingkir!"

"Jauhkan tangan mu, brengsek!"

Bugh

Pukulan telak itu akhirnya Jeongin berikan, San mundur hingga terjatuh karena tidak menyangka akan mendapat pukulan.

"J-jeo, hentikan!"

"Ck, anak kecil tidak perlu ikut campur!"

San yang memang sudah kesal sedari awal balas memukul, keduanya terlibat perkelahian.

Felix yang melihat Jeongin terpojok dengan beberapa lebam menarik San, "Hyung hentikan! Dia bisa mati."

"Brengsek, jangan ikut campur lagi!" Ucap San sembari menujuk Jeongin yang tergeletak di tanah.

Jeongin hanya meringis merasakan sakit di tubuhnya.

Mata Felix berkaca, ia mendorong San kesal.

"Kau—"

Tangan besar itu meraih kerah baju Felix, "dengar aku akan kembali lagi. Dan kau bocah, lain kali kau tidak akan selamat."

Melihat San yang berjalan meninggalkan mereka, Felix segera membantu Jeongin berdiri.

"Jeo, maaf."

"Aniya, aku baik—shh" Jeongin menyeka sudut bibirnya yang terasa perih.

Puk

"Apanya yang baik? Kau terluka karena aku." Felix menepuk sebal bahu Jeongin, membuat pria rubah itu terkekeh kecil.

"Hyung ayo masuk ke mobil ku!"

Leave (HiF Season II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang