Bachira • STAGE 1 • Anak yang Kesepian

68 9 3
                                    

"Kau sudah datang rupanya, (name)," sapa Chigiri padamu. Kau bisa melihat bagaimana mejanya, tempat dia kini terduduk, sedang berserakan dengan berbagai kertas. Kau baru tau master mu bisa seberantakan ini. Apa karena ini pertama kalinya kau memasuki ruangannya dan mengetahui hal itu?

Kuas berujung hitam itu diletakkannya saat kau terduduk di depannya. "Ku rasa kau sudah siap untuk misi pertama mu hari ini." Dia memberimu sebuah kertas misi yang tertuliskan posisi letak dan keluhan disana.

"Tak jauh dari sini, di sebuah desa kecil, anak-anak desa banyak menghilang. Kabar terakhirnya dikatakan, mereka ditemukan di tempat yang acak dalam kondisi kelelahan berat. Beberapa rumah juga rusak, dugaannya akibat ulah Ayakashi itu."

"Tugasmu adalah untuk menjadikannya Shikigami pertamamu."

Kau mendongak kepada master mu. Keraguan menyelimuti batinmu. Meski kau sudah berlatih banyak dengan master mu, kau agaknya khawatir dengan kalimat 'menjadikannya Shikigami Pertamamu.'.

Chigiri memahami keraguanmu. Itu memang tak mudah, meski bukan yang pertama kau berhasil menyegel Ayakashi. Tapi membuat mereka tunduk padamu? Itu lebih riskan daripada hanya melumpuhkan mereka dan menahan mereka di kertas sihir.

Menundukkan suatu Ayakashi butuh kepercayaan, bisa juga paksaan, dan yang terpenting adalah kepatuhan dari mereka. Yang kemudian akan terus berlanjut kedepannya.

"Tenanglah. Aku sudah memeriksa identitas Ayakashi ini, dia tak begitu agresif, hanya saja ... perlu untuk diajak bicara sedikit. Dia cocok untuk menjadi Shikigami pertama mu."

"Itu lebih baik daripada dia terus tak bertuan dan akan menjadi jahat nantinya. Bisa dimengerti?" tanyanya lembut.

Kau menunduk sejenak, sebelum mengangguk samar. Mau apapun, dia tetaplah master mu, dan apa yang dia arahkan atau berikan pasti berniat baik untuk perkembanganmu.

Bibir Chigiri melengkung. "Ku doakan selalu keberhasilanmu, (name)."

Dan dengan begitu, kau pergi dengan mantra teleportasi menuju tempat Ayakashi itu berada.

+ + +

Desa yang terbilang cukup makmur. Kau bisa melihat bagaimana warga disana ramai dengan kegiatan mereka, suara-suara anak kecil tertawa berlarian mengejar kawannya, para pedagang menyerukan harga dagangannya. Sejenak semua itu mengingatkanmu pada kampung halamanmu.

Melewati keramaian jalanan desa, kau menemukan suatu titik di pinggirnya, dimana anak-anak kecil kegirangan melihat bola bercorak warna-warni yang melompat-lompat ke udara.
Mereka bersorak-sorai menyaksikan sosok yang bermain bola itu mahir dalam melakukan atraksi.

Rasa penasaranmu tertarik dengan itu. Langkahmu berjalan mendekat dan mendapati sosok lelaki muda dengan senyum tak pernah surut disana.

Dia mengenakan kimono kuning keemasan dengan luaran semerah krimson. Surainya mengembang-ngembang saat tubuhnya bergerak lincah memainkan bola. Poni depannya diikat menyerupai jambul, dengan imutnya menampakkan dahinya.

"Hup! Tadaaa!~★" ujarnya mengakhiri satu trik permainannya, bola miliknya jatuh dengan stabil diatas kaki kirinya yang ditekuk ke dalam.
Tepuk tangan, lompatan, dan tawa tersiram semua padanya.

"Uwaah! Kakak hebat!"

"Mainkan lagi! Mainkan lagi!"

Hingga salah satunya yang iri dengki angkat bicara menantangnya. "Ah, teknik murahan. Kalau begitu aku juga bisa!" sambil membusungkan dada.

[HIATUS] Seal Us, Onmyoji-sama! || Blue Lock Fan fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang