Isagi • STAGE 1 • Pemburu Ayakashi

65 10 2
                                    

Udara sejuk menerpamu di pagi hari. Embun membulat diatas daun, perlahan tergelincir turun, jatuh membuat riak diatas kolam tempat para Kappa tinggal.
Dirimu berjalan mengelilingi tempatmu kini bertinggal, kau menganggapnya sebagai "Rumah", yang terasa begitu nyaman dijadikan sebagai tempat tinggal.

Rumahmu tak memiliki isi ruang dalam yang besar, justru halaman sekitarnya yang luas, memberikan ruang bebas untuk Ayakashi atau Shikigami disana.

Masih pagi begini, tidak mungkin Shikigami mu bangun. Anak itu selalu tidur pagi dan kalau sudah tertidur pasti sulit untuk menggugahnya dari alam mimpi, kau sendiri membuktikannya berkali-kali menggunakan berbagai cara.

Menyiramnya dengan air.

Diteriakkan suara keras para Kappa.

Menggunakan gong dari gudang master.

Bahkan menggunakan mantra pembangun pun tak mempan. Malah bola bermain miliknya yang nyaris menghancurkan wajahmu. Kau percaya itu reflek tak sengaja dari Bachira, tapi dinding kamarnya jadi korban lubang besar.

Mengingat hal itu kembali yang ada kau semakin pening. Mengurus Shikigami tak semudah mengurus anak manusia ataupun hewan peliharaan. Mereka bisa jadi gabungan keduanya, pun memiliki kekuatan magis yang melebihi kemampuan manusia.
Untuk mengendalikan itu semua, kau bukan hanya mengerahkan otak dan nurani mu, tapi juga Onmyodo.

Kepulan udara hangat keluar dari mulutmu. Kau mendongak pada langit angkasa yang putih ditemani awan-awan mendung.
Oh, jangan lupakan udara yang sejenak membuatmu menggigil. Ini hutan di perbukitan, jelas banyak kabut yang muncul disekitar.

Sambil menggosokkan dua tangan, kau berjalan mengamati sekitar, bahkan melewati gerbang rumahmu.
Master pernah berkata, kau sudah bisa berkeliling keluar dari pagar dengan kekuatanmu sekarang. Namun, tak boleh lebih jauh dari jarak 15 kaki. Mimiknya selalu memancarkan kekhawatiran setiap kau bertanya soal alasannya.

"Intinya jangan. Kalau kau ingin kesana, minimal bawa Shikigami mu atau kertas sihir pemanggil. Kalau tidak, ajak saja aku."

Kau tak melupakan itu dan memilih kertas sihir pemanggil Shikigami yang dapat kau bawa kemanapun. Terlalu pagi untuk mengusik master mu terasa tak sopan menurutmu.

Menutup segel gerbang kembali, kau menyusuri jalan hutan belantara--jalanmu menuju tempat master kala itu. Ya, hari itu saat kau nyaris terluka oleh Kappa, sampai suara misterius mengarahkanmu cara untuk menghindarinya. Tanda tanya mu begitu besar. Suara siapa saat itu?

Tanpa sadar kau melihat sekelilingmu semakin buram dengan warna putih. Udara dingin menusuk di kulitmu. Atmosfer sekitar tak lagi sama dengan jalan yang tadi kau lalui, seperti memasuki dunia lain. Apa ini ilusi?

Tapi kau melihat suatu figur berdiri dalam kabut. Kau yakin itu, siluetnya tampak di ujung sana. Maka dari itu, suaramu memanggil orang itu. Sosok itu menoleh padamu. Hanya sejenak saja, kemudian lenyap.

'Itu hantu? Apa Ayakashi?' tebakmu.

Langkahmu mengejar kemana terakhir kali bayangan itu muncul. Kabut semakin menebal semakin kau mencarinya. Seperti melewati lorong putih yang panjang dan tak berujung, disanalah kau berada.

Hingga tiba-tiba, suasana berubah.
Gelap. Kabut putih menghilang.

"Malam hari?" bisikmu. Langit berawan yang kau lihat terang tadi, kini berubah menjadi gelap gulita. Pemandanganmu bukanlah jalanan menuruni bukit, tapi justru hutan belantara dengan sinar bulan yang jadi satu-satunya sumber cahaya.

Atau tidak?

Sinar kehijauan tiba-tiba muncul mengelilingimu. Lilin yang memancarkan api hijau!

[HIATUS] Seal Us, Onmyoji-sama! || Blue Lock Fan fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang