Menuju Ending (2/3) • Kebangkitan Ayakashi

27 6 3
                                    

Sengatan listrik menjatuhkanku di suatu pelataran datar tengah hutan. Tubuhku mengerang sakit. Pada saat yang sama juga, kurasakan tak sedikit keberadaan muncul mengelilingi tempatku terjatuh.

Ini bukan Heian-Kyo.
Belum sampai Heian-Kyo.

Mengamati sekitar, aku hanya melihat Sae yang berdecih saat bangun dari tempatnya, kami dikelilingi sekumpulan Onmyoji. Tapi aku tak melihat Rin, master, atau Shikigami ku yang lain dimanapun.

"Bangun, anak manusia. Mereka menikam sihir teleportasi mu. Kalian terpisah," ujarnya.

Sekitar enam Onmyoji berputar mengelilingi. Semua mata tertuju bukan padaku, tapi lebih kearah Sae.
Sementara Sae tak tampak begitu terusik dengan formasi mereka, seperti sudah tau apa yang akan mereka lakukan.

"Tidak ada yang maju?" ujarnya lagi. "Apa kalian terlalu pengecut menghadapi makhkluk terkutuk?"

Tak seorang pun menjawab, mereka seperti menelan ludah masing-masing.

Jawaban sunyi itu memicu dengusan dari Sae, dia bisa melihat jelas bahwa respon diam itu hanya untuk menutupi ketakutan saja.
Seorang Onmyoji kemudian bergerak maju kearahnya, melempar ledakan sihir yang tentu tak mempengaruhi tubuh Orochi sekalipun.

Sae memang menepis serangan itu dengan mudah, tapi tujuan serangan itu bukanlah untuk melukainya--melainkan tipuan untuk mengambilku dari sisi Sae.

Sebelum lirikan Sae mengejarku, pentagram Onmyodo sudah menyala dibawah kakinya, membentuk pilar-pilar yang membuat dinding pelindung khusus untuk menghalang Sae keluar dari area.

Hanya saja mereka melupakan satu hal--bahwa Sae sudah memiliki jantung dan potongan tubuh terakhirnya yang kutemukan di dekat pasar hari itu. Ringkasnya, dia sudah kembali dalam kondisi sempurna.

Sae mengarahkan tangannya ke depan, kepada salah satu Onmyoji yang menahan satu pilar.
Sae hanya menggumamkan sesuatu dari mulutnya dan tiba-tiba saja tubuh Onmyoji itu bergetar, lantas berteriak seperti orang gila.
Pilar yang dijaganya tiba-tiba saja berubah jadi semerah darah dan mulai mengkorupsi dinding pelindung yang ada di sekitarnya.

Onmyoji lainnya merasa panik saat tubuh Onmyoji itu terjatuh dalam cengkraman kutukan yang menyala merah dari pembuluh-pembuluh darahnya, seakan mencekik Onmyoji itu diantara kehidupan dan kematian yang pedih.
Sekilas aku melihatnya, memori tentang Nagi yang terinfeksi racun Orochi seketika kembali padaku. Namun yang kali ini... jauh lebih kuat dan mengerikan.

Satu pilar menghilang, membuka akses keluar untuk Sae--tapi tak semudah itu. Onmyoji lain langsung memanggil Shikigami mereka untuk menahan Sae tetap di tempat.
Naas, dalam sekejap, sedikit dari mereka mampu menghindari ular-ular yang muncul dari Sae. Melenyapkan nyawa bak lilin yang ditiupkan.... Sae membawa aura kematian seakan tanpa beban. Tatap matanya tetap sama.

Hal itu membuat para Onmyoji pemegang pilar lain mau tak mau ikut serta menahan Sae dengan cara lain, yakni melumpuhkannya.
Sihir es, sihir tanah, sihir kayu, elemen apapun dikerahkan untuk menahan tubuhnya diam di tempat.
Sae hanya meronta sedikit dalam dekapan sihir-sihir itu, sebelum mengudarakan asap keunguan yang mampu melelehkan tiap elemen yang membelenggu dirinya.

Beberapa Onmyoji yang tak sigap, yang tak sengaja menghirupnya, akan bernasib sama seperti Onmyoji sebelumnya--teracuni oleh kutukan. Satu-dua tubuh jatuh bergelimpangan dengan jerit kengerian.

Disaat itu Onmyoji yang menahanku bersiap menghunuskan sihir Onmyodo miliknya ke leherku sambil mengancam.

"Tuanmu akan kuhabis disini jika kau masih melawan, Orochi!"

Cahaya Onmyodo membentuk sesuatu yang bercahaya dan tajam di dekat leherku, aku bisa merasakan ketajamannya sedikit menggores kulit.
Nafasku semakin tak tenang saat kusadari kipas ayah terjatuh saat Onmyoji ini menarikku tadi.

[HIATUS] Seal Us, Onmyoji-sama! || Blue Lock Fan fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang