Waktu telah menunjukkan pukul setengah 6 pagi namun kedua gadis berparas cantik ini masih berada di alam mimpi nya masing-masing. Siapa lagi kalau bukan oline dan erine. Mereka seharusnya segera bersiap untuk bersekolah namun kini mereka malah betah di alam mimpi nya masing-masing.
"Pih, tolong bangunin erine sama oline mereka kayanya masih pada tidur deh" Greselo menghela nafas, ia menyimpan koran yang sedang di baca ke atas meja lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Greselo berjalan masuk ke dalam kamar, mendapati Erine dan juga Oline masih tertidur nyenyak disana. Greselo menutup rapat pintu kamar sebelum mengayunkan langkah kecil mendekati kedua gadis yang kini tertidur dengan posisi berpelukan.
Greselo berkacak pinggang lalu menggeleng kan kepalanya "udah jam segini tapi nih dua bokem masih tidur nyenyak" Gumam greselo. Ia menatap wajah Erine dan juga Oline secara bergantian. Sebuah ide tiba-tiba terlintas di kepalanya.
Beberapa detik selanjutnya greselo berteriak dengan sedikit meloncat loncat di teras kamar. "OLINE ERINE AYO BANGUN ADA KEBAKARAN!!" Teriakkan Greselo benar-benar membuat Oline langsung terbangun. Gadis itu melompat dari kasur, lalu ia ikut berteriak. "DIMANAA PIHHH??!?" Greselo tertawa keras membuat Oline merotasi kan bola matanya malas.
sedangkan Erine malah melanjutkan tidur nya, ia terlalu sering di perlakukan seperti ini oleh Greselo. Sebenarnya Oline juga sudah biasa di perlakukan seperti ini. Namun demi menghargai usaha greselo ia harus berpura-pura panik.
Oline memandangi Greselo dari atas sampai bawah dan meringis "Papih ngapain pake piyama warna pink motif bunga bunga kaya gitu? Kepalanya juga di pakein bando pink lagi, Udah kaya berbie ajaaa"
"Diem kamu Online, ini piyama couple, kata mamih kalau papih pake ini bakal keliatan kaya star boy banget. Papih kan star boy" Greselo berpose seolah-olah ia adalah seorang model baju.
"Nama aku Oline pihhh, Olineee bukan online. Lagian mana ada star boy modelan nya kaya gitu" Oline meringis ketika kepala belakang nya di sentil pelan oleh Greselo."Lohhh kok ada Pinky boy disini sih lin" Erine mengerjapkan matanya berkali kali, mencoba untuk melihat Greselo lebih jelas lagi. Setelah ia melihat Greselo dengan keadaan nyawa yang mulai terkumpul, Erine tertawa dengan sangat kencang.
Greselo menundukkan kepalanya. Ia benar benar merasa malu sekarang. Apalagi kedua bocah itu malah menertawakan dirinya. "Kalian.....""Sudah saat nya rin" Oline segera menarik lengan Erine untuk mengajaknya kabur dari amukan greselo. "KABURRRR RINN KABURR" Greselo menoleh kearah pintu saat kedua bocah itu benar-benar kabur dari kamar. Ia meraih satu bantal yang berada di atas kasur Erine lalu berlari menyusul mereka berdua.
"MAMIHHHHHH TOLONGGGG SI PAPIHHH NGAMUKKKK" Erine berteriak saat Oline mulai menarik lengan nya untuk menuruni anak tangga.
***
"Turun rin kita udah nyampe" Oline menatap lengan Erine yang masih setia melingkar di perutnya, gadis itu seperti nya tertidur selama perjalanan. "Rinnnn, kita udah sampee" Oline sedikit mengguncangkan lengan Erine, membuat gadis itu terbangun dari tidurnya."Tuh kan! Kamu kalau malem nya udah nangis lama pasti kaya gini rin. Makanya aku gak suka kalau kamu udah nangis berjam-jam"
Mereka berdua mulai turun dari motor dengan Erine yang di bantu turun oleh Oline. "Eunghhh aku masih ngantuk loh linnnnn" Erine merengek dengan bibir mengerucut. "Ck, ayo keburu bel masuk nya bunyi"
Erine menghentakkan kaki nya seperti anak kecil yang meminta di belikan mainan. "Kalau kamu kaya gini terus nanti pulang sekolah kita gak jadi jalan jalan beli eskrim yaa!!" Ancaman dari Oline tentu saja membuat Erine langsung panik. Ia menggengam lengan Oline lalu membawa nya masuk ke dalam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ~Erine~ (Orine) [END]
Teen FictionKalau cinta itu indah mengapa banyak orang yang menangis karena cinta?