"Olineee HP lu bunyi terus tuh dari tadi" Delyn yang merasa kesal langsung melemparkan bantalnya pada Oline yang masih tertidur nyenyak, bisa bisanya gadis itu tertidur di saat ponsel nya terus berbunyi sehingga membuat sang pemilik rumah terbangun dari tidur nyenyak nya.
"Linnn ih sumpahhh angkat dulu telpon nyaaaaaa gw kagak bisa tidur"
Delyn tak ada hentinya menggoyang kan tubuh Oline, gadis itu terlihat seperti mayat. "Linnn lu kagak mati kan?"
"Eunghhhhh apaan sihhh" Akhirnya gadis bermata ngantuk itu membuka matanya. Walaupun hanya sedikit, bahkan sampai tak terlihat terbuka sama sekali. "Ituuu ada yang nelpon" Delyn menunjuk ponsel Oline yang bergetar di atas nakas.
Oline segera meraih benda pipih itu, ia menatap layar nya selama beberapa detik sebelum menekan tombol hijau pada panggilan telepon tersebut.
"CAROLINE IMANUEL ANDERSON" Pekikan dari seberang telepon itu membuat Oline langsung menjauhkan ponsel nya dari telinga. Nyawa nya belum terkumpul sepenuhnya.
tapi sialnya ia harus mendengarkan teriakan itu di pagi hari yang seharusnya indah ini, karna hari ini adalah hari libur.
"I-iya rin? Kenapa?"
"Kenapa? Kamu masih bisa nanya kenapa setelah kamu gak bales puluhan telepon masuk dari aku!!! Kamu gak liat kalau itu udah ada 50 panggilan masuk dari seorang Catherine Gresella yaputera. Hellowww Oline Imanuel Andersonnn di luaran sana itu ada banyak banget orang yang mau di spam telepon kaya kamu!! Kalau kata aku sih ya kamu harus banyak banyak bersyukur"
Oline menghela nafas panjang, ia terdiam sejenak untuk kembali mengumpulkan nyawa nya yang hampir saja melayang karna teriakan dari sahabat nya itu.
"Iyaa iyaa maapin Oline yaa Erinnn"
Erine membulatkan matanya, apa apaan ini!! Kenapa Oline hanya mengucapkan kata maaf saja. Bagi Erine kata maaf seperti itu tidak cukup untuk membuat mood nya kembali.
"MAAF? Kamu cuman ngomong maaf lin!!" Oline lagi lagi menghela nafas panjang. Ia menatap delyn dengan mata yang sudah berkaca-kaca sedangkan delyn malah tertawa puas melihat nya. Baginya melihat Oline menderita adalah sebuah hiburan. Bisa di bilang sederhana tapi delyn senang. Jika nala dan lily ada disini pasti mereka akan merasakan apa yang delyn rasakan.
"Erine ku sayang ku cinta ku maapin oyinee yaaa, tadi oyine masih bobo jadi oyine gak tau kalau Erine nelpon" hanya ada keheningan setelah Oline mengatakan hal itu. Erine tak mengeluarkan sepatah kata pun kali ini, Membuat Oline semakin panik bukan kepalang.
"Rin!! Erine kamu marah? Pliss rin jangan marah. Gimanaa kalau hari ini kita pergi jalan jalan berdua? Aku beliin kamu dua eskrim dehhh"
"DIH?! Apaan Cuman dua eskrim" Akhirnya Oline bisa kembali bernafas lega setelah mendengar jawaban dari Erine, gadis itu benar benar membuat Oline sangat panik.
"Terus kamu mau nya di beliin berapa? Aku beliin berapapun yang kamu mau deh. Asal kamu jangan pundung lagi"
Erine manggut-manggut, ia mengetuk jari telunjuk nya di dagu untuk berpikir sejenak. Ia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan kali ini!!
"Eummm..... LIMAPULUH AKU MAU LIMAPULUH ESKRIM" Mata Oline membulat sempurna mendengar nya.
***
Seperti apa yang di bicara kan tadi di telepon. Erine kini sedang menunggu jemputan dari Delyn di depan komplek perumahan nya. Menyebalkan sekali bukan? Mengapa Oline malah menyuruh delyn untuk menjemput nya?!?!
Tidak lama dari itu sebuah motor scoopy berhenti tepat di depan pagar komplek perumahan Erine, ia buru buru berlari menghampiri Delyn setelah melingkarkan tas selempang nya di bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ~Erine~ (Orine) [END]
Teen FictionKalau cinta itu indah mengapa banyak orang yang menangis karena cinta?