"Oyineee" Erine terbangun dari tidur nyenyak nya karna Oline sangatlah berisik. Gadis bermata ngantuk itu kini sedang asik bermain game di komputer miliknya. "Kenapa sayang?" Oline bertanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar komputer. "Kamu daritadi berisik banget,Aku jadi kebangun gara gara kamu" Oline menghentikan pergerakan nya, ia jadi merasa bersalah pada kekasihnya itu. Karna sepulang sekolah tadi Erine berkata bahwa dirinya sangat lelah. Apalagi semua mapel di hari ini melaksanakan ulangan harian.
Oline memutar kursi nya ke belakang, lalu ia merentangkan tangannya pada Erine "come here baby" Erine memajukan bibir bawahnya, ia berjalan menghampiri Oline untuk duduk di pangkuan nya. Ia peluk kekasih nya itu dengan sangat Erat.
Oline tersenyum seraya menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Erine "always beutiful" Pujian dari Oline berhasil membuat Erine tersenyum. Rasa lelah itu seketika hilang setiap kali Erine di perlakukan seperti ini oleh Oline. Ia sangat bersyukur bisa memiliki kekasih seperti Oline.
"Mau jalan jalan?" Erine menggelengkan kepalanya, tak perlu jalan jalan untuknya bisa kembali merasa bersemangat. Melihat wajah Oline saja bisa membuat dirinya kembali bersemangat. "Oyine, kok kamu bisa kuat banget ngadepin orang kaya aku? Padahal aku ini orang nya nyebelin, cemburuan, manja, teruss cengeng lagi"
Oline menggenggam kedua tangan Erine, menghentikan pergerakannya sebelum menjawab "Karna kamu udah aku anggap kaya rumah aku sendiri, bahkan yang aku suka dari kamu itu sikap manja nya kamu ke aku, cengeng nya kamu di depan aku. Semua tentang kamu aku suka, sayang" Oline mengusap pipi Erine yang kini sedang menatapnya dengan tatapan sayu.
"Aku gak nyangka kalau aku bakal jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama anak kecil yang udah berani maksa aku buat temenan sama dia" Oline tertawa ketika ia mengingat kembali bagaimana dirinya dan Juga Erine bisa saling mengenal.
"Tapi kalau misalnya di dunia ini gaada aku, apa kamu bakal tetep pacaran sama orang lain?"
"Enggak, aku gak bakal pacaran sama orang lain. Mending aku pacaran sama Hangyodon"
Plakkk
Erine menampar pelan pipi Oline, mengapa gadis itu selalu bersikap menyebalkan seperti ini. Bahkan di saat ia sedang berbicara serius Oline malah menjawab nya dengan sebuah candaan."Aku nanya serius loh!" Erine mengepalkan tangannya lalu memukul perut Oline."Akhhhh aduhh" Oline berpura-pura pingsan. Selang beberapa detik sudut bibirnya tertarik, membentuk senyuman kecil saat ia merasakan bibir Erine mendarat di bibirnya. Tanpa membuka mata Oline merangkul tengkuk Erine, menekankan agar ciuman itu lebih dalam.
Oline menurunkan ciumannya ke leher Erine. Sesaat ia terdiam, menghirup aroma tubuh kekasihnya yang sangat wangi itu. "Jadi kamu bakal tetep pacaran sama orang lain kalau aku beneran gak lahir kedunia ini?" Erine melingkarkan tangannya di tengkuk Oline. Nafasnya mulai berat ketika bibir Oline menyentuh area sensitif di lehernya. Mata Erine reflek terpejam.
"Enggak, aku gak mau pacaran sama orang lain, aku maunya pacaran sama Hangyodon" Oline mengibaskan rambut Erine yang menghalangi nya untuk mendaratkan kecupan di seluruh leher Erine. "Eunghh Oyine udah"
Oline tertawa, ia mencubit pipi Erine yang memerah akibat ulahnya. "Udah ya jangan nanyain hal yang enggak enggak kaya tadi"Tok tok tok
"Orinee, buruan turun kebawah, Papah Onyil bawa banyak makanan tuh" Teriak Adel dari luar kamar. Dengan cepat Erine turun dari pangkuan Oline, ia meraih cardigan miliknya yang berada di atas kasur Oline lalu memakai nya. "Ayoo turun" Ajak Erine pada Oline yang masih duduk di atas kursi sambil memperhatikan nya
"ihhh ayooo ngapain senyam senyum kaya gitu?!" Erine menarik tangan Oline, gadis bermata ngantuk itu malah menertawakan dirinya sekarang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You ~Erine~ (Orine) [END]
Teen FictionKalau cinta itu indah mengapa banyak orang yang menangis karena cinta?