CHAPTER 10

29 22 5
                                    

10. Jay Maximilian.

Kenyataan paling menyedihkan adalah ketika aku menyadari bahwa aku di cintai karena aku mirip dengan masa lalunya. -A

Setelah bertemu Wanita itu, Maximilian merasa lebih baik dari 2 bulan yang lalu, Wanita tersebut memberikan dampak yang besar terhadapnya; ia bertemu dengan Wanita yang memiliki kesamaan dengan wanitanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah bertemu Wanita itu, Maximilian merasa lebih baik dari 2 bulan yang lalu, Wanita tersebut memberikan dampak yang besar terhadapnya; ia bertemu dengan Wanita yang memiliki kesamaan dengan wanitanya.

Kaki jenjang melangkah masuk ke dalam kelas, setelah drama kecil di rumahnya; akhirnya Max bisa terlepas kedua orang tuanya.

15 menit yang lalu...

Suara kenop pintu dengan gesekan kecil berhasil membuat Max menjadi pusat perhatian, Max terkejut melihat Wanita paruh baya dengan rambut panjang terurai berdiri di depan kamarnya, lebih terkejut lagi melihat wanita itu tersenyum lebar namun tersirat sesuatu.

"Astagfirullah hal adzim!" refleksnya sembari mengelus dada.

Wanita paruh baya itu mengeluarkan ekspresi senangnya, karena melihat Max menggunakan seragam; sudah lama Wanita itu tidak melihat anaknya menggunakan seragam.

Wanita itu ibunya, Lily Victoria dengan paras cantik berkulit putih dan rambut lurus panjang yang tergerai, masih terlihat cantik walaupun sudah berumur.

"Papa liat, Jay pake seragam!" pekik Lily memeluk Jay dengan senang.

Mendengar suara teriakan sang istri, sontak sang suami berlari menghampiri asal suara tersebut, pria tidak terlalu tua itu sampai dimana suara itu di hasilkan, ia yang tadi sedang berkutat memasang dasinya tiba-tiba bisa memasangnya tanpa ribet.

Pria itu ikut memeluk sang anak, kedua orang tuanya terlihat bahagia.

Max berusaha melepaskan dirinya dari bekapan orang tuanya, namun keduanya makin mempererat dekapannya saat Max ingin berontak.

Seseorang tiba tiba merangkul bahunya, "Masuk juga bang, mental sehat?" katanya dengan menaiki alisnya seperti sedang menggoda.

Maximilian membiarkan orang tersebut merangkulnya, ia tetap berjalan menuju bangkunya.

"Hampir gila, selebihnya gak waras," Balas Max, lalu melepaskan rangkulan itu, dan mendaratkan bokongnya.

Orang itu tertawa kecil, lalu duduk di samping Max, dia Sastra Imanuel pria dengan kecerdasan luar biasa, Sastra sering ikut olimpiade dan tidak lupa ia selalu membawa pulang piala ke sekolah, memiliki paras tampan, tinggi, dengan mata berwarna biru safir menambah kesan tampan pada wajahnya; namun ia tidak memperdulikan nilainya.

"Liat tugas dari awal gua gak masuk," Ucap Max, menyodorkan tangannya.

Sang pelaku menunjuk ke otaknya, "disini," katanya.

KEITHARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang