07. MENDAPATKAN BUNGA.
Aku pikir lukaku sudah sembuh, ternyata aku hanya terbiasa dengan lukanya.
"Mama, Kei berangkat," pamitnya.
Keithara melakukan rutinitasnya seperti biasa, hari ini seperti dia akan naik Angkot; dia tidak ingin telat untuk keempat kalinya, bisa brabe jika dia telat hari ini. Keithara sedang berdiri di halte, menunggu angkot yang biasanya ia naiki saat pergi dan pulang sekolah.
Tak lama angkotnya datang, semua yang menunggu angkot itu sedikit mendekat lebih cepat. 7 menit kemudian Keithara sampai di depan sekolahnya, "ini pak, makasih," ujar Kei memberikan uang ongkosnya.
Keithara merapihkan bajunya lalu berjalan masuk kedalam sekolah, dia bertemu Baskara di gerbang sekolah. "Eh cil tunggu," Baskara menahan tangan Kei.
"Nih," Baskara memberikan setangkai bunga secara terang terangan di depan umum, Keithara mulai merasakan aura aneh, matanya melirik sedikit ke kanan dan kiri.
Benar saja, tatapan yang mengerikan.
"Buat saya?" tanyanya menunjuk dirinya sendiri, tanpa pikir panjang Baskara menganggukkan kepalanya.
Jika Keithara menerimanya ia dengan sengaja masuk ke kandang Harimau, tetapi jika tidak diterima ia akan digosipkan dengan buruk.
Tahu saja, gosip itu mengerikan.
Dengan senyum kikuk Keithara menerima bunga tersebut, "Makasih ya kak," ucapnya tak lupa untuk berterimakasih.
"Cantik."
"Gua rasa kemarin lo kesinggung sama ucapan gua soal bunga, Jadi gua beli yang baru buat lo. Itu sebagai permintaan maaf," Lanjutnya tak lupa menjelaskan kesalahan yang dirinya perbuat.
"Oh itu, saya gak ke singgung kak, mungkin Kak Bas juga gak sengaja bilang gitu," balasnya.
Akhirnya Keithara tahu kesalahan yang diperbuat kakak kelasnya, syukurlah bukan kesalahan yang besar.
"Saya terima ya kak, kalo gitu saya ke kelas dulu," Pamit Keithara.
Keithara ingin menyimpan bunga itu di dalam tas karena ia tahu, dirinya akan menjadi bahan gosip hari ini. Namun itu mungkin tidak akan bertahan sampai pulang nanti. Kei pun akhirnya membawanya ke kelas dengan memegangnya.
Akhirnya Keithara sampai di kelas, berjalan menuju tempat duduknya; itu masih kosong, jelas saja Senaya belum datang.
Baru saja bokongnya akan menyentuh kursi, Senaya datang dengan berteriak di depan pintu kelas.
"KEI!"
Keithara tersentak lalu duduk, "Apa?" sahutnya dengan muka datar.
Senaya berjalan cepat menuju Keithara, yang kebetulan tempat duduk miliknya sampingan dengan Keithara .
KAMU SEDANG MEMBACA
KEITHARA
Roman pour AdolescentsKeithara Pramoedya, gadis berusia 16 tahun yang tengah duduk di bangku SMA, semenjak kecil hidupnya selalu mengutamakan orang lain, diajarkan untuk terus menerus mengalah, memberikan miliknya pada orang lain yang menginginkannya, dan itu dia terap...