CHAPTER 13

17 13 1
                                    

13. 1 hari bersama Hazel.

Wanita itu pintar memendam.

Suara detik jarum jam terus menggema di setiap sudut ruangan tersebut, jarum jam menunjuk pukul 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara detik jarum jam terus menggema di setiap sudut ruangan tersebut, jarum jam menunjuk pukul 15.30 seorang Wanita yang tengah sibuk mengobrak abrik lemarinya.

"Gini nih, paling malas kalo udah begini," gerutu Wanita itu kesal. "Ini aja kali ya!" lanjutnya setelah menemukan sebuah atasan.

Ia berganti pakaian dan berjalan ke cermin menatap dirinya di depan, memutarkan badannya ke kanan dan ke kiri lalu tersenyum puas.

Hazel berdiri di depan pintu coklat menggunakan Jeans denim dan di padukan oleh kemeja kotak berwarna hitam, saat ingin mengetuk kenop pintu itu bergerak ke bawah menandakan akan ada yang keluar.

Seorang Wanita paruh baya keluar dari bilik pintu berwarna coklat itu dengan menenteng sebuah tas.

Hazel memundurkan langkahnya spontan. "Anu.. eh halo Tante?" ucapnya ragu karena ia tidak tahu siapa di depannya dengan sedikit menunduk kepalanya.

Paruh baya itu tersenyum, "Halo, temennya Ody yaa?" kata Wanita itu.

Hazel menatap wanita di depannya dan langsung mengangguk. "Keithara nya ada Tante?" tanya Hazel.

"Tunggu didalam aja, soalnya Tante ada urusan. Anggap aja rumah sendiri," ucapnya tidak jadi menutup pintu dan berjalan menjauhi pintu.

"Hati hati Tante!" seru Hazel melambaikan tangannya.

Hazel melangkah masuk, ia di sambut dengan aroma yang benar benar membuatnya nyaman, suasananya terasa hangat, foto keluarga Kei tercantum di sekitar mata memandang.

Hazel mengeluarkan handphone dari sakunya, mengotak atik sebentar lalu kembali mematikannya dan duduk di sofa.

Suara langkah kaki berjalan mendekat ke arah Hazel, mendengar hal itu Hazel mendongak lalu menoleh ke arah kanan, Keithara berdiri tak jauh dari tempat dimana ia duduk, Dirinya menggunakan Mini skirt celana pendek putih dengan vest putih hitam.

"Aduh, jadi ngerepotin gini kak," ujar Keithara tersenyum kikuk.

Keithara sudah mengatakan untuk bertemu di tempat yang dituju saja, namun Hazel memaksa ingin menjemputnya.

"Gapapa sekalian," balas Hazel.

Keithara hanya pasrah, sebelum meninggalkan rumah Keithara tak lupa berpamitan dengan Maru sang adik.

"Maru! Kakak keluar, kunci pintunya!" katanya sedikit menaikkan nadanya.

Tak ada sahutan, tapi adiknya pasti mendengar hal itu. Ia pun keluar rumah bersama Hazel.

"Pulangnya bawa makanan ya Kak!" pekik Maru dari jendela kamarnya setelah melihat kakaknya keluar dari rumah.

"Kunci pintunya!" balas Keithara.

KEITHARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang