15. Teman Wanita.
Selesai menjalankan hukuman, Max kembali ke kelasnya -12 IPA 1- dirinya sekelas dengan Sastra dan juga James, saat diruang guru kemarin, ketiganya memaksa untuk di masukkan ke 1 kelas saja.
Dengan berat hati, akhirnya guru itu menyetujui hal tersebut, lagi pula kelas tersebut hanya ada 27 murid ditambah mereka menjadi 30 murid.
"Pahlawan kesiangan selesai membantu tuan putri," celetuk James dengan gaya seperti menyambut kedatangan raja.
"Alay, yang begini kok bisa jadi orang," kata Maximilian dengan mendaratkan bokongnya di bangku bersebelahan dengan James.
"Sorry aja, gua malaikat," balas James bergaya merapihkan rambutnya seperti orang.
Max memutarkan bola matanya malas melihat tingkat kenarsisan temannya muncul, "Gua lupa bawa plastik lagi," kata Max melihat laci mejanya dan merogoh rogoh tasnya.
"Buat apa?" tanya Sastra ikut masuk dalam percakapan mereka.
"Muntah, jijik banget liat temen lo," balasnya melirik James yang tersenyum dengan memainkan alisnya naik dan turun.
"Temen lo juga."
"Jahat banget, gua gak dianggap. Sakit banget rasanya jadi angin," kata James dengan memelas kan wajahnya.
"Oh, Gua baru tahu alasan lo pindah Max," lanjutnya mengganti ekspresi wajah.
"Lo kenapa? masih waras kan?" James menatap Max, ia dan Sastra butuh penjelasan.
Maximilian menatap kedua temannya, "Lo pikir gua gak waras," Max kembali bertanya.
"Max, lo pindah sekolah karena itu cewek tadi kan," tanyanya, ia tahu ketika Sastra menceritakannya kenapa Maximilian yang orangnya tidak mau ribet rela pindah sekolah.
Maximilian tidak mengelak atau membantah, dia mengangguk pertanda setuju apa yang di ucapkan oleh James.
"Kenapa anjir, lo sadar kan?" James memastikan sesuatu.
"Mana ada orang gak sadar pindah sekolah, bego," cibirnya.
"Tolol bener pertanyaan nya," ujar Sastra.
"Maksud gua, lo kemarin kaya orang gila, kaget aja tiba tiba stabil gini," kata James menjelaskan apa maksudnya.
"Yaa itu kan shock," alibi Max.
"2 bulan uring uringan gak jelas begitu, masa shock doang," ejek James.
"Lo gak akan mikir kalo Cewek itu mirip dia kan?" Sastra tiba tiba menanyakan sesuatu yang agak sensitif, James yang ingin mengatakan sesuatu tiba tiba mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEITHARA
Teen FictionKeithara Pramoedya, gadis berusia 16 tahun yang tengah duduk di bangku SMA, semenjak kecil hidupnya selalu mengutamakan orang lain, diajarkan untuk terus menerus mengalah, memberikan miliknya pada orang lain yang menginginkannya, dan itu dia terap...