𓄹 ۪ ∿ ˟ 𓄹 ۪ ∿ ˟ 𓄹 ۪ ∿ ˟
Di dalam sebuah ruangan yang remang dan terdapat satu pemuda sedang duduk di sebuah kursi, menatap layar laptop miliknya. Dan satu orang lagi berdiri di belakangnya.
"Gempa baru tahu ternyata yang selalu lihat cctv itu Kak Ali," gumam Gempa yang ikut fokus menatap layar laptop di depan Halilintar.
Halilintar menjawabnya dengan tawa kecil miliknya. Tangannya dengan lihai menggerakkan mouse dan mengetikkan sesuatu di laptopnya, bisa Gempa ketahui bahwa sang kakak sulungnya itu sudah pandai dalam mengecen cctv rumah mereka.
Beberapa layar muncul, Halilintar dengan cepat langsung memutar rekaman cctv tadi malam. Tak ada yang aneh, semua ruangan gelap dan sepi kecuali kamar Gempa dan kamar milik duo bungsu--Duri dan Solar.
Tak heran saat melihat kamar Duri dan Solar yang menyala, karena Duri memang sedikit takut akan kegelapan. Jadi Solar menyalakan lampu agar kakaknya tak merasa ketakutan saat ingin tidur.
Sedangkan kamar Gempa menyala karena memang dirinya saat itu masih duduk di meja belajar, menyalin materi buku sejarah.
Yang aneh malah kamar milik Blaze dan Ice yang biasanya gelap saat mereka akan tidur. "Kak, ada bayangan yang nembus masuk ke kamar Kak Ali."
Halilintar dengan reflek memutar ulang rekaman barusan. Rekaman mendadak blur, seperti ada yang sengaja menutupi kamera cctv.
Dua menit berlalu, kemudian rekaman tersebut kembali normal. Gempa heran, jelas-jelas tadi dirinya melihat ada sebuah bayangan yang masuk ke dalam kamar kakanya itu. "Gempa nggak bohong, tadi jelas-jelas ada bayangan yang masuk ke kamar Kakak."
"Nyalain lampunya," ucap Halilintar menyuruh Gempa. Tanpa pikir panjang Gempa langsung menghidupkan lampu kamar, kamar sudah tak remang dan kembali terang.
"Gem, lihat deh." Halilintar menunjuk ke layar laptop miliknya, pintu depan mendadak terbuka dan memunculkan seseorang yang tak asing di mata mereka berdua.
Itu adik mereka, Ice Devandra Alvarenn yang baru saja pulang entah habis dari mana. Halilintar dan Gempa saling tatap, ruangan kamar Halilintar lengang sejenak menyisakan suara samar dari laptop.
Ice di rekaman cctv berjalan membuka pintu kamarnya, masuk ke dalam. Lima belas menit kemudian lampu kamar milik Blaze dan Ice mati, sepertinya Ice lah yang mematikannya.
Memang benar Ice sempat izin jika dirinya akan pergi keluar sampai larut malam. Tapi ia tak bilang akan pergi ke mana karena saat Halilintar hendak bertanya, teleponnya sudah dimatikan terlebih dahulu oleh Ice.
Halilintar mengambil handphone nya, menelepon seseorang. Tak lama, terdengar suara dari handphone nya. "Ya Bang?" Suara yang tak asing bagi Gempa.
"Ice dateng sini ke kamar," ucapnya yang langsung di iya kan oleh lawan bicaranya.
Dua menit berlalu, dan muncul ketukan dari pintu kamar milik sang sulung keluarga Devandra. "Langsung masuk aja."
Ice muncul di ambang pintu, berjalan ke belakang Halilintar yang sedang duduk. Netra aquamarine miliknya menatap wajah Gempa, seakan bertanya alasan dirinya dipanggil untuk ke kamar kakak tertua mereka. Namun Gempa hanya mengangkat bahu, tak tahu alasan mengapa Halilintar memanggil Ice.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Permintaan Maaf :: [OG] - BBB
Fanfiction𖥔 𖥔 ─Sebuah kesalahan yang ia perbuat beberapa tahun lalu yang dikira tidak akan berdampak besar pada kehidupannya ternyata berbanding terbalik dengan...