𝆹𝅥𝆺𝅥‌ ᳝ ֹ 🌱 ⊱ ִ 𝟎𝟏 ݊

1.7K 202 31
                                    

𓄹 ۪ ∿ ˟ 𓄹 ۪ ∿ ˟ 𓄹 ۪ ∿ ˟

Disclaimer!!- Cerita ini 100% karangan dari nabell0v_- Fanfiction, tidak ada sangkut paut dengan animasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer!!
- Cerita ini 100% karangan dari nabell0v_
- Fanfiction, tidak ada sangkut paut dengan animasi.
- Fiksi.
- Banyak letak tempat atau latar cerita karangan.
- Dilarang plagiat.
- Foto visual berasal dari pin, ig dll.
- Cacat logika.
- 14+
- Typo.
- Adegan kekerasan.
- Kata-kata kasar.
- Hewan mitologi.

𓄹 ۪ ∿ ˟ 𓄹 ۪ ∿ ˟ 𓄹 ۪ ∿ ˟

Di sebuah rumah milik keluarga Devandra terdapat 7 bersaudara yang sedang ditinggal oleh kedua orang tua mereka keluar negeri. Suasana di rumah itu terlihat sepi di malam ini, semua penghuni kamar tersebut sepertinya sudah terlelap di kasurnya.

Di balik pintu sebuah kamar dengan papan tulisan yang bertuliskan nama 'Gempa' bergantung di papan tersebut, terdapat sang pemilik kamar yang sedang duduk di meja belajarnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.39 tetapi dirinya masih belum bisa tertidur dan memutuskan untuk membaca buku pelajarannya. Itulah kebiasaan Gempa Alvredo Devandra, jika dia tak bisa tidur maka dia akan belajar.

Walaupun angin malam terus berhembus tanpa memedulikan siapa yang sedang ia buat kedinginan, Gempa tetap tak peduli. Daripada berbaring bosan di ranjang, lebih baik belajar kan? itulah pikirnya.

Gempa saat ini sedang mempelajari mata pelajaran yang sangat dia sukai, yaitu pelajaran sejarah. Gempa menyukai pelajaran tersebut karena dia tertarik dengan sesuatu yang berbau misteri.

Saat dia sedang menyalin salah satu bab, dia mencium bau tak sedap, seperti... bau darah? Gempa mencoba untuk positif thinking, mungkin itu hanya halusinasinya karena dia sekarang sudah mulai merasa mengantuk.

Dan ya, Gempa tertidur di meja belajarnya beberapa menit setelah bau anyir tak sedap itu hilang dari hidung dan kamar miliknya.

Sekarang mari kita pindah ke kamar sebelah, kamar dengan nuansa warna merah tua yang menjadi ciri khas pemilik kamar tersebut, siapa lagi kalau bukan Halilintar Januarta Devandra, anak paling tua di keluarga Devandra.

Dia sedang duduk di kasurnya sembari membaca buku novel dan mendengarkan lagu dari playlist penyanyi favoritnya.

Ya, dia belum tidur.

Lebih tepatnya dia tak bisa tidur, sama seperti Gempa. Tapi bedanya Halilintar tak duduk di kursi belajar dan menyalin materi pelajarannya, Halilintar lebih suka duduk dan bersandar di kasur empuknya sambil membaca novel yang sudah ia beli minggu lalu tapi baru ia baca sekarang karena terlalu sibuk.

7 Permintaan Maaf :: [OG] - BBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang