hello, silent reader.
Jaden Gautama, pria berusia 25 tahun yang menyandang jabatan sebagai Direktur dari sebuah perusahaan properti itu, kini alih-alih duduk di kursi kerja kantornyaㅡJustru sedang duduk disalah satu bangku sebuah bar yang sedang mengadakan perjual-belian manusia.
Ya, Jaden sedang duduk sembari meminum vodkanya dan menikmati situasi bar yang sore ini sangat ramai dengan kebisingan musik yang terdengar sangat nyaring bersamaan dengan gemerlap lampu disko yang sangat menyilaukan penglihatan.
Jangan tanyakan untuk apa Jaden datang ke tempat pembuatan dosa ini, karena sudah sangat jelas jika detik ini pria itu sedang menghindari beberapa berkas sialan yang ada menumpuk di atas meja kerjanyaㅡYa, Jaden lelah dan sedang membutuhkan sedikit hiburan.
"Tuan Jaden?"
Jaden mengalihkan atensinya dari kerumunan lantai dansa, "Ya?" Balasnya singkat pada wanita yang kini sudah duduk di sebelahnyaㅡWanita yang berstatus sebagai istri dari pemilik bar ini.
"Apa anda membutuhkan sesuatu? Butuh seseorang untuk menemani anda.. mungkin?"
"Tidak, saya hanya ingin sendiri."
"Ah, benarkah? Anda tidak datang ke sini untuk memberikan tawaran tinggi pada jalang-jalang kami?"
Jaden menggeleng singkat karena dirinya hari ini memang sedang tidak berniat mengeluarkan uang sebesar mungkin hanya untuk seorang jalang yang sejauh ini menurutnya sangat tidak pantas untuk diberikan uang dengan nominal besar dari dirinyaㅡLebih jelasnya, sejauh ini jalang-jalang yang ada di bar ini sangat tidak bisa memuaskan dirinya, begitu menurut Jaden. Tapi, sedetik kemudian pandangannya jatuh pada perempuan yang mengenakan mini dress.
Jaden menajamkan penglihatannya untuk memperhatikan sosok perempuan yang berhasil menarik minatnya; Sosok perempuan yang memiliki paras cukup cantik dengan senyuman yang terlihat tulus sedang duduk menemani seorang pria, "Who is she?"
Wanita yang masih duduk di sebelah Jaden spontan menatap arah pandang dari tamunya sebelum tertawa pelan saat sudah mengetahui siapa objek dari pertanyaan yang dilontarkan Mavra, "Anda penasaran siapa dia? Ah, katanya anda sedang tidak membutuhkan teman minㅡ"
"Jawab saja pertanyaanku."
"Dia Kalana Lanuarna."
"Jalang?"
Wanita itu terdiam, ia tak segera memberi jawaban sehingga membuat Jaden menoleh padanya dengan satu alis terangkat, "Tuan Jaden.. Kalana tidak bisa dikatakan sepenuhnya jalang karena dia hanya menemani tamu minumㅡTidak sampai tidur atau seks.. she is underage."
Ah, masih gadis ya..?
"What the fuck? Bar ini mempekerjakan anak di bawah umur?"
Wanita itu menggeleng cepat, "Kami tidak mempekerjakan tapi dia dijual orang tuanyaㅡ" Kalimat sanggahnya tidak terselesaikan.
"Berapa?"
Wanita itu mengrenyit dengan tatapan ragu, "Pardon me?"
"Menarik, berapa?"
Wanita itu membulatkan mulutnya saat memahami perkataan dari Jaden, "Tuan.. kami tidak menjual dia karena kami tidak memberi pengajaran khusus mengenai pelayanan seksㅡ"
"Seratus juta, cukup?"
"Tapi, dia cacat.."
Jaden mengrenyit dengan tatapan serius mengarah pada wanita itu, "Cacat?" Ulangnya bertujuan memastikan.
"Tuna rungu.. dia tuli." Ungkap wanita itu dengan senyum miris terukir di bibirnya, "Apa anda masih yakin ingin membelinya dengan harga yang sudah anda sebutkan tadi, Tuan?"
P E R F E C T
Diketik pada 12 Januari 2024
Dipublikasi pada 20 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
i. PERFECT
Historia CortaBagi semua orangㅡJaden adalah sosok yang sempurna, sedangkan bagi Gaia definisi paling sempurna ada pada Jazen yang justru menganggap gadis cacat seperti Kalana-lah yang paling sangat amat sempurna.