03 › Cocok.

921 79 4
                                    

hello, silent reader.

"Dia cantik kan, Den? Kamu suka kan?"

Jaden mendesis pelan saat mendengar celetukan Sang Mama juga tawa renyah dari pria seusianya yang saat ini sedang duduk di hadapannya. "Bukankah dia menyukai Jazen? Kenapa Mama justru bertanya padaku?" Ujar Jaden membuat Mamanya langsung beralih menatap pada pria yang tadinya tertawa kini terdiam dengan menunjukkan ekspresi tidak suka.

"Aku benarkan, Jazen?" Ujar Jaden pada Jazen dengan satu alis terangkat, "Gaia lebih menyukai kamuㅡBahkan sepertinya kamu sudah tau tentang itu."

Kltak

Suara nyaring sendok diletakkan oleh si pengguna yang kini menatap Jaden dengan tatapan semakin tidak suka, "Lantas apa gue juga harus suka sama Gaia kalo gue tau dia suka sama gue? What should i do, Jad?"

Jaden hanya diam, ia tidak membalas perkataan Jazen yang kini beranjak dari kursi makan. "Gue gak suka sama Gaia. Jadi, lo jangan harap gue bisa dipaksa gitu aja." Ungkap Jazen pada Jaden sebelum pergi keluar dan meninggalkan rumah; menyisahkan Sang Mama dan Jaden yang masih duduk di ruang makan pagi ini.

"Jazen mana?"

Mama menghela nafas saat mendengar pertanyaan Papa yang baru saja datang dan duduk di kursinya, "Sudah berangkat."

"Oh, sepagi ini? Apa agensinya ada masalah?"

"Tidak ada, mungkin jadwal rekamannya banyak. Apa Papa ada urusan penting dengan Jazen?" Kali ini Jaden yang menyauti pertanyaan Papa-nya.

Papa menggeleng pelan. "Oh ya, Den.. Mama sudah berbicara padamu? Kamu setuju kan?" Tanya sang papa yang menyeret topik yang sempat purna, "Gaia sempurna dan Papa pikir dia cocok dengan kamu."

"Tapi, aku pikir Gaia lebih cocok dengan Jazen daripada aku, Pa."

"Hhh, Den.. kamu tau kan watak adikmu itu sekeras apa? Sekali dia bilang tidak pasti benar-benar tidak akan dia lakukan." Saut Mama yang sepertinya benar-benar menyerah terhadap putra bungsunyaㅡJazen Gautama.

Papa ikut menambahi, "Terlebih Jazen publik figur.. Den, tidak mudah baginya untuk menjalin hubungan serius dengan seseorang."

"tadi Papa bilang Gaia sempurna kan? Dan apa masalahnya jika publik figur seperti Jazen menjalin hubungan dengan seseorang yang bahkan sempurna seperti Gaia? Masyarakat pasti tentunya akan setuju juga, kecuali seseorang yang bersanding dengan Jazen adalah seseorang yang cacat." Jelas Jaden dengan serius, "Lagipula usia Jazen juga seharusnya sudah memiliki pendaㅡ"

"Maka dari itu harusnya kamu yang menikah lebih dulu, Den.. kamu lima menit lebih tua dari Jazen." Potong Mama seketika membuat Jaden terdiam, "Jika kita mendesak Jazen untuk segera menikah padahal kamu sendiri belum menikah maka Jazen akan mengelak bahkan justru akan menyeret kamu.. Mama mohon, setuju dengan Gaia ya.. Den?"

Jazen Gautama, produser musikㅡRapper sekaligus pemilik saham terbesar dari agensi Entertainment yang menaungi dirinya dan beberapa artis terkenal ituㅡMerupakan putra bungsu Gautama yang juga merupakan kembaran Jaden Gautama. Ya, 5 menit lebih muda daripada Jaden. Meskipun memiliki tittle sebagai publik figur, Jazen tidak begitu peduli dengan pendapat masyarakat mengenai dirinya yang seringkali mendapatkan skandal yang merusak citranya; Sering hiatus dan menghilang tanpa memberi klarifikasi secepat mungkinㅡSkandal terakhirnya adalah menjalin hubungan dengan model papan atas, Yasya.

"Zen!"

"Oi, apaan?"

"Hubungan lo sama Yasya?"

Jazen mendengus kasar, "Lo juga percaya sama berita sampah itu?" Sarkasnya membuat rekan satu agensinya tertawa puas karena berhasil membuatnya kesal.

"Bercanda, Bro."

"Gak lucu." Saut Jazen yang kini melangkah masuk ke dalam lift agensi dan meninggalkan rekan seagensinya; Luke di lobby agensi.

Ting!

Jazen melangkah masuk menuju ruang rekaman yang sudah ditunggu oleh managernya. "Pagi." Sapanya membuat beberapa staff dan manager menoleh ke arahnya.

"Pagi, Zen. Apa kamu yakin ingin rekaman comeback setelah menghilang tanpa memberi klarifikasi atas skandalmu?"

Jazen duduk disalah satu kursi sembari membaca skrip lagu barunya, "Ya. Lagipula kalian tau hubunganku dengan Yasya hanya sebatas rekan kerja kan?"

"Tapi, masyarakat dan penggemarmu tidak tau tentang itu. Yasya juga tidak ingin klarifikasi sebelum kamu memberi klarifikasi, Zen."

Jazen mendengus kesar, diletakannya skrip lagu itu baru ia menatap staff dan managernya secara bergilir. "Lakukan saja tugas kalian seperti biasanya saat aku mendapat skandal, post klarifikasi yang sudah aku katakan pada akun mediaku. Mudah kan?" Setelah itu, ia beranjak dari kursi dan keluar dari ruang rekaman menuju ruang rapatㅡJadwalnya hari ini selain rekaman yang sepertinya harus ia tunda adalah menghadiri pertemuan dengan beberapa aktris agensi.

Klak

"Maaf terlambat." Ujar Jazen saat melihat beberapa aktris sudah duduk di kursi meeting.

"Akhirnya lo muncul juga, Zen."

Jazen tertawa pelan, "Lo kan tau penyebabnya."

"Sudah lengkap? Kita bahas langsung pada intinya saja ya?"

Jazen mengangguk dan pertemuan yang membicarakan mengenai kolaborasi antara dirinya dan tiga artis itu pun dimulai.

"Line distribusinya adil kan? Gak akan jomplang? Gue gak mau fans pada protes karena jomplang." Celetuk Jazen menghasilkan tatapan bertanya ketiga artis lainnya pada sang produser yang membicarakan mengenai lagu kolaborasi.

"Cuma selisih beberapa detik doang, Zen."

Jazen mengangguk, "Kapan rekamannya?"

"Minggu depan." Ujar produser, "Kalian berempat harus jaga kesehatan ya? Rapat selesai, kalian bisa keluar."

Saturday Drip oleh Marvaka Adimasta, Jazen Gautama, Nades Jazleon dan Julian AsseanㅡAccept.

"Nanti malam mau party atas kolaborasi kita gak?" celetuk Julian saat keempatnya sudah keluar dari ruang meeting.

"Gue sih oke, Zen? Des?" Ujar Marva tertuju pada Jazen dan Nades yang tidak membuka suara.

"Sorry, malam ini gue ada pemotretan, gue nyusul kalo sempet."

Marva beralih pada Jazen setelah mendengar ujaran Nades, "Lo?"

"Gue bisa, di mana?"

P E R F E C T
Diketik pada 12 Januari 2024
Dipublikasi pada 30 Januari 2024

i. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang