hello, silent reader.
Jika dipertanyakan berapa banyak properti Jazen maka jawabannya tidak bisa diperhitungkan karena properti milik Jazen sendiri sebagian besar memang miliknya tanpa campur tangan keluarga GautamaㅡIstilah lebih sopannya adalah kekayaan bersih milik Jazen yang merupakan seorang publik figur.
Jika dipertanyakan lagi tentang apakah Jazen tergabung dalam perusahaan Gautama maka jawabannya Iya, Jazen memang bergabung namun tidak turut adli dalam kepengurusan karena dirinya-lah pemilik beberapa persen saham dari keluarganya sendiri. Ya, selain memiliki saham dari agensi yang menaunginya selama berkarirㅡJazen juga memiliki saham diperusahaan milik keluarganya sendiri dan Jaden-lah yang mengelola saham milik Jazen.
Jadi, siapa yang lebih memiliki kekuasaan di sini? Lupakan itu, masalah kekayaan pasti akan bertambah dan berkembang dengan berjalannya pekerjaan keduanya.
Setelah memutuskan panggilan dengan pihak bank, Jazen kembali melangkah masuk ke dalam rumah yang selama ini tidak ia kunjungi; Rumah yang ia kosongkan namun tetap ia pantau untuk keterawatannyaㅡSingkatnya Jazen mempekerjakan pelayan untuk membersihkan rumahnya itu.
Apa keluarga Gautama tau jika Jazen memiliki properti berupa rumah? Jawaban Iya tau namun keluarganya tidak begitu tau di mana alamat-alamat properti berupa rumah yang dimilik Jazen, tidak penasaran juga karena ingin sebanyak apapun properti berupa rumah atau apartemen yang dimiliki JazenㅡPutra bungsu Gautama itu akan tetap pulang dan beristirahat di kediaman utama Gautama atau jika seandainya keluarga Gautama penasaran tentang alamat beberapa properti rumah dan apartemen milik Jazen, mereka bisa membaca tumpukan berkas akta kepemilikan rumah atau apartemen yang Jazen simpan di dalam lemari yang ada di dalam kamarnya.
Ya, begitulah mengenai bungsu Gautama yang beberapa jam lalu dengan mudah mengirimkan uang sebesar 1 Miliyar kepada Direktur perusahaan keluarganya, kepada kakaknya sendiri; Jaden Gautama. Bukan bermaksud lancang atau merendahkan kakak kembarnya itu, Jazen hanya menginginkan jalang yang telah diabaikan tuan-nya.
Lima ratus juta adalah harga yang sangat rendah untuk mengambil kehidupan sosok yang saat ini sedang membersihkan diri atas perintah Jazen setibanya mereka berdua di rumah yang cukup bisa dikatakan mewah.
Jazen mengotak-atik ponselnya saat mendapati pesan singkat dari sang Papa yang menanyakan pasal keberadaan dirinya saat ini; Jazen bukan tidak tau masalah hari ini keluarganya mengadakan pertemuan dengan keluarga GaiaㅡJazen tau dan dirinya sengaja tidak hadir dengan alasan ada hal penting yang harus ia selesaikan di perusahaanㅡYa, tapi pada faktanya Jazen justru mendatangi bar bersama Julian dan Marva untuk merayakan kolaborasi mereka yang sudah diumumkan dan di bar itu Jazen ditinggalkan oleh Julian dan Marva yang asik menyewa ruangan, sialnyaㅡParty hanyalah kedok semata untuk kedua rapper itu bercumbu dan meninggalkan Jazen yang saat itu juga justru disangka sebagai Jaden yang ternyata malam kemarin membeli seorang jalang.
Tidak, Jazen tidak terkejut jika kakak kembarnya yang memiliki reputasi baik di depan kedua orang tuanya atau bahkan publik itu bisa diam-diam mendatangi sebuah bar bahkan menyewa atau membeli jalangㅡSungguh, Jazen tidak terkejut tentang hal itu karena dirinya-lah yang sudah pasti akan mendapat masalah untuk menanggung semua perbuatan buruk kakak kembarnya itu. Tapi, hal yang membuat Jazen cukup terkejut adalah jalang yang dibeli kakaknya dengan nilai lima ratus juta adalah seorang gadis yang usianya di bawah umurㅡSungguh, Jazen tidak habis pikir pasal bagaimana bisa kakaknya itu membeli gadis seusia 17 tahun? Apa Kakaknya itu pedofil? Terlebih lagi hal yang membuat Jazen lebih terkejut adalah gadis di bawah umur itu adalah seseorang yang memiliki kekurangan; Tuna rungu; Cacat.
Sampai detik ini Jazen masih berpikir tentang bagaimana bisa Kakaknya yang sempurna itu melakukan hal seperti itu? Terlepas cacat, Jazen hanya menerima jika kakaknya itu tertarik dengan sosok gadis 17 tahun itu karena parasnya yang elokkkㅡDan Jazen tidak menyangkal itu karena dirinya juga lumayan tertarik bahkan melupakan fakta jika gadis 17 tahun yang sekarang menyandang status sebagai jalang-nya itu adalah Tuna rungu, lebih beruntungnya ternyata masih Virgin yang berarti masih gadis.
Serukan saja apa yang dikatakan Jazen pada Jaden itu adalah kata-kata yang juga pantas untuk dilontarkan pada Jazen; Pada hakikatnya kedua Gautama itu sama saja.
Dasar gila, dasar pedofil!
Persetanan, Jazen tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang-orang mengenai dirinya. Jazen beranjak dari sofa, ia melangkah masuk ke dalam kamar yang kamar mandinya sedang digunakan gadis-nya untuk membersihkan diri.
Ditutupnya pintu kamar, Jazen melangkah mendekati ranjang yang sudah lama tidak ia gunakan namun masih bersih dan tertata rapi. Jazen duduk setelah meletakan ponselnya di atas nakas, ia mengamati ruang kamarnya yang cukup terasa kosong seperti sama sekali tidak digunakan. Sampai pada hitungan detik berikutnya sebuah suara pintu kamar mandi terbuka membuat Jazen menoleh dengan tatapan yang sulit diterjemahkan; Terpesona, sungguh saat melihat gadis-nya melangkah keluar kamar mandi dengan wajah menunduk; Hei, apa ini? Apa Jazen menakutkan?
"Tuan Jadㅡ"
Jazen bangkit dari duduknya, "Jazen."
Wajah gadis itu mendongak dengan tatapan ingin bertanya, "Huh?"
"Panggil aku Jazen, Kalana."
"Bukankah nama Tuan adalah Tuan Jaden?"
Jazen mendengus samar dan menahan jengkel luar biasa saat mendengar nama kakak kembarnya keluar dari mulut gadis-nya itu; Tidak suka? Ya.
"Bukan Jaden tapi Jazen, wanita itu pasti salah menyebutkan namaku."
Gadis itu ber-oh-ria sembari mengangguk pelan dengan ekspresi khas bocah 17 tahunㅡpolos, "Baiklah.. Tuan Jazen..?"
Seulas senyum tipis yang memiliki makna kemenangan diperlihatkan oleh Jazen Gautama dihadapan mantan calon jalang sang kakak, "Good girl." Pujiannya membuat sang gadis menunduk dengan rona merah yang terlihat jelas tengah menjalar dikedua pipi berisi milik gadis-nya itu, Jazen terkekeh pelan.
"Tuan Jazen..?" Perlahan wajah elok itu mendongak dan menatap Jazen dengan tatapan lugu.
Jazen mengangkat satu alisnya, "Ya?"
"Bisakah Tuan memberitahu apa saja yang harus saya lakukan saat bersama Tuan?"
Polos sekali, sangat disayangkan jika ternodai.
"Cukup temani aku di rumah ini, Lana."
P E R F E C T
Diketik pada 12 Januari 2024
Dipublikasi pada 3 Februari 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
i. PERFECT
Short StoryBagi semua orangㅡJaden adalah sosok yang sempurna, sedangkan bagi Gaia definisi paling sempurna ada pada Jazen yang justru menganggap gadis cacat seperti Kalana-lah yang paling sangat amat sempurna.