10 › Tugasmu.

413 31 0
                                    

hello, silent reader.

Penthouse atau apartemen? Kalana tidak tau, ia memilih diam dan mengikuti langkah Jaden tanpa mengeluarkan banyak suara, Kalana takut jika banyak bicara akan menambah kesalahan bahkan membuat Tuan-nya itu semakin kesal atau mungkin marah.

Pintu hitam terbuka setelah Jaden menempelkan kartu akses pada sensor pintu, Jaden memasuk disusul Kalana yang cukup takjub dengan isi ruangan yang berada di lantai teratas sebuah gedung apartemen. Di dominasi warna kecoklatan dengan furnitur yang cukup minimalis, Kalana dapat menyimpulkan jika Tuan-nya itu adalah tipikal orang yang simpel dan tidak ingin sebuah ke-ribetan.

"Kamu tinggal di sini." Celetukan Jaden menyentak atensi Kalana yang kini langsung menatap Jaden. "Penthouse ini akan rutin dibersihkan oleh suruhan saya setiap pagi dan sorenya. Jadi, kamu tidak perlu repot membersihkan Penthouse." Lanjut Jaden yang memilih duduk di salah satu sofa yang ada di ruang utama Penthouse-nya.

Oh, Penthouse? Kalana baru pertama kali ini memasuki sebuah Penthouse dan benar kata Washa jika sebuah Penthouse berada di lantai teratas gedung apartemen dengan ukuran ruangan yang lebih luas dari apartemen biasanya dan bahkan berlantai dua.

"Ini kartu akses masuk, cukup tempelkan pada sensor yang ada di pintu." Ujar Jaden sembari meletakkan kartu yang tadi ia gunakan untuk membuka pintu, "Kamu harus membawa kartu itu jika keluar dari Penthouse."

"Tuan?"

"Saya punya cadangannya." Celetuk Jaden dengan santai.

Kalana mengerjap lugu, "Apa anda mengijinkan saya keluar dari Penthouse tanpa anda?"

Jaden mengrenyit bingung, "Apa Jazen tidak mengijinkan kamu keluar rumah tanpa dirinya?" Selidiknya dibalas anggukan pelan oleh Kalana yang kini menunduk. "Oh, ternyata badebah itu mengurungmu di dalam rumahnya." Sarkas Jaden.

"Tuan..?"

"Apa?" Saut Jaden dengan satu alis terangkat.

"Maafkan saya yang tidak bisa membedakan antara Tuan Jaden dan Tuan Jazen.. saya mohon jangan meminta ganti rugi pada Mamii.." Pinta Kalana yang masih menuduk, bersalah jawabannya.

Jaden menghela nafas samar meskipun dirinya sangat kesal saat mengetahui jika Kalana dijemput oleh sang kembaran yang dengan lagak sombongnya lagi mengirimkan uang sebesar satu miliar sebagai bentuk ganti rugi, "Saya tau itu."

"Tuan.."

"Saya juga tidak berniat meminta ganti rugi pada Mamii-mu atas kesalahannya sendiri yang tidak bisa membedakan antara saya dan Jazen bahkan cukup terlambat menyadari kesalahannya itu" Balas Jaden yang memang benar adanya ia tidak berniat meminta ganti rugi pada wanita bar itu, "Tapi saya harap kamu bisa memenuhi tugasmu sebagai ganti atas kerugian yang saya dapatkan."

Kalana mengangkat wajahnya, ia menatap Jaden yang juga menatapnya. "Apa yang harus saya lakukan untuk anda, Tuan?" Ujarnya bertanya.

"Apa kamu tidak mengerti tugasmu, Kalana?"

Kalana mematung kaku, cukup tidak bodoh baginya untuk mengerti apa yang menjadi tugasnya setelah dibeli oleh pria Gautama itu dan tentunya Kalana sudah mengerti berkat apa yang diajarkan oleh Washa sebelum ia dijemput oleh pria Gautama lainnya. Kalana mengerti, hanya saja ia tidak mengerti bagaimana cara memulai tugasnya.

"Kalana." Panggil Jaden yang jelas menyadari jika gadis Lanuarna itu terdiam karena kebingungan, jelas terlihat sekali. "Kemari." Titah Jaden sembari menepuk pahanya.

"Um..?"

"Kamu tidak mengerti tugasmu kan? Saya akan mengajarimu."

Kalana terdiam kaku. Umurnya memang masih 17 tahun tapi Kalana tidak akan mengakui jika dirinya masih polos karena tentunya ia sudah sering melihat adegan tidak senonoh yang hampir setiap hari terjadi di bar tempat ia bekerja. Kegiatan tidak senonoh yang pernah Kalana tonton tanpa sengaja di bar, tentunya akan ia sering lakukan hanya demi memenuhi tugasnya sebagai seseorang yang sudah dibeli oleh Tuan-nya dengan harga yang cukup bisa dibilang tinggi. Tapi, apakah memang harus secepat ini ia melakukan adegan tidak senonoh itu? Padahal baru kemarin ia cukup dibuat lega saat mendengar Jazen tidak akan melakukan hal tidak senonoh itu padanya yang masih berstatus di bawah umur. Tapi, yang ada di hadapan Kalana saat ini bukanlah Jazenㅡmelainkan sosok Jaden, Tuan-nya yang sesungguhnya.

i. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang