🔱Curhat🔱

25 3 0
                                    

Kantin tidak seramai hari hari biasanya,mungkin karena ujian tengah semester sudah dekat. Jadi tak banyak yang menghabiskan waktu mereka dikantin,mereka lebih memilih di perpustakaan untuk persiapan ujian.

Elina mendudukkan dirinya di bangku pojok kantin diikuti oleh Sheryl,Naya,Viona,serta Elsya.

Sedangkan sebelah kanan meja mereka terdapat Luna yang lebih dulu memakan camilan yang ia ambil di meja kantin,disamping luna sudah ada Aurel yang duduk manis sambil menacap riasan wajahnya. Sedangkan Azura dan yuna duduk diam sambil memilih menu yang akan mereka pesan.

Yuna memilih menu dengan seksama
"Mmm,gue mau nasgor aja deh."

"Gue ngikut yuna kalo gitu." Timpal Luna

Yuna melirik Luna sinis "Apaansi lo ngikut-ngikut gue,gak punya pendirian." ucapnya sarkas

"A elah,gitu doang sewot bener." Sahut Luna lalu merebut buku menu dari Aurel dengan tak santai.

Aurel mendengus kesal dengan kelakuan Luna yang menyerobot buku menu darinya tanpa aba aba.

Beberapa menit setelah perselisihan memilih menu terjadi, terlihat segerombolan gadis gadis mendekati meja mereka.

Naya,Maura,Renata,serta Tiara datang bersamaan dan segera bergabung menuju meja Luna dan Aurel.

Dan dibelakang mereka terdapat Ziva yang bermain dengan anak ayam yang baru saja ia temui saat dalam perjalanan menuju kantin,serta Bella yang senantiasa membawa buku ditangannya.

"Udah lama keluarnya Rel?" tanya Tiara mengangkat sebelah alisnya.

"Sebenernya kelas kita emang jamkos dari awal si,cuman kalo masalah ke kantinnya itu baru banget kok,sebelum kalian dateng."jelas Aurel panjang lebar

"Ooh gitu." Tiara mengangguk anggukkan kepalanya lalu melihat lihat buku menu dan segera memesannya.

"Yaudah kalo gitu,gue bantuin mbok Sarni bawa pesenan kita dulu ya." Ujar Aurel berpamitan lalu bergegas pergi membantu mbok Sarni.

"Laah,kalian kok kaya ada yang kurang ya?"tanya Luna mengetukkan jarinya di atas dagu.

"Siapa member yang belum kesini?"
tanya Yuna ikut befikir keras,kira kira siapa yang kurang ya?

"Oh iya,Shelya sama Nana mana?"tanya Aurel yang datang membawa beberapa pesanan mereka diikuti mbok Sarni dibelakangnya.

"Naaaaaaaah,itu!!" Ujar Luna,Yuna,dan Tiara bersamaan.

Mulut aurel menganga lebar,kenapa para sahabatnya ini seringkali mengatakan hal yang tak jelas.
Bahkan Renata yang sedang fokus ber-swa foto dengan instagram miliknya pun menoleh kaget.

"Nah itu, apaan?"tanya Aurel

"Shelya sama Nana kemana?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Aurel,Luna malah kembali melontarkan pertanyaan kepada Tiara.

Tiara terlihat bingung dan menatap sekeliling kantin untuk mencari dua sosok sahabatnya yang menghilang entah kemana.

"Perasaan tadi Shelya bilang mau traktir Nana deh,seharusnya kan udah ke kantin duluan." Monolog Tiara

"Lah,kok ngga ada si? Terus kemana dong tuh dua curut?"

🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱

Sedangkan yang sedang dicari cari ternyata tengah mengobrol sedari tadi di kursi dekat taman.

"Lo kemana aja seminggu ini?" Tanya Shelya dengan raut wajah kurang bersahabat.

"G -gue dirumah kok,kenapa emang? Kalo lo mau tanya kenapa sekrarang ini gue jarang ke asrama,karna gue lagi males ajaa,dan gu-"

"Nggak!! Jawab jujur Na!!" Shelya dengan cepat memotong ucapan Nana.

Nana terdiam dan menunduk

"Kemarin Mama lo ke Asrama."
Ujar Shelya

Nana mendongakkan kepalanya kaget.
"Mama lo cerita semuanya ke gue,karena saat itu cuma gue yang ada di asrama." Shelya menjelaskan dengan tenang. Sedangkan Nana hanya memainkan dasinya gelisah.

"Lo sempet berantem hebat kan sama ayah lo?Karna itu setelah lo pergi dari rumah, mama lo langsung nyari lo kemana mana,dia khawatir sama lo Naaa" Nana hanya diam,tak merespon ucapan shelya.

Shelya menepuk pundak Nana pelan,
"Kalo ada masalah tuh ceritaa sama kita,lo sebenernya anggep kita apasih?Punya masalah dipendem sendiri. Lo punya kita buat berbagi cerita,kita itu sahabat lo,temen kamar lo,udah lama kita hidup bareng,kenapa lo nggak mau jujur aja kalo lagi ada masalah sih?!!"

Nana masih setia menundukkan kepalanya,ia khawatir teman temannya akan kecewa karena tak mau jujur dengan apa yang dialaminya. Dan tak terasa air mata Nana sudah mengalir deras dari awal shelya bercerita.

Shelya menghembuskan nafas pelan,ia lebih mendekatkan diri dan memeluk Nana yang semakin terisak,
"M-maafin gue shel,gue ng-nggak bermaksud gitu sama kalian,gue cuma nggak mau nambah beban pikiran kalian ajaa."ujarnya dengan sedikit isakan.

"Udah udah,nggak usah nangis,sini cerita sama gue,gue akan denger semua keluh kesah lo,ngga usah pake ngilang ilangan lagi yaa." Shelya masih setia mengelus punggung Nana

Nana mengangguk dan segera menceritakan semua masalah yang selama ini ia alami dengan keluarganya. Mereka menghabiskan waktu cukup lama.

"Selama ini gue masih tahan sama perlakuan papa yang beda bedain anak shel,dia terus terusan muji kaka gue,karena prestasi yang dia dapetin,entah sekecil apapun itu semua papa perhatiin. Jujur gue iri banget shel sama dia,dia dapet kasih sayang mama sama papa,sedangkan gue? Nggak. Papa anggep gue anak paling bodoh shel,sedangkan kaka gue dan ade gue bener-bener disayangi banget sama mereka."
Jelas Nana yang kembali meneteskan air matanya.

"Tapi seiri apapun gue,gue tetep gabisa benci sama kaka dan ade gue,gue sayang banget sama mereka shel.Dan gue juga kasian sama ade gue,karena gue berantem sama papa dia juga kena imbasnya karena belain gue. Gue harus gimana shel? Gue bingung..."

"Iyaa,gue paham perasaan lo. Sekarang lo tenangin diri lo ya,udah jangan nangis ih!" Shelya menabok paha nana cukup keras sambil tertawa mengejek

"Mana Nana yang gue kenal? Yang ceria dan suka teriak sani sini. Jelek banget kalo lo nangis gitu" Lanjutnya kembali tertawa.

"Ih,Shelya teh kumaha siih,orang Nana lagi sedih jugaaa." Ujar nana ikut tertawa.

Pada akhirnya, Shelya mampu membuatnya kembali tertawa dan melupakan masalahnya sejenak.

"Udah ya sedih sedihnya,nanti kalo pulang sekolah lo ikut gue jalan jalan,
gue yang traktir deeeeh."
Shelya segera beranjak setelah mengucapkan kalimat rayuannya.

Nana yang masih terduduk pun tersenyum senang dan segera beranjak untuk menyusul Shelya.

"Shelyaaaa,janji yaaa." Ujarnya berteriak sambil mengejar Shelya yang sudah cukup jauh dengan taman.

Nyatanya,seorang sahabat akan mendapingimu dalam keadaan apapun,dia mampu mengubah harimu yang menyedihkan menjadi menyenangkan.

Teman sejati adalah mereka yang bisa kamu andalkan, apa pun yang terjadi . Mereka yang pergi ke hutan untuk mencarimu dan membawamu pulang. Dan teman sejati tidak perlu memberitahumu bahwa mereka adalah temanmu.

Salah satu keindahan persahabatan sejati adalah kemampuan untuk saling memahami dan dipahami satu sama lain.

🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱


To be conniue💐












































Segitu dulu ya all😁

M
A
K
A
S
I
H

W
A
K
T
U
N
Y
A😘😘

Jan lupa vote yaaaaa yaaaaaaa 🫶🙏

QUINDICESIMA STANZA🔱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang