🔱Perkara Hujan🔱

37 7 2
                                    


Happy reading💐



Hujan turun mengguyur jalanan kota Bandung yang tengah dihiasi hiruk pikuk orang orang sore itu. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore hari,yang dimana sekarang rata-rata sudah jam pulang kerja. Suasana hujan kerap kali
dianggap sebagai momen yang pas untuk galau itu seketika hancur digantikan dengan jalanan yang macet dan terdengar bunyi klakson disana sini.

Berbeda dengan jalanan yang ramai,
komplek Asrama yang letaknya di tengah kota Bandung itu sedikit lenggang sore hari ini. Membuat seorang perempuan dengan hoodie hitam polosnya kini duduk di balkon Asrama dengan pandangan muram. Niatnya untuk menunggu tukang bakso
lewat setiap sore didepan Asrama seketika hancur karena hujan sialan ini. Mangkok yang sedari tadi ia bawa untuk menemaninya menunggu tukang bakso lantas menganggur dimeja kecil disamping ia duduk sekarang.

"Mau sampe kapan lo nunggu kaya orang gila,naaay,nay." Renata muncul seperti setan yang mengagetkan Naya.

Seseorang yang sedari tadi menggalau adalah Naya,seorang Naya Olivia Queenzy merindukan kehadiran seorang tukang bakso langganannya.

Renata menyandarkan bahunya di pintu kaca balkon,sambil bersedekap tangan,dirinya ikut menatap hujan yang memang sepertinya cocok untuk menggalau.

"Ah,lo ganggu orang lagi galau aja,syuh syuh,jauh jauh lo."Naya melambai lambaikan tangannya dengan maksud mengusir satu mahkluk penggangu ini.

"Iiiih,yaudah gue tinggal, bye!" Renata ikut melambaikan tangannya,dan segera masuk ke ruang santai bergabung dengan sahabatnya yang lain.

Renata duduk di karpet bulu didepan sofa yang diduduki para sahabatnya,
Kini mereka tengah asik menonton Harry Poter ditemani dengan beberapa camilan pedas,dan beberapa cup mie ramen.

Sekian menit berlalu,hujan semakin lebat disertai dengan hembusan angin dingin yang menusuk kulit,akhinya Naya sudah tak tahan dengan hawa dingin yang menusuk,dan memutuskan untuk masuk.

Naya menutup pintu kaca itu rapat lalu menarik gorden maroon itu hingga menutupi pintu dengan rapat.

Ia berjalan gontai dan duduk di samping Renata, "Nana kemana?"tanyanya.

"Iya juga ya,dari tadi belum pulang." Viona ikut menanggapi.

Renata mengidikkan bahunya "Nyangkut di pohon kali." Ujarnya tak masuk akal.

"Bukannya tadi pulang sama lo lun?" Tanya Sheryl yang diangguki oleh luna

"Nana minta diturunin di toko kue deket taman,yaudah gue turutin." Jawab Luna

Shelya melirik jam dinding,sekarang sudah pukul 17.30,seharusnya Nana sudah berada di Asrama.

Shelya bangkit dari duduknya dan menuju kamar untuk mengambil payung.

Melihat Shelya bangkit,membuat Naya mengernyit penasaran "Eh,mau kemana shel?"

"Nyari curut." Sahur Shelya asal

Baru saja ia membuka pintu depan Asrama,dirinya sudah dikagetkan dengan penampilan Nana yang basah kuyup dan sangat kotor,membuat Shelya terkejut seperti melihat hantu.

Dengan tak tau dirinya,Nana malah menyengir lebar,dengan menaikkan dua kantong kresek yang sedari tadi ia tenteng. "Hehehe"

Shelya mengerutkan dahinya dalam
"Haha,hehe. Dari mana aja lo?"
sentaknya sembari berkacak pinggang.

Nana kembali menyengir "masuk dulu ya,gue kedinginan nih." ia menyeruduk masuk mendahului Shelya.

Nana segera menyeruduk masuk mendahului Shelya,yang membuat kesabaran Shelya semakin diuji.
Dengan sisa stok kesabarannya,Shelya menutup pintu asrama.

QUINDICESIMA STANZA🔱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang