ヾ sρεciαl ερilοg (Mamaz)

408 27 40
                                    

[M-PREG] ygy 🙏🏻
































Hujan turun dengan derasnya disertai dengan suara kilatan yang cukup membuat siapapun terkejut sekaligus ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hujan turun dengan derasnya disertai dengan suara kilatan yang cukup membuat siapapun terkejut sekaligus ketakutan. Listrik padam. Hanya bermodalkan lilin sebagai penerangan di sebuah ruangan. Sudah biasa kalau tengah hujan deras dengan kilat, listrik akan dipadamkan secara keseluruhan di wilayah yang tengah mengalami hujan deras dan kilat.

Laki-laki manis itu mengeluh sakit di perutnya yang sudah buncit itu. Samar-samar tapi pasti, seorang laki-laki masuk kedalam ruangan itu dengan membawakan segelas air.

"Kak Fuma... Hiks... Sakit..." Lirihnya yang masih bersandar pada kepala ranjang dan mengelus perutnya pelan. Fuma langsung saja duduk di pinggir Yuma, istrinya yang mengeluh sakit di perutnya yang tengah mengandung 8 bulan. Fuma menyimpan gelas itu di atas nakas kecil di samping ranjang.

Dirinya langsung memangku Yuma dan dia memeluk tubuh Yuma dengan tangan kanan yang ikut mengelus perut Yuma, sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan Yuma. Yuma bersandar pada dada Fuma.

"Nak, kamu jangan gitu dong didalam sana... Kasian mamah kamu ngeluh sakit Mulu." Kata Fuma sambil menumpukan dagunya di bahu Yuma. Yuma hanya diam sambil menghela nafasnya pelan. "Masih sakit?" Tanya Fuma. Yuma refleks menggelengkan kepalanya.

"Enggak." Kata Yuma pelan. "Kan papanya datang." Lanjutnya. Jujur Fuma gemas sekali dengan istrinya ini ketika sedang hamil. Fuma langsung mencium pipi Yuma. "Kamu tuh ya, sama manja nya sama anak kita yang ada di dalam perut kamu." Kata Fuma. Yuma hanya tersenyum.

"Minum dulu, habis ini tidur." Kata Fuma sambil mengambil gelas yang tadi ia simpan di atas nakas. Yuma langsung menerima suguhan dari Fuma dan hanya meminumnya sedikit lalu mengembalikan gelasnya pada Fuma.

Yuma langsung merangkak sedikit dan duduk di sebelah Fuma. Fuma langsung merebahkan dirinya dan merentangkan tangan kirinya yang selalu di gunakan Yuma sebagai bantal. Padahal ada banyak bantal tapi Yuma lebih senang tidur di lengannya Fuma.

Yuma langsung ikut merebahkan dirinya di samping Fuma. "Kak Fuma, elus lagi perutnya." Pinta Yuma. Fuma dengan senang hati melakukannya untuk Yuma yang manja ini. "Kapan listrik nyala lagi?" Tanya Yuma. Jujur Yuma jadi tidak nyaman dengan ruangan yang kian lama kian gelap karena di luar juga hujan semakin deras dan hari pun sudah mau berganti waktu menjadi malam.

"Besok juga nyala lagi. Sekarang tidur aja, kamu pasti gak nyaman sama kondisi yang seperti ini." Jawab Fuma yang tidak berhenti mengelus perut Yuma. Akhirnya Yuma menurut dan langsung berusaha untuk memejamkan matanya.

Yuma membuka matanya perlahan kala cahaya terang menembus masuk ke dalam indera penglihatannya. Yuma melihat kanan kirinya tidak melihat Fuma di sampingnya. Akhirnya Yuma beranjak dari tempat tidur nya dan langsung mencari keberadaan suaminya itu. Yuma tahu betul biasanya Fuma akan ada didapur.
Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Masih cukup pagi menurutnya.

✔️' Soulmate 「MAMA'Z」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang