Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini adalah malam terakhir berkemah, Fuma juga hari ini patroli keliling tenda anak-anak takutnya ada yang butuh sesuatu dan gak lupa kasih tau anak-anak yang lain buat cepet tidur karena besok jadwalnya sedikit padat. Dirasa semuanya udah tidur dan tidak ada yang butuh obat-obatan ataupun hal lainnya, Fuma pun pergi dari jajaran tenda itu.
Kemarin adalah hari paling padat, dimana semua anggota kemah melakukan banyak kegiatan. Mulai dari olahraga, belajar membuat api menggunakan benda-benda yang ada di alam seperti kayu dan batu. Terakhir mereka melakukan jelajah dan berakhir di sungai untuk membersihkan diri sekalian bermain air. Mereka sempat melakukan tantangan sampai kotor-kotoran di lumpur.
Fuma lihat di sungai dekat perkemahan kayak ada anak yang lagi duduk sendirian. Akhirnya Fuma mau gak mau harus samperin kesana takutnya terjadi sesuatu. Semakin dideketin Fuma keknya kenal dengan sama tuh anak. Dugaannya gak salah lagi pasti Yuma.
"Eh cil, ngapain disini?" Tanya Fuma yang langsung duduk disamping Yuma. "Eh, kak Fuma? Gpp kak, pengen lihat bulan aja." Jawab Yuma. Langit malam itu dihiasi oleh cahaya bulan tanpa kelap-kelip cahaya bintang.
"Bukannya tidur, malah diem disini. Ada masalah?"
"Hm, belum ngantuk kak."
Akhirnya diem-dieman deh. Bingung mau ngomong apa tuh Fuma sama Yuma . Kalo dia lihat keknya ada sesuatu yang di pikirin sama Yuma.
"Kak?" Panggil Yuma tiba-tiba.
"Apaan cil?" Sahutnya.
"Kak Fuma percaya sama yang namanya ramalan gak?" Tanya Yuma. "Hm tergantung sih apa dulu yang di ramal." Jawab Fuma. "Kenapa memangnya?"
"Kalo diramal soal masa depan, kak Fuma percaya gak?"
Fuma nampak berfikir sejenak, pertanyaan itu mengingatkannya dengan kondisi dia saat ini dimana dia yang dulunya tidak percaya dengan ramalan, akhirnya percaya karena dia sudah bertemu dengan jodohnya. Dan dia juga merasakan ikatan itu.
"Gimana ya, percaya gak percaya juga sih. Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" Tanya Fuma setelah menjawab pertanyaan Yuma.
"Gpp kepo aja sih kak, hehehe." Jawab Yuma sambil senyum.
"Ya mungkin kamu gak akan terlalu paham sih sama cerita kak Fuma. Dulu kak Fuma gak percaya sama ramalan bahkan anti banget." Jelas Fuma. Yuma langsung menatap Fuma dengan tatapan penuh kebingungan.
"Tapi sekarang kak Fuma percaya, jodoh kak Fuma atau masa depan kak Fuma udah diramal dengan baik." Lanjutnya.
"Tapi kan sekarang jamannya udah beda kak, makanya kak Fuma gak percaya. Siapa yang bakalan percaya coba? Zaman udah berkembang." Komen Yuma. Fuma senyum singkat terus acak-acakin rambut Yuma karena gemas. Gak tau kenapa Fuma merasa kalau Yuma bukanlah bocil SD biasa. Dari cara berfikir nya aja udah sedikit berbeda.