05

1.5K 132 0
                                    

Seminggu sudah berlalu.

Dalam minggu ini pekerjaan sudah mulai efektif di karenakan ruang kerja milik 2 presedir sudah tertata dengan apik

Meja kerja milik renjunpun kini sudah berada di tengah tengah antara ruangan milik presedir Lee dan presedir Naa, ia memiliki 2 telfon kerja yang berbeda warna untuk menerima panggilan dari salah satu presedirnya

Jam menunjukkan pukul 09.56 pagi.
Renjun mengetuk ngetuk pena yang ia gunakan untuk mencatat beberapa saat lalu, setelah seminggu bekerja dengan pada presedir.
Renjun mulai berpikir ada keanehan disini.

Bukan kan marga yang di pakai oleh ke2 presedir berbeda?padahal mereka sama sama anak dari mending Tuan park.

"Hmmmm" renjun kini memutar mutar kursi miliknya " apa mereka anak tiri?" Gumam renjun, namun dengan cepat ia mumukul mulutnya sndiri

" renjun kau memikirkan hal  tak penting? Yang benar saja" tuturnya masi dengan memukul mukul bibirnya

" sekretaris Huang, kau sehat?"

Renjun menatap jeno yang baru saja keluar dari ruangannya, sedikit terkejut namun renjun dengan cepat tegak dari duduknya " ada yang bisa di bantu Tuan?" Tanya renjun memastikan

Jeno cukup tampan hari ini, ia memakai kacamata dan mengenakan setelan kemeja berwarna putih dengan jas hitam yang tertengger di lengannya

" masuk lah keruanganku, lalu lihat dokumen hasil kerja karyawan kita.
Tolong bandingkan dengan minggu kemarin, ku rasa ada yang salah pada dokumen itu" tutur jeno yang di balas anggukan oleh renjun.

Setelah memastikan renjun mengerti, jeno pergi, Keluar ruangan dengan sedikit tergesa gesa.

Renjun meraih sebuah pena, dan memasuki ruangan milik jeno ia mendekati meja kerja jeno dan melihat sebuah laptop yang masing menyala layarnya.

Hal apa yang membuat jeno begitu tergesa gesa sehingga untuk mematikan laptop saja ia tak sempat.

Renjun mulai membaca beberapa dokumen dan memindahkannya ke jurnal harian miliknya.
Renjun juga melihat sisi lain disaat terpampang cukup jelas kurva penurun yang agak drastis dari hasil kerja pada minggu ini.

Belum sempat renjun melihat lebih lanjut, telepon kerja miliknya yang ada di depan sana berbunyi, renjun dengan segera membereskan meja jeno dan pergi menghampiri mejanya

" iya tuan?" Tutur renjun, menunggu jawaban jaemin di sebrang sana.

" Baik tuan " renjun menutup panggilan itu, ia berjalan keluar dari ruangan untuk memanggil shotaro untuk bertemu dengan tuan jaeminnya.

Renjun tak tau pasti, tapi ia sempat berpikir bahwasannya shotaro di panggil karena masalah yang sama dengan milik jeno tadinya.

" Kau yang bertanggung jawab atas produk yang dijual bukan?" Tanya renjun memastikan, shotaro yang tadinya sedang mengotak atik laptop kini menatap renjun sembari mengangguk

"  presedir Na memanggilmu, ayo" Lanjut renjun, ia tersenyum tipis mencoba menenangkan shotaro yang terlihat sudah mengetahui alasannya di panggil sang atasan

" sekretaris Huang, aku bersumpah aku tak tau mengapa hasil penjualannya menurun, padahal setiap hari ada aja barang yang keluar" jelas shotaro dengan yakin. Renjun mengangguk, mereka memasuki lift untuk menuju ruangan jaemin

"Kau bisa menjelaskannya dengan presedir, aku akan membantu sebisaku " jawab renjun yang membuat shotaro sedikit bernafas lega.

Renjun mengetuk pintu ruangan milik jaemin beberapa kali sebelum akhirnya  memasuki ruangan itu.
Ia memberi salam kepada jaemin, dan menampilkan shotaro di hadapannya

Jaemin menatap shotaro sembari memegang sebuah dokumen " Lihat lah" pinta jaemin dengan menyodorkan dokumen tersebut

Shotaro menerimanya, dan tentu saja ia tau isi dokumen tersebut "jelaskan" pinta jaemin lagi

Shotaro meletakkan dokumen yang ia terima tadi " presedir, ini kesalahan saya. Sebelumnya saya meminta maaf atas kelalaian yang saya terima " ucap shotaro

" dan untuk alasannya, saya tidak bisa menjamin dengan pasti, beberapa barang mengalami penjualan yang cukup banyak, setiap hari tentu saja ada barang yang keluar, mungkin pada saat penghitungan ada beberapa kendala sehingga hasil menunjukan penjualan kita menurun begitu saja"  jelas shotaro panjang lebar

Jaemin mengangguk bertanda ia mengerti " lalu kau tau salahmu dimana?" Tanya jaemin memastikan, shotaro mengangguk dengan cepat.

" salah saya yang lalai dalam menghitung barang  keluar" jawabnya lagi

Jaemin menyetujui hal itu " ini peringatan pertama dan terakhir, kau tau kita banyak mengalami kerugian karena dirimu yang salah menghitung " jelas jaemin, ia kembali bertumpu pada laptopnya

" selesai, keluar lah. Dan renjun siapkan rapat untuk keluaran produk baru"

Baik renjun maupun shotaro berpamitan dan keluar dari ruangan milik jaemin

Shotaro yang hendak keluar lagi di tahan oleh renjun " Kau yakin itu salahmu?" Tanya renjun memastikan, shotaro lagi lagi mengangguk

"Bukan kah tugasmu hanya menerima barang masuk ?" Tanya renjun, lagi.

Shotaro menghela nafas, ia mengusap wajahnya  " sejujurnya tugas ini di berikan oleh sekretaris presedir Na, ia di tugaskan disana menggantikan beberapa pekerja yang mengambil cuti, sedangkan aku di berikan tanggung jawab untuk mengurusnya"

Renjun mengangguk, cukup mustahil jika shotaro yang sudah lama bekerja disini membuat kesalahan sefatal ini, tapi shotaro jga salah, karena kenapa ia tak jujur saja kepada presedir Na karena yang kena batunya hanya dia sendiri

" Pergilah, akan ku bantu nanti "

Is that  your baby

is that your baby? [ Norenmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang