Renjun memberikan sapu tangan yang membungkus beberapa helai rambut jaemin kepada giselle dengan sedikit senyuman
"Milik siapa?" Tanya Giselle sembari memindahkan helain rambut tersebut disebuah plastik lab.
"Jaemin" jawab renjun singkat, jam kerja sudah berakhir.
Karena akan pulang, renjun memilih untuk mampir ke rumah sakit dan memberikan sampel rambut milik jaemin sebelum akhirnya hilang satu persatuGiselle menatap ragu renjun yang ada di depannya " Bagaimana kau mendapatkannya" Tanya Giselle lagi
"Aku menarik dari kepalanya" tutur renjun tanpa berpikir panjang
Alis giselle menyatu mendengar jawaban renjun " begitu saja?dirinya tak memarahimu atau semacamnya?"
Renjun berdecak kesal "terima saja, yang pentingkan aku sudah membawa apa yang kau pinta"
Giselle mengangguk ragu walaupun sempat kebingungan kenapa renjun begitu kesal dengan pertanyaan yang mudah di jawab.
"Kau bisa datang esok atau lusa, kurasa laporannya sudah selesai selama itu, dan untuk DNA jeno, kurasa aku sudah memilikinya"
Renjun menatap giselle penuh dengan pertanyaan, bagaimana bisa?
Akhirnya giselle menceritakan bahwasanya jeno meminta kejelasan apa yang terjadi oleh karina, pagi pagi sekali disaat giselle akan bertugas ia datang dengan wajah yang amat sangat kusut kelihatannya.
"Dan, dia menebak bahwasanya kau lah suami dan ayah kandung dari jaenan"
Renjun menghela nafas, entah harus merasa bersyukur atau merasa gelisah.
Entahlah, renjunpun tidak tau"Tapi aku menjelaskan bahwa kitapun sedang mencari ayah jaenan, aku meminta tolong kepadanya untuk memberi sedikit sempel darah dan dia menyetujui hal itu"
Renjun mengangguk, kali ini ia bersyukur jeno tidak seribet biasanya " baiklah, aku serahkan semuanya kepadamu. Hubungi aku jika semuanya sudah selesai, aku pulang dulu"
Renjun berpamitan, ia keluar dari rumah sakit dengan perasaan tak karuan.
Jika salah satu di antara jeno maupun jaemin adalah ayah dari jaenan, maka renjun memutuskan untuk berhenti dari perusahaan dan mencari pekerjaan lain.Jeno sudah mengetahui dirinya, tak sedikit kemungkinan ia akan ingin tahu juga bagaimana dengan jaenan bukan?apalagi belum jelas bahwa ayah biologis anak tersebut siapa.
Pintu kaca mobil renjun di ketuk dan membuatnya tersadar dari lamunannya yang panjang.
Renjun dapat melihat dengan jelas bahwa jenolah yang diluar sana, dengan segera renjun keluar dan menyapa " Tuan " gumam renjun
Jeno tersenyum tipis " aku melihatmu keluar dari rumah sakit tadi" jelas jeno yang membuat renjun mengerti
"Bisa kita bicara?" Tanya jeno, renjun meremat ujung bajunya, ia tau jeno akan membahas hal apa, tapi setidaknya renjun enggan menyimpulkan semua masalah sendiri
"Tentu Tuan, masuk lah" renjun tersenyum dan meminta jeno untuk masuk kedalam mobil miliknya
Suasana di dalam mobil tersebut terasa amat sangat canggung, renjun sibuk dengan kemudinya dan jeno yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
Kurang lebih 18menit perjalanan, renjun memilih untuk berhenti di kediaman miliknya
"Kita dimana?" Tanya jenoRenjun menatap jeno " rumahku" Jawabnya
Jeno mengangguk, ia melihat renjun yang hendak keluar dan menarik tangannya terlebih dahulu " aku berani bersumpah aku tak menyentuh karina sedikitpun ren"
Renjun tertegun atas aapaa yang baru saja ia dengar.
Ia kembali duduk di tempat kemudinya " jika kau mengatakan begitu, tentu aku akan percaya, dan semoga hasil tesnyapun akan sama dengan apa yang baru kau tuturkan Tuan""Entah anakmu atau bukan jaenan nantinya, aku hanya ingin memperkenalkan dia kepadamu sebagai anakku.
Aku akan amat sangat bersyukur jika dia bukan anakmu dengan begitu jaenan akan tetap dalam dekapanku, dan aku meminta maaf atas nama karina jika memang benar anak itu bukan anakmu "Jeno melepas genggaman tangannya dari renjun
"aku tak tau dia begitu kesusahan, jadi kumohon bantulah aku untuk menemukan ayahnya jaenan " renjun keluar dari mobil, menyisakan jeno yang masi mencerna apa yang baru saja renjun ucapkanKepalanya hampir pecah, ada apa dengan karina?kenapa ia tak menceritakan bahkan sedikitpun kepada jeno tentang masalahnya yang membuat jeno menganggapnya sebagai perempuan yang jahat?
Hatinya masi sakit begitu tau ia di campakkan dan karina hamil dengan pria lain, tapi di lain sisi hatinya jga merasa sakit karena perempuan itu lebih memilih pergi untuk selamanya tanpa penjelasan apapun kepadanya.
Jeno mengusap wajahnya dengan kasar, benar kata renjun.
Yang ia tau sekarang adalah jaenan buah hati renjun
Tak lain tak bukanMasalah perihal siapa ayah biologisnya kelak, jeno yakini akan mencari lelaki itu dan merubah hidupnya jatuh kebawah sehingga merasakan apa yang namanya kehancuran.
Bersambung..