12

929 113 7
                                    

Malam ini jaenan bisa pulang, namun perasaan renjun Cukup tak tenang

Renjun menatap jaenan yang masi tertidur lelap dengan infus di tangan kirinya, ia usap wajah anak yang selama ini ia rawat dan mengecup pipinya " aku ayahmu, dan hanya aku. Siapapun ayahmu di luar sana, aku tidak akan mengizinkannya bertemu denganmu sekalipun ia bersimpah darah memohon kepadaku" tutur renjun

Hati renjun sakit, ia menyaksikan dengan jelas bagaimana jaenan menangis menahan lapar selama 2 hari lamanya di bawah jenazah sang ibu yang tergantung.

Niat renjun mengunjungi sang ponakan, membawa seluruh mainan dan pakaian yang sudah ia belikan, harap harap karina menyambutnya dengan senyuman.

Tapi apalah daya, tak ada senyuman justru tangisan yang pertama kali renjun dengar disaat mengetuk pintu rumah itu.

Renjun memilih mendobrak pintu karena tangisan jaenan tak kunjung berhenti serta pintu yang tak kunjung terbuka, renjun sibuk mengitari rumah dan melihat karina yang menggantung diri dengan jaenan di bawah kakinya.

Renjun berlari mendekap jaenan, diiringi dengan tangannya yang sibuk menghubungi polisi dan ambulance

Karina di larikan ke rumah sakit, renjun pikir masi ada harapan, tapi perkataan dokter justru makin membuatnya putus asa, karina sudah tergantung dari 2 hari yang lalu.

Jaenan mengalami dehidrasi, ia tak minum susu selama 2 hari dan hanya menangis lalu tidur dengan keadaan kelaparan.

Tak ada yang datang di pemakaman karina.
Disaat orang tua karina tau bahwasanya putrinya mengandung tanpa seorang suami, mereka memilih untuk memutuskan hubungan begitu saja.

Sejujurnya orang tua karina sudah membuat keputusan, gugurkan maka ia masi bagian dari keluarga.
Namun karina menolak, ia memilih untuk pergi keluar negeri dan mulai berdua dengan anaknya.

Tak sangka, perempuan itu tak sekuat sekeliatannya.
Ia lebih memilih menyerah daripada membereskan anak semata wayangnya seperti yang ia katakan kepada orang tuanya disaat mereka meminta untuk mengugurkan bayinya

Suara ketukan pintu membuat lamunan renjun buyar, ia tatap pintu yang mulai terbuka

"Bisa kita bicara?" Tanya Giselle

Renjun menatap jaenan sekilas lalu mengangguk, giselle membawa renjun keruangannya yang tak jauh dari kamar jaenan

Mereka duduk berhadapan, giselle memberikan sebuah amplop coklat kepada renjun yang keheranan

"Mungkin kau tak ingin tahu, tapi aku ingin tahu, amat sangat.
Selama aku mendengar bahwasanya ia hamil, aku selalu berusaha mencari mantan pacarnya, tapi tak semudah yang disangka.
Namun setelah aku bertemu dengannya, pria itu mengatakan bahwa mereka tak pernah berhubungan badan"

Renjun berdecak, ia meletakkan amplop tersebut di meja begitu saja " Kau bodoh? Lempar batu sembunyi tangan, kau tau maksudnya bukan?lagi pula maling mana yang akan mengakui perbuatannya"

Giselle menghela nafas, ia selalu bertemu dengan orang orang yang keras kepala " maka dari itu, bukalah amplop ini dan cari tahu ayah dari keponakanmu itu"

"Dia anakku" tutur renjun tak suka

Giselle mengangguk " Maaf "

Renjun membuka amplop yang diberikan oleh giselle, disana terdapat 3 lembar foto "maksudmu?"

"Kau bekerja di perusahaan mereka bukan?terakhir kali kita bertemu disana, ambillah apapun. Entah sikat gigi, rambut, atau darah. Ambil salah satu dari itu di diri mereka, kita harus mengadakan tes DNA"

Renjun mengepalkann tangannya, bagaimana tidak, orang yang ada di dalam foto tersebut dua dantaranya adalah atasannya, jeno dan jaemin.

"Kau yakin karina pernah mempunyai hubungan dengan mereka ber3?"

Giselle mengangguk " jeno bilang, mereka tak pernah berhubungan badan, dan jaemin?aku tak bertanya"

Renjun menatap giselle kebingungan
"Kami pernah bersama, aku tak ingin bertemu dengannya"

Renjun mengangguk bertanda ia mengerti " Lalu dia?" Tanya renjun sembari menunjuk pria lainnya

"Dia kai, aku tak tau pasti dia dimana. Tapi selama kehamilann karina.
Pria itu cukup sering menemuinya"

Renjun mengusap wajahnya, apa yang ia dapat dengan mencari tahu ini semua?
Renjun tak ingin jaenan bertemu dengan Ayah kandungnya, dan renjun tak ingin meminta pertanggungjawaban nafkah pula karena ia jamin bisa menghidupi jaenan seorang diri.

Bagaimana jika salah satu di antara mereka benar benar ayah jaenan?apa mereka akan mengambil jaenan dan memisahkan mereka melihat ke3 pria itu kekuasaannya jauh diatasnya?

Renjun menyayangi jaenan seperti buah hatinya sendiri, jika jaenan diminta untuk hidup dengan Ayah kandungnya, bagaimana nasib renjun?

"Jika memang salah satu di antara mereka ayah jaenan, aku yang akan menghubungi mereka ren. Aku tak berniat menjauhkan kalian berdua, aku hanya ingin pria itu tahu bahwasanya ia telah membunuh seorang ibu dan membuat anaknya sendiri menjadi piatu.
Percayalah, mereka harus bertanggung jawab atas kematian karina, dan aku harus tau mengapa ia memutuskan untuk tidak bertanggung jawab atas anaknya sendiri"

Renjun memejamkan matanya, benar.
Apa yang di katakan giselle benar, bayang bayang karina yang menjalani hidup seorang diri dengan bayi di sampingnya membuat hati renjun berdenyut ngilu.

"Bukan hanya kau dan jaenan yang kehilangan karina, aku juga kehilangan sahabatku serta segela kegembiraan dan senyumnya ren"



Bersambung....

is that your baby? [ Norenmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang