07

1.4K 135 1
                                    

Pagi ini kantor hanya akan berlangsung setengah hari.

Renjun lebih memilih menitipkan jaenan dengan Ningning dari pada harus menitipkannya ke daycare

Tangan renjun sibuk mengobrak abrik meja kerja karena sedari sesampainya ia di kantor, dirinya ini tak mendapatkan buku catatan yang biasanya ia bawa kemana mana

Jam menunjukan pukul 9, berarti 20 menit lagi renjun harus kebawah untuk mengecek beberapa barang dan mencatat pengeluaran dari departemen keuangan

" sekretaris Huang " renjun tersentak, ia menatap jaemin yang akan memasuki ruangannya

" iya Tuan?" Tanya renjun sembari tersenyum tipis

Jaemin memandang renjun dengan aneh, namun dengan cepat menetralkan wajahnya " kehilangan sesuatu?" Tanya jaemin, renjun menggeleng ragu

Ia akhirnya mengangguk, jaemin mengeluarkan sapu tangan dari saku  dan memberikannya kepada renjun

Melihat hal itu, Renjun dengan ragu menerima sapu tangan tersebut " sebelum bekerja cek penampilanmu terlebih dahulu, ada saos"  setelah berucap demikian, jaemin memasuki ruangannya.

Meninggalkan renjun yang buru buru mencari kaca dan benar saja, ada noda saos yang tertinggal disana
Renjun menghela nafas pelan, sebelum akhirnya menuju toilet.
Ia  membasahi sapu tangan milik jaemin dan mengusap noda tersebut dengan pelan.

Serasa sudah bisa di bilang bersih, renjun kembali ke ruangannya, ia lihat jeno yang tengah berdiri sembari melihat buku yang tampak tak asing di mata renjun

Jeno cukup peka atas kedatangan renjun, ia maju beberapa langkah dan menyerahkan buku catatan milik renjun kepadanya " tertinggal di ruanganku" tutur jeno, renjun tersenyum sembari menerima buku tersebut

"Terimakasih Tuan, aku pikir ini hilang" jawab renjun sembari membungkuk

Jeno mengangguk" Tolong pesankan aku makanan, aku belum sarapan" sambung jeno kembali, yang di balas anggukan dan senyum kecil dari renjun

Jeno yang melihat bahwasanya renjun mengerti, kini melangkah memasuki ruangan miliknya sendiri, sedangkan renjun berlari menghampiri ruangan milik jaemin.

Bertanya apakah pria itu ingin sarapan juga atau tidak " Tuan aku akan memesan sarapan, kau ingin sesuatu?" Tanya renjun, jaemin yang tadi sibuk dengan pekerjaan kini menatap renjun

Cukup lama, renjun bahkan sampai mati gaya karena tak pernah di tatap selama ini.

"Tuan?" Panggil renjun lagi, ia sedikit khawatir apakah atasannya itu sebetulnya sedang berpikir atau tidak.

"Jus saja, tolong antarkan kesini"

Renjun mengangguk, ia keluar dari ruangan kerjanya, turun kebawah menuju kantin perusahaan.

Selama perjalanan renjun hanya diam, ia memikirkan bagaimana cara berbicara dengan jaemin tentang masalah shotaro dan sungchan.
Maksud renjun, sungchan seharusnya berjalan bertanggung jawab karena apa yang terjadi itu kesalahan dirinya, bukan shotaro

Setelah memesan, renjun kembali keatas, pesanannya akan di antar oleh orang kantin perusahaan.
Ia melewati beberapa departemen yang terlihat para anggota sibuk berdiskusi

Langkahnya terhenti disaat melihat giselle yang baru saja muncul di balik lift yang akan ia naiki

Matanya membulat sempurna, begitupun dengan giselle.
Perempuan yang hampir 2 tahun renjun cari cari

Melihat renjun yang ada di depannya, giselle dengan cepat cepat menekan tomblol lift agar pintunya tertutup, tapi siapa sangka?refleks renjun lebih cepat dari pada dugaan

Ia menahan pintu lift dan menarik giselle untuk keluar, renjun membawa giselle mendekati tangga darurat.

Tak ada penolakan, wanita itu hanya diam di belakang renjun, hingga akhirnya dengan keheningan yang menyelimuti renjun bertanya " kemana saja kau selama ini?"

Giselle berdiam diri, ia menggigit pipi dalamnya untuk menghilangkan kegugupan "aku bertanya padamu!"

Giselle menangis, renjun tak peduli.

Ia perlu tau kemana saja perempuan yang ada di hadapannya ini " renjun aku minta maaf"

Renjun mengepalkan tangannya menahan amarah, giselle menjawab di luar pertanyaan

"Ku mohon, beritahukan aku sesuatu.
aku merelakan hampir setengah hidupku untuk dirinya, tapi kau malah menutup mulutmu disini"

Giselle mengusap pipinya, ia menggenggap erat tangan renjun dengan bibir yang bergetar "apa dia baik baik saja?aku tak punya keberanian untuk menemui-

"dia meninggal"

Giselle mematung, genggaman tangannya pada tangan renjun terlepas, badannya bahkan kehilangan kendali " A-aku harus pulang"

Giselle berdiri, dengan tumpuan tangga di sebelahnya, matanya kini berlinang air mata, renjun yang melihat hal itu hanya menghela nafas tak tau harus berbuat apa
" aku antar "

Renjun akhirnya membopong tubuh giselle untuk kembali pulang, ia bahkan memanggilkan taxi untuknya.
sebelum menutup pintu,  renjun tatap giselle yang hanya menatap kosong kedepan

" aku menunggu penjelasanmu " tutur renjun sebelum akhirnya menutup pintu taxi dan membiarkan wanita itu pergi menjauh.

Renjun mengusap wajahnya dengan kasar, ini di luar ekspetasi renjun.

Kenapa giselle kemari? apa urusanny disini? Ntahlah, tapi yang pasti renjun tau giselle datang bukan untuk mencari dirinya.

Is that your baby?

is that your baby? [ Norenmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang